Author POV
Kris sedang berjalan menyusuri koridor dengan bola basket di tangannya. Ia habis selesai latihan basket dan sekarang sedang menuju ruang ganti.
Seharusnya ia bisa pulang bersama Seoji hari ini. Tapi apa boleh buat, pelatih menyuruh seluruh anggota tim basket untuk latihan hari ini. Seoji pun pulang sendirian.
Kris lalu merogoh kantungnya untuk mengambil sesuatu. Keningnya berkerut saat menyadari benda yang ia cari tidak ada. Ia lalu mengecek ke dalam tasnya.
Tidak ada.
"Dimana ponselku?" Gumam Kris sembari mencari cari ponselnya di dalam tas.
"Apa tertinggal di rumah?Sepertinya iya." Gumam Kris lalu menutup kembali tasnya setelah yakin kalau ponselnya tertinggal dirumah.
Ia lalu melanjutkan lagi langkahnya menyusuri koridor, melewati ruang guru, serta ruang staff humas.
"Wu Yi Fan." Panggil seseorang. Kris berbalik dan mendapati seorang staff sekolah muncul dari pintu ruang staff humas.
"Ada telpon untuk mu." Ujar staff itu lalu masuk kembali ke ruangan. Kris mengerutkan dahinya bingung. Lalu ia segera masuk ke ruang staff humas.
"Disini, Wu Yi Fan." Teriak staff tadi saat melihat Kris sedang mencari cari dimana ia bisa menerima telpon. Kris lalu segera menghampiri nya.
"Ini." Staff itu memberi Kris telpon. Kris membungkukan badannya pertanda terima kasih.
"Hallo." Ujar Kris saat meletakan gagang telpon di telinganya.
"Ini benar Wu Yi Fan?" Ujar seseorang dari sebrang sana.
"Iya benar." Ujar Kris.
"Kami dari Rumah Sakit Seoul. Keluarga anda, Shin Jung Hee alias Wu Zhang Mi dilarikan ke rumah sakit kami. Anda diharapkan segera ke sini un-"
JLEB
Kris dengan sigap menutup telpon dan, berlari keluar dari ruang staff humas. Para staff hanya bisa melihat Kris yang berlari dengan terburu buru itu dengan bingung.
***
Kai terdiam dalam duduknya dikursi tunggu depan ruang UGD. Ia mencoba menenangkan dirinya. Perasaan shock yang seperti petir itu membuat Kai harus menenangkan dirinya.
Ia bangkit dari duduknya dan berdiri di depan pintu UGD. Ia melihat wanita yang masih terbaring itu dibalik kaca segi empat yang berada di pintunya.
Kai kembali mengatur nafasnya lagi saat melihat wanita itu. Wanita yang tadi ia selamatkan. Wanita yang sudah bertahun tahun tidak bertemu dengannya. Wanita yang juga bertahun tahun bersama Kai menggantikan peran sebagai sosok ibu dalam keluarga Kai.
Kai adalah sosok yang sangat ramah kepada orang tua. Apalagi dengan wanita yang sudah berumur. Ia tidak segan segan membantu. Karena setiap kali Kai melihat wanita yang sudah lebih berkepala 4 atau 5 dst, ia selalu teringat oleh mendiang ibunya.
Dan sekarang... ia masih tidak bisa percaya kalau ia menyelamatkan seseorang yang sudah membuat nyawa ibu kandungnya melayang.
Perasaan benci dan tidak sudi masih membleyar di hatinya. Namun rasa iba saat melihat wanita yang pernah mengisi hari harinya sewaktu kecil itu terbaring lemah juga menjalar di hatinya.
Kai masih menatap wanita yang masih tertidur itu dibalik kaca pintu. Ia menghembuskan nafas perlahan, lalu berbalik membelakangi pintu.
Tiba tiba seseorang muncul dari lift dengan berlari. Tapi saat arah larinya ke arah Kai, orang itu berhenti dan terlihat bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Mind
Fiksi PenggemarSaat Kai dan Kris berumur 4 tahun, mereka menjadi saudara angkat. Keakuran dan keharmonisan kakak beradik ini sangat terlihat pada masa itu. Tapi setelah mereka beranjak remaja, sebuah insiden menimpa keluarga mereka dan dari insiden itu lah, Kai me...