Holla.. Pakabar manteman?
Sebelum baca jangan lupa siapin air putih, karena bab pertama ini akan membawa kalian ke kehidupan Freya yang penuh keanehan 🤕Selamat membaca🤗
_______________
Kecelakaan beruntu yang terjadi dua hari kemarin memakan banyak korban. Akibatnya seorang pengemudi yang tiba-tiba saja melawan arus menyebabkan kekacauan, pelaku yang berinisial DA itu dikabarkan mengemudi dalam kondisi mabuk berat. Kejadian itu menyebabkan 47 orang luka parah, 25 orang koma dan 22 orang meninggal dunia. Dikabarkan sang pelaku juga mengalami kelumpuhan dan---
Freya segera saja mematikan siaran berita itu ketika air matanya sudah tidak bisa ia bendung lagi. Mengingat kejadian paling mengerikan dalam hidupnya baru saja terjadi duahari lalu membuat Freya sering mengeluarkan air mata, apalagi berita itu sering sekali terdengar olehnya. Ingatan buruk itu seolah menarik paksa dirinya untuk terus merasakan kesedihan, rasa sakit, penyesalan dan rasanya Freya tidak sanggup untuk menjalani hari kedepannya.
Sesaat Freya menarik napas gusar lalu ia menghapus air matanya dengan kasar. Mencoba untuk tidak memikirkan hal itu, Freya berlalu dari tempatnya saat ini yakni sebuah ruang TV yang terasa sangat dingin. Rumah Freya memang tidak begitu besar tetapi mengingat hanya dirinya seorang yang menghuni rumah itu membuat rumahnya terasa sangat besar dan dingin, tidak ada kehangatan yang bisa menghidupkan rumah sederhana ini.
Freya hanya tinggal bersama ayahnya, tepatnya dua hari lalu ia masih tinggal bersama sang ayah. Tapi sekarang ia hanya tinggal sendiri karena Tuhan lebih sayang pada ayahnya hingga menjemput lebih awal, meninggalkan Freya seorang diri. Berita duka akibat kecelakaan itu menjadikan ayahnya salah satu korban yang meninggal dunia.
Entah bagaimana kejadiannya, hari itu ayahnya terlihat sangat aneh ketika akan pergi. Pergi dengan sidikit terburu-buru menimbulkan kecurigan Freya, saat itu memang masih siang, kalau Freya ingat mungkin sekitar jam satu siang ayahnya pergi. Sejujurnya Freya sangat tidak tenang saat ayahnya pamit pergi, walau sang ayah hanya bilang akan keluar sebentar tapi semua itu tidak bisa menghilangkan rasa khawatirnya.
Dihari yang sama sebenarnya Freya juga akan pergi melihat bunga-bunganya. Ya, Freya dan ayah sudah membuka toko bunga sekitar tiga tahun lalu, tidak terlalu besar tapi setidakannya toko bunga milik Freya lumayan sering didatangi oleh para pasangan yang sedang dimabuk cinta. Walau mereka hanya membeli satu atau dua tangkai saja tapi melihat kegembiraan ornag-orang itu setelahnya selalu membuat Freya dan ayah ikut merasaka bahagia.
Kembali pada kekhawatiran Freya terhadap ayahnya, ternyata itu semua membawa kabar buruk untuk Freya. Saat malam hari seorang tetangganya mengetuk pintu dengan kesar dan mengabarkan kalau ayah sedang berada dirumah sakit yang mana setelah Freya tiba disana, sang ayah sudah dinyatakan meninggal dunia. Sungguh kejadian itu sangat membuat Freya hancur dan terpukul. Belum puas ia meratapi kesedihannya esok hari pagi-pagi sekali sang ayah sudah harus dimakamkan dan Freya masih belum puas melihat wajah lelaki yang sudah merawatnya selama ini.
Tapi bagaimanapun Freya tetap berusaha ikhlas melepas kepergian ayah karena ia tau Tuhan sangat menyayangi ayahnya dan mungkin ayah akan lebih bahagia disana. Freya sudah besar dan ia yakin bisa menjalani kehidupannya sendiri.
Tapi kenyataannya Freya hanya manusia biasa yang tidak selalu bisa menerima beban berat seperti ini.
Setelah cukup lama Freya menatap keluar jendela akhirnya ia kembali masuk kedalam kamar sang ayah dengan tambang besar yang sudah ada ditangannya. Dengan tangan bergetar Freya mencoba mengikatkan tambang itu pada kayu yang ada langit-langit kamar. Ia kembali menangis saat detik-detik tambang itu akan membelit lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Miracle
RomanceSetelah kepergian ayah tercinta, seharusnya membuat Freya Jovanka merasa terpuruk karena satu-satunya orang yang berpengaruh dalam hidupnya telah pergi. Tetapi sepertinya Tuhan masih sangat menyayangi Freya. Kehidupannya amat sangat damai sentosa di...