"Nana..
Nana hyung!"
Jaemin menolehkan wajah saat telinganya menangkap sebuah suara yang tak asing baginya. Sebuah suara yang berasal dari sebuah mobil sedan yang tak kalah mewah dan mahal dari mobil Mark.
Dikursi penumpang terlihat sesosok manusia manis dengan kulit putih bersih dan juga senyum yang cukup manis.
"Heemm??" Jaemin mengerjapkan matanya mencoba untuk mengingat sosok manusia bersuara nyaring tersebut "Chenle?"
"Iya, ini aku. Hyung ada perlu apa disini?" Chenle segera berlari dan menghamburkan tubuhnya pada Hyung kesayangannya yang sebenarnya baru saja beberapa hari ia kenal.
"Haah, aku? A-aku, oh ya sebenarnya i-itu, anu, apa"
Heemmm??" Chenle mengernyitkan keningnya tak paham dengan penuturan Jaemin.
"Aa-anu, itu"
"Sudahlah, ayo ikut aku"
"Ikut? Kemana?"
"Ayo ikut saja, aku hanya ingin mentraktirmu makan malam hari ini, anggap saja sebagai tanda terima kasihku atas bantuanmu malam itu"
"Hahahaa baiklah"
Jaemin tersenyum canggung, namun tetap memenuhi ajakan dari sang manusia manis itu.
Namun sepertinya hal ini bukanlah hal yang buruk, meski tak melihat dari awal, namun Jaemin cukup yakin jika mobil Chenle barusan keluar dari rumah mewah yang beberapa menit lalu baru dimasuki oleh Mark.
Siapa tau Jaemin bisa mendapatkan sebuah informasi besar dari pemuda manis yang entah sejak kapan mulai menganggap dirinya sebagai Hyung kesayangan.
Flashback on
"bolehkah?"
Jaemin menanggapi pertanyaan Jeno dengan ragu.
Sungguh nafsunya pun sudah memenuhi kepalanya saat ini, hanya saja akal sehatnya masih kuat untuk menentang.
Bagaimana jika ia salah langkah?
Apakah sudah saatnya ia memasuki masa 'kematiannya'?
"aku, aku ma-"
Kriiiing
Kriiiing
Jeno dan Jaemin dikejutkan dengan alarm panggilan yang terhubung dari Klinik miliknya.
Jaemin memang sengaja memasang alarm itu, agar ia tak selalu harus stand by berada di kliniknya, namun akan selalu siap jika terjadi keadaan darurat.
"dokter, mohon segera menuju klinik, ada pasien kecelakaan yang sedang kritis"
Jaemin segera bangkit dari ranjangnya, memakai kembali semua pakaian yang sebelumnya sempat terlepas.
Tak lupa Jaemin menatap kearah Jeno yang tengah terduduk lesu diujung kasur, menyesali pikiran bodoh yang sempat merasukinya.
"Jen, maafkan aku, tapi-"
"tidak Na, aku yang harusnya meminta maaf" Jeno berdiri mendekati Jaemin, menangkup dua pipi gembil itu dan mengecup kening Jaemin sekilas. "maafkan aku Na, aku lepas kendali"
"tak apa, aku janji suatu hari nanti pasti akan kuberikan padamu, dan hanya kau yang akan memilikinya"
Jaemin tersenyum, mengecup bibir Jeno dan segera berlalu menuju ruang kliniknya meninggalkan Jeno dengan pipinya yang sudah memerah.
Setibanya disana, didalam ruangan berukuran 4X4 dengan cat putih mendominasi itu, Jaemin terkejut melihat sesosok manusia yang sudah dipenuhi dengan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Vampire [NOMIN] 🔞 END
VampirosNa Jaemin, sesosok Vampire yang terkenal dengan visualnya yang luar biasa, harus melewati dinginnya hidup selama ribuan tahun ditemani oleh kesendirian, demi menanti kelahiran kembali sang Putera Mahkota si 'cinta Pertama' nya. Akankah Cinta Pertam...