REAGAN | 23

140 11 2
                                    

Pagi ini bagi Ainsley terasa berbeda dari pagi-pagi sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini bagi Ainsley terasa berbeda dari pagi-pagi sebelumnya. Ketika dirinya membuka mata tidak ada siapapun disamping ranjangnya, dan saat dia akan sarapan pun tidak ada seseorang yang selama ini selalu bersama dengannya setiap hari, jam, detik bahkan waktu. Rasanya begitu berbeda dan sangat berbeda.

Kata Zie, sepagi tadi Regan sudah pamit dari rumah untuk pergi ke sekolah terlebih dahulu meninggalkan Ainsley begitu saja. Itu tidak masalah bagi Ainsley harus berangkat sendiri, namun dia tidak tenang jika mereka berjauhan seperti ini keadaan Regan sedang marah padanya.

Dengan langkah lesu Ainsley keluar dari rumah setelah berpamitan pada Ken dan Zie diruang makan. Kakinya dia majukan perlahan-lahan penuh penghayatan, sepagi ini mood nya sudah tidak bagus Ainsley takut mempengaruhi pada pekerjaannya nanti. Sebuah mobil angkot berhenti didepan Ainsley, gadis itu segera masuk kedalam kendaraan tersebut duduk dengan santai menikmati hembusan angin alam pagi hari.

“Huftt sampe kapan Regan marah ... “ gumamnya pada diri sendiri.

Dari kejauhan sebuah motor terlihat memperhatikan angkot yang ditaiki oleh Ainsley. Dia itu Regan, cowok itu belum mau menemui Ainsley bukan karena marah, Regan hanya sedang menata hatinya yang tengah berantakan oleh banyak masalah Regan tidak mau Ainsley bertambah sedih akan kemarahannya yang bisa saja Regan sasarkan pada kakaknya itu. Regan memandang angkot tersebut dengan pandangan sendu, dia ingin memeluk Ainsley, menenangkan gadis itu agar tidak terus menangis semalaman.

“Maafin gue Kak, gue takut kasar sama lo lagi kayak kemaren.” ujar Regan menunduk dalam diatas motornya.

Beberapa selang waktu, angkot tersebut mulai meninggalkan terminal begitupun dengan Regan yang mengikuti angkot itu dari belakang. Regan takut terjadi apa-apa pada Ainsley, dengan cara mengikutinya diam-diam adalah langkah baik dalam hubungannya dan Ainsley yang sedang sedikit berjauhan.

•••

Ainsley masuk ke lobby kantor dengan pandangan tertunduk, banyak karyawan yang menatap Ainsley bingung tidak biasanya gadis seceria Ainsley bisa bersedih dipagi hari yang indah ini.

Ketika lift terbuka Ainsley langsung menuju meja kerjanya, menghiraukan teguran dan sapaan dari temannya terutama Saga, Dita dan Sarah. Ketiganya saling pandang dengan bingung, ada apa dengan Ainsley sepagi ini? Karena penasaran Dita pun tetap mendekati meja gadis itu seraya menepuk bahu Ainsley pelan.

“Gak biasanya lo gini, ada masalah?” tanya Dita tersenyum tulus.

Ainsley menggeleng, “Gak papa. Gak enak badan aja, jadinya sedikit lemes bawaannya.” ujar Ainsley menjelaskan.

“Mau gue anter keruang kesehatan?” Dita menawarkan.

“Gak usah, nanti kalau gue lemes lebih dari ini langsung kesana sendiri.” Ainsley tersenyum menolak.

“Oke deh, kalau ada apa-apa bilang sama gue ya.”

“Iya Dita.”

Dita mengacungkan jempolnya tanda mengiyakan, lalu pamit pergi dari hadapan meja Ainsley kembali pada meja kerjanya. Sedangkan Saga memandang gadis itu dari kejauhan, ada rasa ingin mendekat namun enggan karena hati Ainsley saat ini sedang buruk, Saga tidak mau menambahkan masalah Ainsley lagi.

REAGAN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang