Marhaban ya ramadhan bagi yang menjalani. Gimana puasa hari pertamanya?
_____
Freya, wanita berusia 28 tahun yang masih lajang sampai sekarang karena terlalu sibuk untuk membantu mengembangkan bisnis sang ayah yang telah tiada. Semua telah ia lakukan untuk sang ayah, namun tersisa satu keinginan beliau yang belum bisa Freya wujudkan. Yakni menikah dan memberikan ayahnya cucu.Freya sadar untuk saat ini seharusnya ia menerima lamaran lelaki yang ingin serius dengannya, terlebih lelaki itu adalah teman baiknya yang mana baik-buruk sifatnya sudah Freya ketahui.
Namun entah kenapa melihat Abian yang berjongkok layaknya seorang pangeran yang sedang melamar sang puteri tidak mampu mengguncang hati Freya untuk berkata 'iya'.
Tindakan Abian yang tiba-tiba itu membuat Freya sedikit ragu. Hatinya mulai gelisah ketika lelaki itu menggenggam erat tangannya. Pandangan keduanya saling mengunci, mencoba membaca isi pikiran masing-masing.
Abian yang sadar tidak ada pergerakan sama sekali dari wanita di hadapannya ini pun berdiri dan secara terang-terangan mengulurkan bunga mawar di hadapan Freya.
"Frey, lo tau gue bukan orang yang pandai membujuk jadi gue harap lo udah punya jawaban untuk-"
"Sorry Abian, gue gak bisa."
Abian tertegun saat mendengar jawaban yang keluar dari mulut Freya. Tanpa sadar genggamannya mengerat baik pada tangan yang ia genggam maupun pada tanggai bunga.
"Frey.."
"Gue gak ngerti dengan pertemuan kita ini. Lo datang tiba-tiba ngajakin nikah. Lo lagi bercanda ya?"
"Apa gue kelihatan sedang bercanda?"
"Gue gak ngerti aja sama situasi kita sekarang. Gue baru aja kehilangan ayah dan bahkan gue diusir dari rumah sendiri lalu lo tiba-tiba datang dan ngajakin gue nikah? Apa salah kalau gue tanya kaya gitu?"
"Oke gue minta maaf kalau menurut lo ini semua tiba-tiba, tapi bagi gue ini waktu yang tepat setelah sekian lama gue mempertimbangkan. Gue pengen jagain lo Frey, gue mau jadi orang yang bisa lo andalkan."
"Abian. Kalau tujuan lo nikahin gue karena itu, kayanya hubungan kita gak akan bertahan lama."
"Freya.."
Dengan berat hati Freya melepaskan genggaman tangan Abian. Ditatapnya lelaki itu dengan penuh penyesalan. Sejujurnya Freya sangat tidak suka tatapan kecewa yang Abian tunjukan, karena ia sudah tau akhir dari hubungan mereka kali ini. Pasti semuanya akan terasa asing kembali dan Freya sudah menyiapkan mental kalau-kalau ia diusir dari rumah Abian.
"Gue bener-bener gak bisa Abian, maaf."
"Tapi kenapa?" Abian masih berusaha mempertanyakan yang sudah jelas ia ketahui jawabannya.
"Gue udah bilang kalau alasan lo karena ingin jagain gue itu gak bisa karena, ya.. Gue bisa jaga diri sendiri. Lo harus menikah sama orang yang lo cinta."
"Apa bentuk gue pengen jagain lo itu bukan karena cinta?"
"Ha?! Lo gak mungkin.."
"Mungkin Frey, ini bisa aja terjadi. Apa lo gak bisa rasain?"
Abian sedikit geram menghadapi Freya. Kali ini lelaki itu menjatuhkan bunga yang sejak tadi tidak berpindah tangan dan mencoba meraih tangan Freya, tapi sayangnya dia lebih dulu menghindar.
"Lo bohong." Hanya itu yang Freya katakan. Mendengar kata itu Abian hanya bisa menghela napas dan mencoba mengontrol emosinya. Ia harus tetap sadar dan mengatur kembali strategi untuk membuat wanita didepannya ini yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Miracle
RomanceSetelah kepergian ayah tercinta, seharusnya membuat Freya Jovanka merasa terpuruk karena satu-satunya orang yang berpengaruh dalam hidupnya telah pergi. Tetapi sepertinya Tuhan masih sangat menyayangi Freya. Kehidupannya amat sangat damai sentosa di...