REAGAN | 20

171 10 0
                                    

Pukul setengah 9 malam, Regan dan Ainsley berpamitan pada orang tuanya untuk keluar sebentar membeli bahan makanan di supermarket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul setengah 9 malam, Regan dan Ainsley berpamitan pada orang tuanya untuk keluar sebentar membeli bahan makanan di supermarket. Awalnya Zie tidak mengizinkan perihal tentang kejadian tadi, namun Ken menahan istrinya untuk tidak mengingatkan kejadian itu lagi. Biarkan Ainsley melupakan sejenak masa lalunya. Akhirnya mau tidak mau Zie membiarkan Ainsley pergi bersama Regan.

Rega melajukan gas motornya meninggalkan rumah Ken, menuju Supermarket terdekat. Rencana Ainsley ingin membuat Aci telor dituruti Regan, daripada nantinya Regan yang kena imbasnya dilarang tidur dikamar Ainsley.

Ketika keduanya duduk bersama dicaffe untuk minum, Ainsley berkata. “ Gue liat muka lo memar, abis ngapain?” tanya gadis itu baru sadar perubahan wajah adiknya.

“Biasa urusan cowok.”

“Urusan cowok itu banyak. Berantem kan lo sama Fathan?!” Ainsley berkata mengangkat jari telunjuknya diwajah tampan Regan.

“Kagak.” kilah Regan mengalihkan pandangannya.

Ainsley mendengkus kesal, menarik dagu Regan menghadapnya. “Batu sih lo, nih liat memar gini. Bisa gak sih lo jangan bikin gue khawatir mulu!” pungkasnya menahan kekesalan.

“Sorry Kak, gue cuma gak pengen dibilangin pengecut sama Fathan.”

“Tapi dengan cara gak lukain diri lo sendiri. Lo tau kan gue kayak apa? Gue gak bisa liat lo terluka Regan, cukup gue aja yang lukain jangan orang lain!” seru Ainsley tertahan karena tangisannya yang siap meledak kembali.

“Kak.” Regan memegang bahu Ainsley agar tenang.

“Jangn terluka lagi,” pinta gadis itu melemah.

“Syutt udah.. maafin gue ya. Gue janji gak akan bikin lo khawatir lagi.”

“Gue sayang sama lo Regan.” ungkap Ainsley menyeka air matanya.

“Gue lebih dari segalanya.”

Ainsley memanyunkan bibirnya sejenak sebelum melihat kembali luka memar Regan dirahang cowok itu. Tangan mungilnya dengan lihai mengusap rahang Regan, bermaksud mengurangi rasa sakit yang dirasakan Regan karena sesekali cowok itu meringis menahan sakit saat lukanya Ainsley pegang.

Cup

Ainsley mengecup rahang Regan lembut, “Masih sakit?” tanya gadis itu dengan senyum manisnya.

“Enggak kak, udah sembuh soalnya dicium cewek cantik sih.”

“Apaan sih mulai kan,” Ainsley tertunduk dalam menahan malu akibat godaan dari Regan.

“Hahah gemes banget pipinya merah, pengen dicubit.” ujar Regan gemas lalu menarik pipi Ainsley dengan kencang.

“REGAN SAKIT!” teriak gadis itu menepis lengan Regan sambil memayunkan bibirnya maju kedepan.

“Jangan gemes gemes gini didepan cowok lain, apalagi Saga.” titah Regan dengan intonasi sedikit tegas.

Ainsley tersenyum penuh arti, menaik turunkan alisnya sambil berkata. “Cemburu banget kayaknya sama Saga.” Ainsley menoel-noel pipi Regan bermaksud menggoda adiknya.

REAGAN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang