Happy reading 🤗
________
"Bu Freya.."
Freya yang sedang asik bermain ponsel itu menghentikan langkahnya ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Ia menoleh dan tersenyum pada bu Ayu yang berjalan kearahnya.
"Sore bu Ayu." sapa Freya sopan.
"Bu Freya rapih sekali." bu Ayu memperhatikan wanita didepannya itu dengan seksama, dari atas hingga bawah. Memang saat ini Freya mengenakan dress yanh cukup cantik, dengan rambut yang terurai itu memberikan kesan manis pada diri Freya.
"Iya nih, saya mau keluar bentar. Boleh kan?"
"Apa Mr.Abraham sudah tau kalau bu Freya akan pergi?"
"Kenapa Abian harus tau kalau saya pergi?"
"Maaf, tapi mengingat kejadian sebelumnya. Jika anda pergi, mungkin saja Mr.Abraham akan marah."
"Abian gak akan marah kok, lagian saya cuman bentaran aja keluarnya. Saya pasti akan pulang sebelum Abian sampai rumah. Kalau memang itu yang bu Ayu takutkan."
"Maaf jika saya terkesan melarang-larang anda." Jawab bu Ayu, merasa bersalah dan terlalu ikut campur dengan kehidupan calon istri dari bos nya ini.
"Bu Ayu gak salah. Saya tau, ini adalah bentuk dari tanggung jawab terhadap pekerjaan. Tapi bu Ayu tenang aja, saya pergi pun dengan sopir."
Bu Ayu mengangguk paham, perasaannya sedikit lega mendengar bahwa Freya tidak berangkat seorang diri.
Merasa sudah tidak ada lagi yang akan dibicarakan, Freya akhirnya pamit untuk pergi. Sore ini Freya berencana menonton salah satu film yang sedang ramai dibicarakan.
Freya tersenyum sopan pada sopir yang membukakan pintu mobil untuknya. Masih ada rasa canggung ketika diperlakukan seperti tuan puteri. Freya masih belum terbiasa, saking tidak terbiasanya ia sampai berfikir apakah seperti ini rasanya jadi orang kaya yang diperlakukan dengan baik oleh semua orang?
Mobil sudah melaju menumbus jalan rasa yang beruntungnya sore ini tidak macet. Disepanjang jalan Freya merasa sangat excited membayangkan akan seseru apa film yang ia tonton nanti.
Freya berencana menonton spider-men : no way hom. Hanya menonton dan setelah itu pulang. Karena memang ia hanya pergi seorang diri dan sudah cukup lama juga Freya tidak pergi kebioskop. Mungkin sudah dua tahun ia tidak merasakan suasana bioskop karena adanya pandemi.
Mengajak Abian? Tidak, Freya tidak mau. Film yang berdurasi dua jam setelah itu pasti akan memakan waktu lama untuknya berduaan dengan Abian, dan Freya sangat menghindari itu.
Dari pada duduk berduaan selama 2jam setengah, Freya lebih baik menghabiskan waktu itu seorang diri.
Merasa ada getaran yang ditimbulkan ponselnya, Freya segera mengeluarkannya dari dalam tas. Nama Abian muncul disana.
"Frey." kata pertama yang ia dengar setelah mendekatkan ponselnya ke telinga.
"Ya, kenapa lo telfon?"
"Gue denger, lo pergi?"
Freya tertawa singkat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Abian. "Bu Ayu gercep juga ya."
"Jadi bener lo pergi?"
"Iya. Tenang aja, gue pasti balik kok. Gak akan kabur."
"Bukan itu. Lo keluar sama siapa? Ada acara apa? Kok gue gak tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Miracle
Любовные романыSetelah kepergian ayah tercinta, seharusnya membuat Freya Jovanka merasa terpuruk karena satu-satunya orang yang berpengaruh dalam hidupnya telah pergi. Tetapi sepertinya Tuhan masih sangat menyayangi Freya. Kehidupannya amat sangat damai sentosa di...