TM 10 - Overthinking

47 17 2
                                    

Holla selamat malam manteman.
Gimana kabarnya? Semoga sehat ya.
Maafin baru update lagi :')
Semoga masih ada yang nungguin Abian&Freya.

ENJOY
HAPPY READING

____________

Langit-langit kamar hotel menjadi tontonan Freya yang sejak tadi tidak berhasil menutup matanya. Sudah hampir setengah jam ia hanya tidur terlentang tanpa melakukan apa-apa, sesekali juga Freya menoleh ke arah seseorang yang sudah tertidur lelap di atas sofa. Siapa lagi jika bukan Abian.

Mereka memang merencakan liburan, namun tidak lama. Cukup satu hari. Namun alih-alih berlibur, Freya pikir Abian hanya sedang mengganti suasana baru untuk bekerja.

Dengan niatnya lelaki itu membawa semua pekerjaan, saat diperjalanan bekerja, setelah check in hotel bekerja, setelah pulang dari pantai tadi juga Abian sempatkan bekerja. Katanya "Jangan sampai waktu luang lo terbuang sia-sia."

Memang Abian sangat terligat produktif sekali, namun lelaki itu seperti memunjukan bahwa Freya benar-benar tidak punya kerjaan secara tidak langsung. Yang Freya lakukan hanya bermain ponsel dan membuat IG story, sungguh hidupnya ini penuh dengan kegabutan.

Berbicara mengenai hotel, mereka memang satu kamar tapi tidak dengan satu ranjang. Abian memilih tidur di sofa dan memaksa Freya untuk tidur di kasur.

Sejujurnya semua yang Abian lakukan untuknya benar-benar membuat hatinya hangat. Hubungan mereka jauh berbeda dari sebelumnya. Sikap lembut dan perhatian lelaki itu seperti menghipnotisnya untuk selalu tunduk mengikuti keinginan Abian dengan suka rela.

Contohnya saat mereka berada di ruang kerja Abian tempo hari, Freya bahkan sampai merutuki dirinya sendiri, kenapa kecupan itu bisa terjadi. Benar-benar frustrasi. Dia sadar setelah kejadian itu, Abian sangat terang-terangan menunjukan rasa sukanya. Bukan lagi seperti Abian yang mahasiswa itu, yang selalu tersipu ketika berada di sekitar Freya.

"Kayanya gue udah gila." gumam Freya. Ia terus memperhatikan wajah Abian yang terlihat pulas itu.

Abian memiliki alis yang tidak begitu tebal, namun bulu matanya yang lentik membuat Freya iri. Merasa ada objek yang lebih menarik, Freya memposisikan tubuhnya penuh menghadap Abian, melipat kedua tangannya untuk di jadikan bantalan.

Hidung itu selalu mengendus leher Freya seperti vampir, bibir itu yang mencuri first kiss Freya bahkan bukan hanya itu. Melalui bibir itu ucapan-ucapan manis itu sampai pada indera pendengarannya. Senyuman yang bisa membuat semua orang baper. Baper?

Untuk beberapa alasan Freya mengingat perempuan yang menyapa Abian di pantai tadi. Perempuan yang bersikap formal pada lelaki itu, sampai Freya bisa menilai bahwa dia adalah salah satu dari karyawan Abian.

Namun yang aneh nya adalah tatapan perempuan itu sangat sinis ketika melihat keberadaannya di dekat Abian. Seperti tatapan menilai dan meremehkan.

Sejujurnya Freya merasa tersinggung ketika ditatap seperti itu, namun ia bisa apa? Abian saja yang mengenal perempuan itu merespon dengan ramah tamah. Ya kali gue tiba-tiba labrak tuh cewek!

Untuk beberapa alasan Freya menarik nafas dalam lalu kembali mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang. Berusaha melupakan kejadian itu, ia memaksa matanya untuk terutup.

Semoga cuman perasaan gue aja.

......

Freya memperhatikan Abian dalam diam, memperhatikan bagaimana lelaki itu makan masakannya dengan lahap, memperhatikan dia yang selalu tersenyum dan memuji hasil masakannya, memperhatikan Abian dengan segala pertanyaan yang berputltar di kepalanya.

The MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang