REAGAN | 04

414 32 10
                                    

HELO PANGGIL AKU MAMISIN....

UDAH SIAP KETEMU REAGAN DAN AINSLEY?

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN, ITU SANGAT BERHARGA BUAT AKU SATU VOTE DAN KOMEN DARI KALIAN😁

SO, LANGSUNG AJA GUYS!

⚠️REAGAN⚠️

⚠️ HAPPY READING REAGANVERS⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️ HAPPY READING REAGANVERS⚠️

×××

M

eja makan yang biasanya ramai suara celotehan Nanda dan pertengkaran kecil antara Regan dan Ainsley kini sunyi tanpa suara bising. Nanda? Gadis kecil itu sudah berangkat terlebih dahulu bersama temannya karena ada hal penting yang harus diurus disekolah mereka. Regan, lelaki beranjak dewasa itu sedang terbaring lemah karena tangannya tidak bisa digerakkan, jika dia memaksa akan terasa ngilu didalam tulangnya. Awalnya dia tidak peduli dan tetap masuk sekolah, namun saat melihat tatapan Zie yang begitu tajam dan menusuk, Regan mengurungkan niatnya untuk sekolah dan memilih menelfon Gion untuk membantunya izin kepada pihak sekolah.
Saat Regan akan beranjak dari kasurnya untuk bangun dan makan pagi. Namun tangan seseorang menahannya dan duduk disebelah Regan, membuat lelaki itu mengerutkan kedua alisnya bingung. Kenapa Kakaknya ada disini? Apa dia tidak bekerja hari ini? Seakan tau tatapan Regan, Ainsley menghembuskan nafas sambil menyendokkan bubur putih kepada adiknya.

"Kakak libur, mau nemenin kamu sampai sembuh. Hari ini Papah dan Mamah harus pergi keluar kota dan dirumah gak ada siapa-siapa yang bisa 24 jam jaga kamu." jawab Ainsley.

"Kamu?" beo Regan.

"Udah makan aja, gak usah protes!" ancam Ainsley menyerahkan satu sendok bubur didepan mulut Regan dan diterima baik oleh adiknya itu.

"Iya bawel."

Dengan telaten Ainsley menyuapi Regan hingga bubur putih yang berada di mangkuk sudah tandas tak bersisa. Ainsley tersenyum cerah lalu menyambar obat Regan membukanya perlahan, lalu memberikan obat tersebut kepada Regan.

"Gak enak kak, pahit." tolaknya.

"Namanya obat ya pahit, kalau gak mau pahit minum aja es marimas." sahut Ainsley ketus.

"Boleh tuh kak, kan enak es marimas. Kangen sekolah kak." rengek Regan manja.

"Malu sama umur, udah gede kayak bocah." gerutu gadis itu mencibirkan bibirnya.

"Serah gue lah."

Karena sudah kesal dengan tingkah Regan yang semakin menjadi. Ainsley menggerus obatnya didalam sendok lalu menaruh sedikit air agar adiknya itu bisa memakan obat dengan baik. Tangannya disodorkan didepan mulut Regan dan diterima ragu-ragu oleh lelaki itu. Wajahnya meringis menahan rasa pahit didalam mulutnya membuat Ainsley tertawa kencang.

REAGAN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang