Setelah nongkrong di restoran toppoki aku langsung bergegas mengantar Irene, sangat kebetulan rumah kita searah, sedangkan Jisoo membawa Yeri menginap dirumahnya.
"Terima kasih Irene, kalian teman yang menyenangkan"
"Um.. aku yang berterima kasih telah mengantarku pulang Jen"
"Ck. Bukan masalah, kalau begitu aku pergi sekarang"
"Baiklah, take care"
"Umm"
Aku langsung pergi menuju rumah setelah mengantar Irene pulang. Tidak terlalu jauh dari rumahnya untuk pergi kerumahku. Seperti saat ini, aku baru saja memarkirkan mobil. Tapi ketika aku berkemas aku melihat bungkusan mandu yang dibawakan 'bad girl' untukku didekat persneling.
Aku mengambilnya, hanya ingin melihat. Lalu kutemukan secarik kertas kecil yang baru kutemukan, padahal tadi ketika pertama kali membuka hanya terlihat mandu tanpa kertas ini.
"Makanan ini tidak mengandung racun"
Itu tertulis dikertas yang saat ini kupegang. Aku dibuat heran, ada apa dengan manusia yang dijuluki bad girl ini. Aku mencurigai dia.
Aku sudah tak tahan dengan bau keringat ditubuhku, maka aku langsung keluar dari mobil, membuang makanan itu lalu masuk kedalam.
Aku baru saja duduk didepan meja riasku saat ponselku tiba tiba berdering nyaring diatas kasurku. Aku langsung memeriksanya dan itu telepon dari orang yang tak kukenal, tapi ketika aku menjawab telepon itu, sama sekali tidak ada yang bicara, sangat hening dan membuatku merinding. Aku langsung mematikannya tapi seketika telepon itu berdering lagi, ketika ku angkat lagi reaksi penelepon tetap saja hening. Jadi aku memilih mematikan ponselku lalu dengan segera merawat wajahku terlebih dahulu sebelum akhirnya aku tidur.
Pagi pagi sekali aku terbangun oleh dering telepon yang tak kunjung berhenti, bukan ponselku tapi telepon rumah. Awalnya aku mengabaikan panggilan itu, tapi aku takut ada hal yang penting hingga penelepon terpaksa menelepon ke telepon rumah, sangat langka.
Dengan langkah perlahan dan berwajah kusut, aku berjalan menuju telepon yang masih berbunyi.
"Halo?"
"......."
Beberapa kali aku berbicara dia tak kunjung menjawab, aku hanya mendengar helaan nafas. Aku langsung mematikannya karena takut.
Kenapa rumah ini jadi seram astaga.
Aku berlari dari sana untuk kembali kekamar. Aku melihat jam di dinding, ini masih terlalu pagi bagiku untuk bangun. Aku hendak kembali berbaring sebelum akhirnya aku urungkan niatku, sebab bel berbunyi dan aku buru buru kembali turun untuk membukakan pintu.
Aku membuka pintu, tanpa ada tamu. Yang aku lihat hanya satu paperbag besar tergeletak didepan pintu. Aku melihat ke segala sisi rumah dan halaman, bahkan pagar rumah masih terkunci.
Astaga rumah ini benar benar menyeramkan.
Tapi karena penasaran, ku ambil paperbag dan langsung masuk dan tak lupa mengunci pintu.
Aku memperhatikan dengan lekat paper bag yang ku letakkan di atas meja makan. Aku penasaran tapi bagaimana kalau itu bom, bagaimana kalau itu sesuatu kejahatan yang tak kusadari. Setelah beberapa saat aku berpikir aku memutuskan untuk memeriksanya.
"Jangan pernah lewatkan sarapanmu"
Aku menemukan secarik kertas bertuliskan kalimat itu. Tapi aku merasa ini bukan hal asing. Tapi kemudian aku membuka bungkusan itu, berisikan sarapan yang amat sangat sehat.