Jaemin dan Jeno masih sama-sama terlelap dalam posisi tubuh saling berpelukan, dengan Jaemin yang membenamkan wajahnya pada dada bidang Jeno, sedangkan tangan Jeno masih setia melingkar pada tubuh mungil itu, sama-sama mencari kehangatan dan kenyamanan satu sama lain.
Tentu saja hanya Jeno yang benar-benar tertidur, sedangkan Jaemin hanya sekadar memejamkan mata mencoba mengimbangi dan meyakinkan Jeno bahwa ia benar-benar lelah dan kesakitan.
Tak peduli hembusan angin pagi menyapa kulit mereka yang masih full naked tak terbungkus pakaian apapun, hanya mengandalkan selimut bulu yang untungnya masih cukup untuk melindungi serangan langsung dari hawa dingin pagi hari itu.
Jaemin semakin membenamkan wajahnya pada tubuh Jeno, menghirup aroma khas yang menguar dari tubuh kokoh itu, mengantarkan Jaemin pada perasaan tenang, sebuah perasaan yang semakin menguatkan keyakinan Jaemin.
Jaemin ingin seperti Jeno, memiliki Jantung yang selalu berdetak, tubuh yang hangat, menyandang status sebagai manusia, merasa sakit dan pada akhirnya menemui kematian dan mengakhiri semua petualangannya.
Dan jika memungkinkan, menghabiskan masa senjanya dengan seseorang yang ia cintai dan juga mencintainya. Menua bersama entah sambil meminum secangkir cokelat panas dirumah ataupun saling menggenggam dan saling menguatkan bersama dirumah sakit.
Tampaknya akan sangat menyenangkan, bukan?.
Setelah cukup lama berada pada posisi nyamannya, Jaemin membuka kedua matanya, mencoba bangkit dan sedikit mengangkat tubuhnya dengan sangat pelan, Jaemin tak ingin mengganggu dan membuat Jeno terbangun.
Dari posisinya saat ini, Jaemin dapat dengan leluasa menatap dan mengagumi keindahan tubuh dari seorang Lee Jeno.
Jaemin meneguk ludahnya dengan kasar.
Kenapa dia merasa 'haus' lagi sekarang?
Jaemin mengarahkan tangannya mengelus dengan lembut rambut hitam pekat Jeno yang membuat tampilannya semakin terlihat sexy dimata Jaemin. Tangan itu turun menyentuh dengan lembut permukaan wajah Jeno, mengelus lembut bulu mata indah Jeno, turun menyentuh area pipi Jeno yang terasa sangat hangat, hingga tangan lentik itu kini berhenti tepat pada permukaan bibir Jeno.
Lagi, Jaemin meneguk ludahnya dengan kasar.
Pikirannya melayang mengingat bagaimana bibir padat Jeno bermain dan menyesap bibirnya dengan sangat sensual, bagaimana lidah mereka berperang didalam sana saling menyalurkan dan berbagi saliva masing-masing.
Sungguh pengalaman pertama yang sangat luar biasa.
Tangan Jaemin turun mengelus rahang tajam Jeno, leher, dan juga tak lupa menyentuh gundukan jakun pemuda tampan itu.
Jeno benar-benar seperti sebuah seni dengan pahatan yang sempurna, semua yang ada pada Jeno benar-benar membuat Jaemin merasa jatuh, Jaemin telah jatuh pada pesona polisi tampan itu.
Tangan itu terus bergerak, hingga kini berhenti tepat pada satu titik, Jaemin ingin memastikan satu hal.
Jaemin memejamkan matanya, mencoba berfokus pada sebuah titik pada tubuh Jeno.
Jaemin merasakannya, detak itu, detak jantung yang sama, detak jantung yang telah lama ia rindukan, detak jantung yang untuk pertama kalinya berhasil membuat Jaemin merasakan detakan yang sama pada tubuhnya.
Lelaki itu, lelaki yang selama ini selalu menjadi alasan dibalik keberadaan Jaemin hingga saat ini, lelaki yang selalu ia rindukan dan selalu ia gambarkan pada bulan kesayangannya, kini tengah berada tepat dihadapannya. Diatas ranjangnya.
Bahkan... 🌚🌚
Mata Jeno perlahan terbuka, menangkap sosok Jaemin dalam posisi setengah duduk dan tengah menyentuh tubuhnya. Sebuah senyuman tercetak pada bibir Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Vampire [NOMIN] 🔞 END
VampirNa Jaemin, sesosok Vampire yang terkenal dengan visualnya yang luar biasa, harus melewati dinginnya hidup selama ribuan tahun ditemani oleh kesendirian, demi menanti kelahiran kembali sang Putera Mahkota si 'cinta Pertama' nya. Akankah Cinta Pertam...