Hujan masih turun dengan deras setelah dua insan ini saling menghangatkan. Keduanya sedang berpelukan dibalik selimut tebal dengan ketelanjangan mereka. Jennie merasa nyaman ketika Lisa memeluk erat tubuh mungilnya walaupun Lisa sedang tidur, pelukan tak terlepas.
Jennie memandangi sosok Lisa yang membingungkan, membuat nya jatuh cinta hanya dalam sekejap mata. Sekalipun ia belum terlalu yakin dengan perasaannya pada Lisa, Jennie benar benar melihat ketulusan dibalik mata besar nya yang bersinar.
Lisa terbangun dengan kehangatan, kemudian tersadar bahwa ada seseorang dalam pelukannya. Lalu Lisa terkejut kemudian melepas pelukan dan sedikit menjauh. Jennie yang saat itu juga bingung hanya diam dan membisu.
"Siapa kau?"
"What?"
"Siapa kau? Ah tunggu? Bukan kah kau pacarku? Aigooo, kau pacarku kemarilah" Lisa kemudian menarik Jennie dengan kuat hingga Jennie tenggelam dalam pelukan.
Tapi itu membuat Jennie salah tingkah dan bersembunyi ditengah dada Lisa yang telanjang. Sejenak Jennie mengingat kejadian semalam, tentang apa yang mereka lakukan semalaman dibawah hujan deras dan panas nya atmosfer kamarnya.
"Jen?"
"Hm?"
"Haruskah kita rahasiakan ini dulu?" Lisa bertanya dengan canggung, takut Jennie tak suka dengan apa yang ia tanyakan. Belum sempat ia kembali bernafas Jennie sudah memberikan reaksi yang tak bagus untuk Lisa.
"Apa ini juga taruhan?"
Jennie mendongak, menatap tajam bola mata yang ketakutan. Seolah jiwa hampir berlari, Lisa disadarkan lagi oleh deep voice Jennie yang mengerikkan. Tatapannya menunjukan jelas rasa tak suka dengan apa yang Lisa inginkan.
"No is not Jen, but kurasa kita harus lakukan ini dulu. Aku tak ingin temanku menganggapmu murah karena menyukaiku terlalu cepat bahkan tetap menerimaku ketika kau tau kau hanya jadi taruhan, aku tak ingin itu terjadi" Lisa mencoba menjelaskan selembut dan seberusahanya ia membuat Jennie mengerti.
"Apakah salah jika aku menyukaimu terlalu cepat?"
Lisa kembali memeluk Jennie, mengusap lembut dan mencium kepalanya.."Tak ada yang salah dengan itu, hanya saja untuk saat ini publik belum tentu menerima kita. Sejujurnya aku tak peduli, hanya saja aku ingin menjaga perasaanmu"
Lambat laun Jennie luluh dan setuju dengan apa yang Lisa minta. Mereka backstreet.
🐣
Lisa dan Jennie baru saja keluar dari kamar mandi, mandi berdua menghabiskan waktu yang lama bagi pasangan muda ini.
Jennie sempat meminta Lisa makan malam tapi Lisa menolak, sebab Seulgi datang mengantarkan mobil Jennie sekaligus menjemputnya.
"Mobilmu sudah di garasi, aku pergi ne?"
Jennie mengangguk lucu dengan senyuman yang tak Lisa sangka semanis itu.
Setelah mengantarkan Lisa, Jennie kembali kekamarnya untuk membereskan kekacauan. Ia membuka sprei yang terpasang. Teramat jelas noda merah disana, menjadi saksi bagaimana seseorang telah mengklaim dirinya. Memberikan yang paling berharga untuk yang ia cinta. Ia tersenyum menatap cermin yang memantulkan dirinya sendiri, ia menyentuh setiap bagian tubuhnya yang memerah karena gigitan kecil yang Lisa buat. Jennie menyukai tubuhnya, terlebih dadanya yang memiliki begitu banyak tanda.
Sedangkan dilain tempat, Lisa seolah orang yang baru pertama kali jatuh cinta. Ia tersenyum dengan bahagia seolah lupa Seulgi bergidik ngeri melihatnya senyum sendiri sedari tadi.