"Bagaimana Ren?"
Tak ada suara, hanya sebuah gelengan ringan yang mampu diberikan pemuda mungil tersebut, sembari menatap sendu lantai granit berwarna cerah itu, ia melangkah keluar dari sebuah kamar yang telah dimodifikasi sedemikian mungkin sehingga tampak seperti ruang perawatan pada sebuah rumah sakit.Jeno kembali meneteskan butiran air matanya. Ia kembali kehilangan semangatnya.
Tangan kekarnya masih setia mengusap lembut punggung tangan sang kekasih yang tampak sangat nyaman berada dialam tidurnya.
"Hei Naa, kamu lagi apa disana?..
.. disana nyaman banget ya, sampai kamu gak ingat ada aku disini?..
.. bangun sayaang, aku rindu kamu"
Telah dua minggu lamanya kekasih manisnya itu tak sadarkan diri.
Selama itu jua Jeno dan Jaemin berada di Villa milik Jaemin, jujur saja semuanya menjadi sangat sulit sekarang, terlebih aura Vampire Jaemin telah menyeruak keluar dengan kuat sejak hari itu.
Awalnya hanya ada mereka berdua, namun Jeno akhirnya memutuskan untuk menghubungi Renjun, dan meminta bantuan lelaki manis itu untuk ikut merawat Jaemin disana.
Mau bagaimana lagi? Jeno tak paham sedikitpun dengan alat-alat medis, untunglah Renjun tak menolak bahkan sangat senang saat dirinya bisa merawat atasan yang telah menjadi sahabatnya itu. Dan untungnya lagi, Renjun tak banyak bertanya tentang hal ini, ia percaya apapun yang Jeno lakukan semata hanya untuk keselamatan Jaemin.
Jeno benar-benar memutus semua aksesnya dengan dunia luar, ia tak sekalipun menerima panggilan dari siapapun kecuali Renjun, tak peduli bagaimana nasib keluarganya dirumah, bagaimana dengan pekerjaannya yang terbengkalai, yang ia tahu hanya bertahan disini hingga kondisi Jaemin kembali pulih.
Begitupun dengan klinik milik Jaemin, Jeno memutuskan untuk menutup klinik itu dalam jangka waktu yang tak bisa ditentukan, ia hanya beralasan ingin memberi ruang pada Jaemin untuk beristirahat, Jeno juga tak lupa memberi pesangon kepada pekerja lain, sekaligus berjanji untuk kembali mempekerjakan mereka jika klinik kembali dibuka suatu hari nanti.
Jeno menatap inci perinci tubuh lemah sang pujaan yang masih terbaring lemah itu, pipinya yang beberapa hari lalu sudah mulai terisi, kini kembali tirus, rambutnya tampak mulai kusam, bibirnya pucat, selang infus dan beberapa alat medis lain melekat pada tubuhnya. Bahkan Jeno masih dapat melihat jelas, bekas menghitam yang melingkar pada bagian leher Jaemin.
Jeno tak yakin apakah semua alat-alat itu akan berpengaruh kepada tubuh Jaemin atau tidak, setidaknya ia telah mencoba dan melakukan yang terbaik untuk Jaeminnya.
Ia tak henti-hentinya menyalahkan dirinya sendiri, bahkan jika boleh, ia siap menukar nyawanya sendiri, asalkan kekasih manisnya itu bisa terbangun dan kembali melanjutkan hidup seperti biasa.
.. DIA MILIKKU!!"
"Jangan bodoh Jeno!! Dia monster dan kita harus melenyapkannya!!"
"Tidak!! Jangan pernah berkata dia monster!! Dia hanya Vampire manis yang bahkan tak pernah melukai siapapun!! Biarkan dia hidup dengan baik disini!!"
"Sadar Jeno!! Buka matamu!! Ada darah manusia yang mengalir pada tubuhnya!! Vampire yang kau bilang manis itu, sudah memangsa manusia-manusia tak bersalah!! Ia pantas untuk dilenyapkan"
"Tutup mulutmu Pak Tua!!"
"Kau yang harus menutup mulutmu dan terima takdirmu Jeno!!..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Vampire [NOMIN] 🔞 END
VampireNa Jaemin, sesosok Vampire yang terkenal dengan visualnya yang luar biasa, harus melewati dinginnya hidup selama ribuan tahun ditemani oleh kesendirian, demi menanti kelahiran kembali sang Putera Mahkota si 'cinta Pertama' nya. Akankah Cinta Pertam...