REAGAN | 25

135 9 1
                                    

Siang hari ini, keadaan sangat terik menyengat seluruh aktivitas manusia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang hari ini, keadaan sangat terik menyengat seluruh aktivitas manusia. Matahari yang berada diatas kepala seakan membuat mereka semua rasanya ingin berdiam diri didalam rumah. Merebahkan tubuh yang mulai lelah akibat pekerjaan yang mereka jalani.

Seperti sekarang ini, Ainsley sedang berada disebuah lapangan bersama Boby, atasannya untuk urusan kantor. Tidak hanya mereka berdua, ketiga sohib Ainsley beserta beberapa staf pun ikut untuk memantau proyek yang akan mereka jalankan beberapa bulan kedepan.

Setelah kemarin Ainsley menghabiskan waktu bersama Regan, kini dia harus kembali bekerja bersama yang lain. Boby sedari tadi tidak berhenti melihat Ainsley yang sedang menjelaskan proyek ini kepada para pekerja nanti, dia sangat mengagumi sosok Ainsley yang tegas dan sedikit galak. Kalau Boby tidak ingat mempunyai istri sudah dia jadikan simpanan.

Saga melihat semuanya, cowok itu mendengus kesal. Apa tidak cukup kemarin tangannya hampir patah tidak bisa digerakan lagi untung saja Regan hanya mematahkan tangan kiri, mungkin kalau kedua tangannya yang dipatahkan saat ini Boby masih berada dirumah sakit terbaring lemah tidak berdaya. Saga menghampiri bosnya, berbisik pelan ditelinga Boby.

“Bos, jangan macem-macem sama Ainsley. Bos gak mau kan tangan kanan yang kena juga? Pawangnya Ainsley gak pernah pandang mulu.” Saga berbisik pelan.

“Diam kamu!” sentak Boby tak terima.

“Saya hanya mengingatkan Bos, kalau masih mau hidup tenang. Regan bukan lawan anda, dia masih belia emosinya masih tinggi.” Saga membalikan badannya meninggalkan Boby yang terdiam kesal menahan amarahnya.

Sudah satu jam lamanya mereka berkumpul ditengah teriknya matahari itu, setelah selesai menjelaskan semuanya Ainsley beserta yang lain berlarian menuju tenda untuk beristirahat sejenak. Ainsley duduk disamping Saga sambil mengibaskan tangannya kewajah karena panasnya yang tidak bisa dia tahan. Saga mengambil kipas listrik yang tergeletak dimeja memberikan benda kecil tersebut pada rekan kerjanya.

“Pake ini aja, biar gerahnya ilang.” kata Saga tersenyum tipis.

“Makasih ya, Saga.” ucap gadis itu tulus.

Saga hanya mengangguk pelan, membiarkan Ainsley sibuk dengan kipas tersebut namun pandangannya tidak pernah lepas dari gerak gerik Ainsley. Bagi Saga mencintai dalam diam lebih baik daripada berjuang namun Ainsley sendiri tidak mau diperjuangkan. Saga tahu hati Ainsley sedang menetap dihati adiknya sendiri, dia sendiri heran kenapa satu kandung itu malah saling mencintai tapi tetap saja Saga tipe orang yang tidak suka memaksa. Saga yakin kalau memang dia berjodoh dengan Ainsley, mau sejauh apapun gadis itu mencari cintanya bersama Regan, Ainsley akan kembali pada jodoh sejatinya.

“Mencintai itu bukan seberapa besar perjuanganmu, namun mencintai itu seberapa rela kamu mengikhlaskan cinta yang kamu miliki demi orang yang kamu cintai bahagia bersama orang lain.” Saga berbicara dalam hatinya sambil tersenyum tulus memandang Ainsley yang sedang meminum air putih.

REAGAN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang