3 bulan kemudian.
Tercium bau sedap makanan memenuhi dapur, hari ini Freya sibuk memasak untuk makan siang. Beberapa menu sudah Freya hidangkan, tangannya dengan cekatan mengambil tupperware guna membuatkan bekal untuk Abian.
Hari ini sesuai permintaan Abian, Freya akan mengantarkan makan siang untuk lelaki itu. Sudah menjadi kebiasaan Freya selama satu bulan terakhir ini, menyiapkan makan siang dan makan bersama di kantor Abian.
"Ketika lo udah jadi istri gue, membuat bekal dan makan bersama sudah harus jadi rutinitas kita setiap hari."
"Ribet amat, kalau gue ada kegiatan di luar gimana?"
"Lo harus mengosongkan waktu makan siang buat gue. Denger Frey, kerjaan gue itu terkadang membuat gue gak punya waktu. Kalau kita udah nikah dan gue yang sibuk kerja, lo seenggaknya bisa paham kalau kita gak akan selalu menghabiskan waktu bersama."
Setelah bernegosiasi akan beberapa hal, pada akhirnya Freya menyetujui kesepakatan itu. Setiap hari harus makan siang bersama. Awalnya Freya merasa semua ini sangat merepotkan, karena dia harus datang ke kantor Abian setiap jam makan siang. Namun karena sudah satu bulan ia melakukan ini, rasanya tidak masalah jika dia harus menghabiskan waktu makan siangnya bersama calon suaminya.
Mengenai calom suami? Sekedar informasi saja bahwa Freya dan Abian akan menikah dalam waktu dekat. Mereka sudah menyiapkan beberapa acara yang dibutuhkan, mulai dari WO, make-up, catering, semua sudah berjalan 80 persen. Terakhir hanya cincin kawin yang belum mereka dapatkan.
Rencananya hari ini juga Abian dan Freya akan mencari cincin untuk pernikahan mereka. Biasanya orang satu minggu sebelum menikah itu di larang bertemu, namun bagaimana bisa kedua pasangan itu tidak bertemu, mereka tinggal satu rumah dan hampir setiap saat tidak pernah bisa menghindar. Jadi untuk tradisi satu itu, mereka tidak melakukannya. Mereka hanya sepakat selama 3 bulan ini tidak ada kontak fisik.
Freya tersenyum geli mengingat betapa lamanya mereka tidak saling menggenggam, terakhir kali mereka berciuman saat perjalanab pulang. Kejadian itu, sangat memalukan.
Ekhm
Tiba-tiba Freya gugup ketika memingat kejadian itu. Aksi ciuman mereka disaksikan oleh dua orang tua yang menurutnya tindakan mereka itu sangat tidak terpendidik.
Namun bersyukurnya karena Abian adalah seorang atasan, Robbin dan bu Ayu tidak pernah sekali pun membahas kejadian tempo hari. Tidak ada yang berubah dari sikap mereka. Lihatlah sekarang ini, bu Ayu sedang membantunya menyiapkan maknan untuk pada pekerja yang ada di rumah ini.
"Sudah selesai bu?"
Freya mengangguk sembari menunjukan senyumnya. Ia sudah siap untuk berangkat ke kanto Abian
"Hari ini saya pulang bareng Abian ya bu, nanti pak Amir saya suruh pulang setelah mengantar saya ke kantor Abian."
"Baik bu, hari ini bu Freya akan memilih cincin pernikahan bukan?"
Lagi, Freya merespon dengan anggukan.
"Acara pernikahan bu Freya dan Mr. Abraham tinggal menghitung hari, saya hanya ingin memberi tau."
Gerakan Freya yang sedang memasukan makanan kedalam tote bag terhenti, pandangannya ia fokuskan pada bu Ayu. Penasaran, Freya meminta bu Ayu melanjutkan ucapannya.
"Akan ada cobaan bagi pasangan yang akan menikah, entah itu masalalu kalian, orang yang mencoba dekat dengan kalian, waktu berdua kalian hanya sebentar, semua pasti akan mengalami hal itu. Saya pesan, kalau bu Freya jangan mudah tergoyah. Itu semua hal yang wajar."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Miracle
RomanceSetelah kepergian ayah tercinta, seharusnya membuat Freya Jovanka merasa terpuruk karena satu-satunya orang yang berpengaruh dalam hidupnya telah pergi. Tetapi sepertinya Tuhan masih sangat menyayangi Freya. Kehidupannya amat sangat damai sentosa di...