Ada hal yang suatu saat akan menjadi pengingat, ada juga sesuatu yang menjadi peribahasa ataupun perandaian. Tak ada yang bisa diterima dari kata andai, sebab itu terasa sakit bila terus diandaikan.
Seperti saat ini, senyum Jisoo seolah petaka, rintik hujan dipagi hari seolah melambangkan air mata yang tak mendapat izin untik keluar, gemuruh bagai gemetaran didada dalam kekhawatiran.
Sepanjang perjalanan menuju kampus seolah wahana kereta hantu, ketakutan dalam diri Jennie begitu ketara dilihat dari matanya. Tangannya semakin gemetar ketika dirinya memaksa untuk berhenti.Sedangkan disampingnya. Wanita yang ceria dan bahagia memancarkan energi kebahagiaannya melalui senyum manis yang tak pudar, juga semangat karena hati yang bahagia. Jisoo akan mengutarakan cinta pada sosok yang ia kagumi sekian lama. Menjadi tujuan matanya ketika kaki melangkah dimanapun -crush- nya berada.
Lalisa Manoban.
Mencuri hati Jisoo dengan sikap dinginnya. Membuat Jisoo jatuh cinta dengan senyumannya yang jarang ia lihat. Tapi pada waktu itu, kali pertama ia melihat senyum Lalisa, hatinya jatuh seketika.
Flashback
Seluruh maba dimohon untuk berbaris sesuai regu!
Perintah senior dikampus.
Seluruh mahasiswa/i menurut dan berbaris. Lapangan tak mungkin tak berisik ketika semua mahasiswa mencari regu masing masing.Brukk!
Gadis muda yang kebingungan mencari regu berjalan menunduk sembari memperhatikan kertas urutan regu, mencari nama dan dimana regu nya. Namun ia hilang kendali dan tak sadar tali sepatunya lepas dan itu membuatnya terpeleset. Namun beruntung seseorang gadis muda yang menolong nya, menahan Jisoo agar tak terjatuh dilapangan yang sedikit basah dan berlumpur.
"Ah, ahh terima kasih" Jisoo beberapa kali merunduk mengucap terima kasih karena pertolongan mendadak.
Tapi ketika ia mendongak, tubuhnya beku, matanya melihat mata orang itu dengan kekaguman yang teramat sangat. Mata nya, hidungnya, dan bibir tebalnya membuat ia menelan ludah dengan susah payah.
Gadis tadi lantas berjongkok kemudian mengikat tali sepatu Jisoo yang terlepas. Tanpa perlu menatap Jisoo orang itu berbicara, tapi Jisoo malah kembali terkagum sebab suaranya yang lembut, tegas dan lucu.
"Jika kau tak bisa mengikat tali sepatu, kembalilah sekolah di TK"
"Haish, wanita ini kasar, tapi emm"
Pikir Jisoo, namun tatapan kagum tak bisa memanipulasi keadaan. Gadis itu menyeringai dan mendekatkan wajah ke arah Jisoo, perlahan semakin dekat. Jisoo menyadari bahwa gadis itu tengah memperhatikan bibir hati milikknya.Merasa tertantang gadis itu lantas semakin mendekatkan wajahnya ke Jisoo. Dan sepertinya keusilan wanita itu semakin menjadi. Dia memiringkan wajahnya seolah hendak mencium bibir Jisoo, namun tanpa disangka mata Jisoo menutup secara spontan. Membuat orang yang dihadapannya puas menjahili perempuan yang sama sekali ia kenal.
"Tali bagian mana yang copot, biar kuperbaiki"
Seketika seluruh tubuh merasakan apa yang belum pernah Jisoo rasakan. Merinding ketika gadis tadi berbisik dan sedikit menghirup aroma tubuh Jisoo.
"Yak! Lalisa! Cepat!!"
Seseorang memanggil dan sontak Jisoo menjauh dari hadapan gadis yang dipanggil Lalisa. Namun Lisa hanya menyeringai dan pergi menyusul orang yang memanggilnya.
Lalisa
Lalisa
Flashback End
Jadi itulah yang terjadi pada awalnya, hingga tiba tiba san tanpa aba aba perasaan itu muncul sejak tatapan mata hazel Lalisa membuat Jisoo menjatuhkan hatinya tanpa syarat.