Jennie pov
Mood ku saat ini begitu berantakkan, Jungkook yang tiba tiba datang menghancurkan suasana. Ia tak tau malu setelah aku menolak ajakan dia untuk pergi bersamanya. Kenapa harus memaksa? Aku tak suka paksaan. Irene, Jisoo bahkan Seulgi memaki dia dan meminta dia pergi tapi nihil, ia tak gentar dan terus memaksaku. Dan tak ada yang bisa kulakukan selain mengalah agar dia berhenti. Dia berjanji tak akan menggangguku setelah mengikuti kemauannya, walaupun aku tau dan yakin dia akan berdusta.
Jalanan yang sedikit padat membuat keningku mengkilap oleh keringatku. Cuaca yang cukup panas membuatku kesal dan bosan didalam mobil. Jadi aku menurunkan jendela mobil hanya untuk membuatku tak terlalu kepanasan.
Tapi dari dalam sini, aku melihat dua orang yang terlihat begitu akur dan bahagia, mereka berdua bersenda gurau ditaman yang mereka pijak saat ini, mereka berjalan keluar dari taman dengan gembira bahkan ketika mereka melewati mobil yang ku tumpangi. Hatiku tiba tiba merasakan sakit dan tak sanggup mengungkap kata atau hanya untuk sekedar menggambarkan bagaimana perasaanku saat ini.
Thailand? Dia diThailand?
Jelas jelas dia berada diKorea, bersama wanita lain. Kenapa dia tak benar benar pergi, setidaknya aku tak perlu menyaksikan kemalanganku ini.
Aku menertawakan diriku sendiri. Harusnya aku tau bahwa dia memang pemain. Bodohnya aku membiarkan ia masuk ke ruang luka yang hampir sembuh. Kini ia menambah luka ini lewat pemandangan ini.
Apa dia tak pernah merasa sakit hati?
Apa salahku? Aku merasa rendah.
Kau hebat Lalisa, kau memang bad girl.
Aku coba ingat, wanita itu adalah wanita yang Lisa cium keningnya di petshop.
"Putar balik didepan, bawa aku kemanapun kau mau"
Aku memerintah seseorang yang tadi memaksaku. Ya, aku berada dimobil Jungkook sekarang. Dia menurutiku membawaku pergi.
Diperjalanan, aku bahkan tidak tau apa yang harus aku lakukan, aku memikirkan sesuatu yang membuatku terasa sakit. Entah aku korbannya yang ke berapa, pikiran ku buyar dan hatiku? Entahlah.
Aku tidak bisa fokus pada Jungkook yang terus mengoceh, dan tanganku terasa pegal sebab Jungkook tau mau melepas genggaman tangan besarnya itu.
Dia membawaku yang tak memiliki nafsu makan ke Restaurant, aku biarkan dia memesan, berbicara, dan makan sendiri. Aku tak peduli, dunia ku berputar pada apa yang kulihat tadi. Aku ingin memastikan kembali tapi itu benar dia. Jadi aku biarkan Jungkook menghabiskan makanannya dan pergi setelah itu.
Aku tak terlalu banyak berbicara dengannya, cukup satu kalimat saja.
"Antarkan aku pulang sekarang"