Jam berapa nih? Subuh-subuh udah up.. Orang lain mh pada sembahyang 😅
GAK APA YA, MENUTUP BULAN FEBRUARY INI 😍
Selamat membaca🌺
__________________
"Freya.."Freya yang sedang celingak celinguk mencari seseorang pun menoleh ketika ada yang memanggil namanya, senyumnya merekah kala melihat Karin yang melambaikan tangan padanya. Dengan cepat Freya menarik Abian dan melangkah mendekati meja yang diduduki Karin juga Keno.
"Hey, astaga gue gak nyangka bisa ketemu lo lagi."
"Gue juga. Ya ampun temen gue bentar lagi bakal punya baby." girang Freya sembari memeluk Karin.
"Iya, baby boy." Karin mengelus perut buncitnya dengan menampilkan senyum bangga.
"Wah semoga sehat ya, nanti pasti bakalan mirip sama Keno."
Merasa dibicarakan, Keno hanya tersenyum. Sedari tadi Abian menatap tajam pada Keno, membuat Keno merasa tidak nyaman. Melihat sikap kurang ramah yang Abian tunjukan, bisa Keno simpulkan bahwa Freya belum menjelaskan apapun tentang dirinya.
Kini mereka semua memesan makanan, jam makan siang sudah lewat 30 menit yang lalu. Freya menatap Abian yang sedang memainkan ponsel disampingnya.
"Lo serius gak ikut makan?"
Abian hanya menggeleng, lalu kembali pada ponselnya. Freya menghela napas. Seharusnya Abian bersikap sedikit ramah pada Karin dan Keno, bagaimana pun mereka adalah teman baiknya. Juga sikap Abian ini sangat tidak sopan.
"Gue suapin ya." Tawar Freya.
"Gak usah, Frey. Lo makan aja."
Freya menghela napas, sendok yang tadinya akan ia beri pada Abian berakhir masuk kedalam mulutnya sendiri. Freya tersenyum kala tatapannya bertemu dengan Karin dan Keno.
"Dari tadi kita ngobrol, lo gak ada niat untuk kenalain cowok lo, Frey?" celetuk Karin.
"Ah iya, kenalin ini Abian tunangan gue."
Freya mengambil satu tangan Abian, menggenggamnya lalu menyandarkan kepalanya pada bahu Abian. Freya tampak puas melihat reaksi keduanya, terlebih bumil yang sedang menganga itu.
"Tunangan? Keno bilang lo cuman pacaran, kok bisa tiba-tiba tunangan?"
"Gue baru dilamar kemarin." Freya menunjukan jemarinya, menggoyangkan jari manisnya yang tersemat cincin.
"Idih, ini beneran kalian udah tunangan?"
"Bian, ditanya tuh." bisik Freya ditelinga Abian, dan lelaki itu hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Astaga sayang, akhirnya Freya mau menikah juga ya."
Karin histeris, memeluk Keno yang ada disampingnya. Semua itu tidak lepas dari pandangan Abian, sedari tadi dia juga memperhatikan kedua teman Freya. Untuk ukuran laki-laki yang gemar memeluk sembarang wnaita, rasanya Keno terlihat pendiam hari ini. Sejak kedatangan mereka, Keno tidak sekalipun melakukan kontak fisik dengan Freya, tidak seperti waktu itu.
"Sayang tiba-tiba aku kepengen sesuatu. Kayanya ngidam lagi."
Ucapan Karin membuat ketiga orang itu menatapnya penasaran. Menampilkan senyum terbaiknya, Karin menatap Abian, "Aku pengen tunangannya Freya usap perutku."
Tanpa disangka, permintaan Karin mempertemukan pandangan Keno dengan Abian. Mereka sama-sama diam tidak merespon permintaan bumil. Tiba-tiba rasa kesal menghampiri Keno, dia tidak terima jika ada laki-laki lain yang mengusap perut istirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Miracle
RomanceSetelah kepergian ayah tercinta, seharusnya membuat Freya Jovanka merasa terpuruk karena satu-satunya orang yang berpengaruh dalam hidupnya telah pergi. Tetapi sepertinya Tuhan masih sangat menyayangi Freya. Kehidupannya amat sangat damai sentosa di...