REAGAN | 08

308 21 14
                                    

Langkah Regan terhenti saat melihat siluet seorang gadis berdiri diantara tumpukan material bekas bangunan lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah Regan terhenti saat melihat siluet seorang gadis berdiri diantara tumpukan material bekas bangunan lama. Mata Regan memincing seperti tahu bentuk tubuh gadis itu dan dia sangat mengenalinya. Tanpa menunggu kelamaan Regan mendekat lebih dalam agar bisa mendengar apa yang dibicarakan gadis itu dengan si penelpon.

"Iya gue tau, tapi sabar dong. Lo kira ambil hatinya Regan sama Gion gampang." sungut gadis itu tak terima.

"....."

"Iye nanti gue kabarin kalau udah berhasil."

Gadis itu dengan kesal mematikan sambungannya. Nafasnya memburu namun senyuman tajamnya bisa Regan lihat bahwa gadis ini memang mempunyai rencana jahat entah kepada siapa itu.

"Dapetin hatinya Gion sih gampang, dapetin Regan si kulkas 12 pintu ini yang susah." gumamnya.

"Apanya yang susah." sahut Regan mendekati gadis itu.

"R-regan lo kok-"

"Kenapa, hm? Lo mau milikin gue sama Gion secara bersamaan? Murahan banget. Jalang yang keberapa lo di club malem, udah pernah dicobain sama adik gue Jefran?" seloroh Regan tanpa memikirkan ucpaannya kasar atau tidak.

Gadis itu mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Jaga mulut lo ya, Gan!" sergahnya.

"Gue omong sesuai fakta dan kenyataan." sahut Regan datar.

"Lo-" gadis itu mati-matian mengepalkan tangannya kuat-kuat agar emosinya tidak memuncak.

Regan menyeringai tajam. "Mau pukul gue? Silahkan tapi jangan harap lo bisa dapetin Gion setelah ini." tuturnya tajam.

Gadis itu berdecak tidak karuan. Rencananya sudah diketahui oleh Regan dan itu akan membuat sebagian bahan setengahnya akan hancur kalau sampai cowok didepannya ini mempengaruhi sahabatnya nanti. Daripada membuat masalah akhirnya gadis itu memilih pergi dari hadapan Regan, membebaskan diri dari jeratan cowok itu. Namun ternyata salah. Regan tetaplah Regan, cowok yang tidak suka jika orang terdekatnya diusik.

"Lo pikir siapa bisa lepas dari gue gitu aja, gue ikutin alur permainan lo cewek jalang." Regan tersenyum miring memandang gadis itu dari kejauhan.

Langkahnya mulai maju meninggalkan gudang tersebut. Gudang yang penuh dengan material bangunan lama dan jarang dikunjungi atau bahkan tidak pernah didatangi oleh orang. Regan tahu gadis yang tadi menjauh dari kerumunan supaya tidak ada cctv atau orang yang mendengar jelas apa yang dia rencanakan. Regan memasuki kelasnya dan melihat Gion sedang duduk bersama Nazla dibangkunya.

"Minggir, ini bukan tempat bucin lo berdua." usir Regan pada keduanya.

"Sirik lo, Gan. Makanya cari pacar bukan musuh," sahut Nazla kesal.

"Serah gue." balas Regan tak peduli.

Nazla menarik nafas dalam memejamkan mata berusaha meredam emosinya yang meluap-luap, "Pergi dari sini aja Gi, stres gue ngadepin temen gila lo satu ini." sungutnya.

REAGAN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang