23. Lamaran

2.1K 157 12
                                    

"Mark" Haechan memanggil lirih pemuda tampan yang tengah menengadahkan kepalanya menatap langit hari ini yang tampak cerah, tak seperti hatinya yang tengah merasa kacau.

Mark akui, ia sangat mencintai Haechan, ada keinginan untuk memiliki Haechan sepenuhnya, namun ia juga menyesali perbuatannya semalam, tak seharusnya ia kelepasan dan malah melakukan hal yang bodoh pada orang yang amat sangat ia sayangi itu.

Mark menoleh dan mendapati Haechan dengan raut wajah yang sama sekali tak dapat Mark pahami.

Mark segera menundukkan wajahnya, ia terlalu malu untuk memandang wajah lelaki manis yang beberapa minggu terakhir telah menempati tempat istimewa dihatinya.

Haechan merasa sangat jengah melihat Mark yang berperilaku seperti ini.

Hei ayolah, disini Haechan lah yang kehilangan keperawanannya, kenapa malah Mark yang menghindar dan merasa buruk? Bukankah harusnya sekarang Haechan mengamuk dan memberikan sumpah serapahnya pada lelaki camar itu? Dan Mark harusnya yang memohon maaf sambil bersujud dikakinya.

Tapi kenapa sekarang malah Haechan yang harus mengejar dan menenangkan Mark? Toh Haechan pun juga sama sekali tak menyalahkan Mark. Haechan sadar betul semua ini hanya 'kecelakaan', dan bukan hal yang mereka inginkan.

Semua terjadi setelah mereka sama-sama menghabiskan minuman berwarna merah yang hanya tampak seperti sirup biasa. Hingga sesaat setelahnya baik Mark maupun Haechan sama-sama merasa panas dan sesak pada tubuh bagian bawah mereka.

Saat itu Renjun sudah terlebih dahulu membawa Lucas pergi kekamarnya karena pemuda jangkung itu mabuk dan sempat mengelurkan isi perutnya dihadapan Renjun, sedangkan Jaemin dan Jeno mereka berpamitan untuk berkeliling, jalan malam menikmati angin sejuk pinggir pantai malam itu.

Hingga tinggallah mereka berdua dengan nafas yang sudah tak beraturan dan nafsu yang sudah menggebu-gebu.

'Aish, seperti anak perawan saja'

Haechan hendak beranjak dari sana meninggalkan Mark, sebelum akhirnya ia merasakan sepasang tangan melingkar dipinggangnya, sebuah pelukan hangat terasa membungkus tubuhnya dari belakang.

Mark menarik tubuh Haechan, hingga punggung Haechan kini telah bersandar nyaman pada dada bidang Mark. Haechan dapat merasakan hembusan nafas dalam dari Mark dan detak jantung yang cepat menandakan bahwa Mark sedang mengkhawatirkan sesuatu.

"Maaf"

"Mark?"

"Maaf, maafkan aku Chan, tak seharusnya aku--"

Mark menghentikan kalimatnya saat Haechan melepaskan tangan Mark yang melingkar dipinggangnya, membalik tubuhnya, dan dengan segera Haechan memeluk Mark, melepaskan semua kekhawatiran dan ketakutan yang sempat mengganggunya.

Jujur saja, saat Haechan terbangun dalam keadaan kacau dan tak menemukan Mark disisinya, ia sempat berfikir yang tidak tidak. Ia tahu bahwa semuanya memang terjadi begitu saja, tapi ia juga takut, takut jika Mark merasa jijik dan malah memandang rendah pada dirinya.

"Jangan diam Mark, jangan mendiamkan aku, aku terlalu takut untuk kenyataan yang tak aku ketahui kedepannya bagaimana, aku takut Mark"

"Maafkan aku Chan, aku tau semalam itu adalah sebuah kesalahan"

"Kesalahan?" Haechan melepaskan pelukannya dan kembali menatap Mark, namun kali ini dengan tatapan yang berbeda.

Apa-apaan itu, kesalahan? Jadi Mark hanya menganggap dirinya sebagai sebuah kesalahan?

Mark yang mengerti perubahan raut wajah Haechan segera menangkup pipi Haechan dan mengusapnya dengan lembut.

"Bukan, bukan itu maksudku, aku hanya menghormati dan menghargaimu sebagai pasanganku, aku ingin menjagamu, dan aku merasa bersalah karena telah merusakmu"

My Sweet Vampire [NOMIN]  🔞 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang