Author POV
Seoji berjalan dengan tas di punggungnya karena jam pelajaran sudah berakhir. Ia berjalan melewati taman sambil menikmati angin berhembus yang menerpanya.
Arah matanya saat ini tertuju pada seseorang yang sedang duduk di bangku taman ditemani dengan tas hijau disebelahnya. Orang itu terlihat sedang memainkan jarinya di atas layar ponsel.
Bukan ekspresi sumringah yang ditunjukan Seoji, namun ekspresi kebingungan dengan kerutan di dahinya.
Seoji melangkahkan kakinya mendekati orang yang sedang sibuk dengan ponselnya tersebut.
"Sunbae?" Ucap Seoji masih dengan raut heran. Kris mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Seoji? Ada apa?" Tanya Kris.
"Mmm.. kau... berdarah?" Ucap Seoji dengan ragu. Ia dapat melihat dengan jelas luka luka di wajah tampan Kris.
"Oh ya. Ini tidak parah.." Ucap Kris dengan senyum simpul. Seoji lalu duduk di samping Kris.
"Perlu aku obati?" Tanya Seoji.
"Tidak perlu, terimakasih." Ucap Kris dengan senyum.
"Benarkah? Eh tunggu." Seoji mengecek saku jas seragam nya. Ia tersenyum saat menemukan apa yang ia cari.
"Kau bisa pakai ini." Ucap Seoji sembari menunjukan sebuah handsaplas berwarna biru soft miliknya.
Ia membuka bagian perekat pada plester luka itu. Lalu ia memajukan tubuhnya sedikit untuk menempelkan plester warna tersebut di bagian dahi Kris. Kris diam membiarkan Seoji menempelkan plester di dahinya.
"Selesai." Ucap Seoji senang saat sudah memasangkan plester lukanya.
"Terima kasih." Kris tersenyum.
"Kenapa bisa seperti itu sunbae? Kau.. berkelahi?" Tanya Seoji dengan raut wajah khawatir.
"Jangan khawatir.. aku baik baik saja." Ucap Kris dengan senyum dan mengacak rambut Seoji pelan. Seoji membeku. Ia seakan tidak bisa bergerak saat ini.
"Jangan membeku seperti es begitu." Ucap Kris terkekeh pelan. Seoji menoleh lalu menunduk.
AKU SKAKMAT LAGI.. pikir Seoji.
"Kalau seperti es begitu, nanti ku lelehkan kau." Ucap Kris asal. Seoji mempout kan bibirnya.
"Oh ya, kau benar benar ikut liburan kan?" Tanya Kris menatap Seoji.
"Tentu saja!" Jawab Seoji dengan anggukan antusias. Mereka pun asik berbincang bincang sampai tidak menyadari ada seseorang yang dari tadi memperhatikan mereka.
***
Kai POV
BUGH!!!
Satu pukulan yang cukup membuat wajahku memar dan menyisakan darah.Aku tidak sangka dia tiba tiba memukulku yang dalam kondisi 'tidak siap'. Lupakan luapan emosi tadi di ruang loker.
Aku berjalan dengan menggendong tas di salah satu bahuku. Perlu melewati sebuah taman di sekolah ini untuk menuju ke pintu gerbang.
Ohya, hari ini aku hanya sekali bertemu Seoji. Apa dia sekarang sudah pulang? Kalau dipikir pikir, aku belum pernah pulang bersamanya. Aku ingin mengajaknya hari ini.
Aku mengeluarkan ponsel dari saku jas seragamku. Ku buka sebuah aplikasi dan membuka kontak Seoji untuk menuliskan sebuah pesan disana.
Kau dimana? Temui aku diparkiran. Kita pulang ber
Aktivitas jariku di atas layar ponsel terhenti saat aku memandang arah depan. Aku menyipitkan mataku, mencoba memastikan siapa orang yang sedang duduk berdua dibangku taman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Never Mind
FanfictionSaat Kai dan Kris berumur 4 tahun, mereka menjadi saudara angkat. Keakuran dan keharmonisan kakak beradik ini sangat terlihat pada masa itu. Tapi setelah mereka beranjak remaja, sebuah insiden menimpa keluarga mereka dan dari insiden itu lah, Kai me...