TM 13 - Baperan

34 18 2
                                    

Freya menghabiskan segelas air putih dalam sekali teguk, ditengah malam ini ia tiba-tiba terbangun karena tenggorokannya yang sangat kering. Sebelum duduk di kursin pantry Freya menyempatkan diri mengambil cemilan dari dalam kulkas.

Malam ini rasanya sangat sunyi. Berbeda dengan malam-malam biasanya, walau semua asisten rumah tangga beristirahat tetapi akan ada beberapa yang berjaga malam disekitar rumah. Namun kali ini tidak ada.

"Kalau keadaan rumah kaya gini, Freya selalu teringat ayah." terdengar helaan nafas dari Freya.

Mungkin karena pertemuannya dengan Keno juga, suasana hati dan pikiran Freya berkelana ke masa lalu. Sejujurnya selama Freya tinggal dan menghabiskan waktu bersama Abian, rasa berkabung dan kenangan bersama ayahnya tidak pernah ia rasakan kembali. Lelaki itu seolah bisa menarik Freya dari kegelapan.

Namun entah kenapa, sejak tiba di rumah. Abian berubah menjadi pendiam. Abian akan menjawab seperlunya jika Freya bertanya, itu sedikit membuat hati Freya sakit.

"Salah gue sih, gak menjelaskan apapun." lagi Freya menghela nafas untuk mengusir sesak yang ada di dadanya.

Freya memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Menyimpan cemilan ke tempat semula, lalu berjalan menaiki tangga. Lampu rumah yang dimatikan membuat Freya harus berjalan menunduk agar tidak tersandung tangga.

"Aduh.."

"Frey.."

Freya mendongak saat dahinya terbentur sesuatu yang keras, matanya juga terfokus pada seseorang di depannya.

"Abian ya?" Freya memastikan.

"Ngapain malem-malem keluyuran?" tanya Abian, lelaki itu mundur beberapa langkah.

Freya menghela nafas.

Masih aja ngambek. Batin Freya

"Tadi gue sedikit haus, minum di kamar juga udah habis makanya gue turun buat ambil minum."

"Oh. Ya udah sana, istirahat lagi."

Freya mengerjap saat merasakan Abian melewatinya begitu saja.

"Bian!" Panggil Freya dengan lantang.

"Ya?"

"Lo berencana tidur lagi gak?"

"Hah?"

Freya memejamkan matanya saat menyadari pertanyaan ambigu itu keluar dari mulutnya. Pasti sekarang Abian akan mengatainya aneh. Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur dan Freya akan mencoba menyampaikan tujuannya.

"Eh, maksud gue. Lo mau apa kebawah?"

"Gue mau ambil minum"

"oh. Emm.. Gue sebenernya gak bisa tidur, kalau lo gak keberatan mau gak temenin gue nonton."

"Nonton? Yakin lo mau nonton jam segini?"

"Gak masalah."

"Okey. Lo tunggu di ruang TV." setelah mengatakan itu, Abian kembali berjalan meninggalkan Freya begitu saja.

......

Kini Freya dan Abian duduk bersebelahan dengan televisi yang menayangkan film pilihan Abian. Abian sengaja menyalan lampu di ruangan yang mereka pakai saja dan fokus pada film, tanpa mengajak bicara atau sekedar basa basi dengan Freya.

Durasi film yang dipilih Abian cukup lama, hampir 2 jam. Dan selama itu Freya tidak bisa fokus pada film yang diputar. Ia hanya menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong dan sesekali bergerak tak nyaman. Berbeda dengan Abian yang dengan santainya mengabaikan Freya.

The MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang