Maafin up date nya kelamaan 😭
But, happy reading 🤗
_____________________
"Gitu aja mesti diobatin."
Freya menatap tajam Abian yang duduk di sebelahnya. Saat ini ia sedang mengobati luka Keno. Sejujurnya Keno sudah menolak untuk di obati, namun merasa tidak enak dengan kejadian beberapa saat lalu dan sedikit paksaan akhirnya lelaki itu mempersilahkan ia untuk mengobati lukanya.
Sedangkan Abian yang masih belum tau apa-apa itu hanya menatap jengkel padanya yang mengobati dengan penuh perhatian. Namun walau Abian sangat kentara menunjukan rasa cemburunya, Freya tetap mengabaikannya, sesekali tatapam tajam itu tertuju padanya, bahkan ia sempat diusir oleh perempuan itu.
Hey, apa salah gue!
"Luka segitu doang gak perlu sekhawatir itu kali." Abian berucap dengan jengkel. Lagi-lagi hanya tatapan tajam Freya sebagai respon.
"Lo siapa sih? Sampai bisa bikin Freya terus melototin gue!" kali ini Abian bertanya pada Keno. Keno, lelaki itu menatap sekilas pada Abian, hanya sekilas karena setelahnya dia kembali memperhatikan Freya.
Aelah, seorang Abian di abaikan oleh dua orang diwaktu bersamaan!
"Sekali lagi gue minta maaf ya, No." Ucap Freya penuh penyesalan.
"Gak masalah." Jawab Keno lembut.
"Gak masalah gimana. Wajah lo jadi babak belur gini. Pasti sakit banget ya?"
"Tenang aja Frey, luka segini gak ada apa-apanya dibandingkan harus terus ketakukan ketika memikirkan elo."
Abian mendelik. Bagaimana bisa dua orang itu berbincang dan tidak mengubris keberadaannya.
"Mulai sekarang lo gak akan khawatir lagi. Kita bisa jadwalkan lagi untuk bertemu. Kalau bukan lo yang kesini, mungkin gue yang akan kesana."
"Ya kita bisa jadwalkan lagi nanti."
Citt. Bruk!
Baik Freya maupun Keno menoleh pada suara yang cukup mengganggu itu. Dari tempatnya duduk bisa Freya lihat Abian yang berdiri sembari merapikan jas nya.
Merasa di perhatikan oleh dua orang yang sejak tadi mengabaikannya, Abian hanya berdeham tanpa mengalihkan tatapannya dari pintu keluar di depan sana. Ia memutuskan untuk pergi lebih dulu dan memutuskan untuk tidak menunggu Freya, memutuskan untuk tidak membawa Freya pulang bersamanya. Mungkin seharusnya memang ia tidak memperdulikan wanita itu. Keberadaannya disini juga tidak bisa menarik perhatian Freya dari laki-laki dia panggil 'No' itu.
"Mau kemana?"
Untuk beberapa alasan langkahnya menuju pintu keluar berhenti. Abian tetap berdiri tanpa kembali menoleh, ia memberikan kesempatan pada Freya untuk menarik tangannya. Namun sudah beberapa detik berlalu, ia tidak bisa merasakan kedatangan Freya.
Mereka masih asik bicara, Bi.
Abian hanya bisa menghela napas dan kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda.
"Abian."
Kali ini panggilan itu tidak bisa menghentikan langkahnya. Ia tau keberadaannya disana pun tidak akan membuat Freya menjelaskan siapa laki-laki itu.
"Kenapa anda sendirian, dimana bu Freya?" tanya Robbin sembari celingak celinguk, siapa tau pacar bosnya itu masih berjalan di belakang.
"Dia belum mau pulang." jawab Abian dengan malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Miracle
RomanceSetelah kepergian ayah tercinta, seharusnya membuat Freya Jovanka merasa terpuruk karena satu-satunya orang yang berpengaruh dalam hidupnya telah pergi. Tetapi sepertinya Tuhan masih sangat menyayangi Freya. Kehidupannya amat sangat damai sentosa di...