TM-PROLOG

392 49 6
                                    

Welcome to the new story 

Selamat membaca :)

_______

Salah satu pencapaian terbesar didunia perkuliahan bagi Freya Jovanka adalah lulus sidang dengan nilai yang memuaskan. Dan semua itu sudah Freya dapatkan. Setelah merelakan waktunya untuk semua tugas skripsi akhirnya ia bisa lulus dengan nilai terbaik. Perjuangan yang selama ini ia tempuh tidak pernah sia-sia walau harus merantau dikota orang dan pergi meninggalkan sang ayah dikampung halaman.

Freya menempuh pendidikannya dengan bantuan beasiswa yang ia dapat saat masa sekolah SMA-nya dulu. Dengan biaya hidup yang ditanggung full oleh pihak kampus Freya saat ini bisa tinggal disebuah rumah kecil yang disediakan untuknya. Memang tidak terlalu mewah tapi baginya rumah ini sudah lebih dari cukup. Menurut Freya, hidupnya sangat beruntung sekali karena dengan semua fasilitas ini Freya bisa mengirimi ayahnya sedikit uang dan ia bisa hidup tanpa merasa kekurangan.

Didalam rumah kecil tempat ia berlindung hanya ada satu kamar, dapur, space kecil yang tersambung dengan dapur dan kamar mandi saja, saat teman-temannya berkunjung akan langsung melihat space kosong yang mana langsung bisa menuju kedapur. Tidak ada batasan antara space itu, walau begitu Freya berusaha mungkin untuk membuat rumahnya terlihat nyaman dan bersih.

Kembali pada malam ini, Freya yang sedang tersenyum meilat pantulan dirinya dikaca mengenakan dress cantik untuk acara wisudanya besok. Sudah lama sekali Freya menantikan saat-saat ini. Lalu Freya berbalik dan berputar-putar menunjukan betapa bahagianya ia saat ini membuat seseorang yang melihatnya melalui layar ponsel terkekeh.

"Ayah, sebentar lagi Freya pulang. Ayah mau Freya bawain apa?" tanya Freya setelah ia berhenti berputar dan tertawa melihat wajah sang ayah.

"Kamu gak perlu bawa apa-apa Frey, dengan kamu pulang saja ayah sudah merasa sangat senang apa lagi kamu pulang membawa gelar, ayah bangga sama kamu."

Freya seketika mendengus geli, selalu saja ayahnya berkata seperti itu. Mereka sudah lama tidak bertemu karena keterbatasan waktu dan mungkin biaya, kalau kata ayahnya sangat disayangkan jika pulang hanya sebentar dan Freya tidak punya pegangan lagi untuk hidup disana jika uangnya saja habis dipakai trasportasi. Tapi bagimanapun Freya tetap mengikuti apa kata ayahnya.

"Ayah selalu begitu." Cibir Freya. Ayahnya hanya tertawa.

"Ayah minta maaf gak bisa datang keacara wisuda kamu. Seharusnya ayah ada disana besok."

"Gakpa-pa ayah, Freya ngerti kok. Toh, nanti juga Freya pulang jadi ngapain ayah ke sini terus balik lagi. Mending ayah jemput Freya dibandara aja kan." Freya tersenyum. Ayahpun juga tersenyum. Mereka berdua sama-sama beruntung. Tuhan memang sangat baik menakdirkan seorang ayah yang luar biasa. Walau Freya belum pernah bertemu dengan ibunya karena beliau sudah meninggal saat melahirkan Freya dan ayahnya dengan penuh kasih sayang merawat dan menjaganya. Freya sudah sarankan berapa kali agar ayahnya menikah lagi tapi sayang ayah bersikukuh untuk melanjutkan kehidupan hanya berdua dengannya.

"Kalau gitu kamu tidur sana udah malem nanti besok telat loh, itu kan acara penting."

"Iya ayah. Ya udah kalau gitu Freya tutup ya. Selamat beristirahat ayah, Freya sayang ayah." Setelah mendapat anggukan dari sang ayah, Freya menutup panggilan dan berniat mengganti pakaiannya.

Tapi ia urungkan saat tiba-tiba suara ketukan membuat Langkah Freya menuju pada pintu. Tanpa ragu Freya membukanya dan seketika senyumnya Kembali terberit melihat seseorang yang ada didepan sana.

"Abian." Sapa Freya ramah membuat seseorang yang bernama Abian itu tersenyum malu.

"Hai."

"Hai.. lo ngapain malem-malem kesini?" Freya tersenyum geli. Seperti biasa Abian selalu salah tingkah jika berhadapan dengannya.

The MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang