Sesampainya dirumah Jisoo, mereka langsung pergi menuju kamar Jisoo dan berganti baju. Jennie belum sempat menceritakan apa yabg terjadi, padahal pada kenyataannya Jisoo sangat menunggu penjelasan namun ia enggan bertanya, Jisoo akan menunggu setidaknya hingga Jennie bisa menjawab satu dari ratusan pertanyaan. Namun karena rasa penasaran Jisoo mengalah dan bertanya apda Jennie yang masih terlihat murung.
"Ada apa denganmu dan Lisa?"
Jennie tiba tiba saja terheran, bagaimana mungkin dia tau itu ? Dan pertanyaan itu membuatnya sedikit gugup, pasalnya Jennie memang masih enggan menyebutkan apalagi menceritakan perihal hubungannya dengan Lisa.
"Emmm tidak ada"
"Kau pikir aku anak TK ? Kau pikir aku tak tau apa apa?"
Lagi, Jennie mematung menatap Jisoo yang menegur diam nya.
"Aku tau tentang kau dan Lisa. Tapi aku tak mempermasalahkan apapun tentang itu sekalipun kau tak jujur padaku pada waktu itu.
Tapi jika kau tak bisa membahagiakannya, aku yang akan membahagiakan dia. "
"Ya!!"
"Apa? Padahal Aku sangat siap menggantikan posisimu."
"Jisoo ya! Haruskah aku bersaing dengan temanku sendiri"
"Aku sudah kalah Jen, tapi jika kau tak inginkan dia biarkan aku mengambil alih untuk aku membahagiakannya"
"Andwe!"
"Kalau begitu tunjukan padaku bahwa kau pantas dan layak bersamanya."
Jennie terdiam, dan merasa tersadar bahwa memang perjuangan itu tak perlu dipamerkan, hanya bukti dan hasil yang jadi banggaan.
Jisoo lantas meninggalkan Jennie dan membuat minuman juga camilan. Sejenak ia terdiam saat sedang membuat camilan, merasakan sakit nya hati dan perasaan. Cinta bertepuk sebelah tangan, dan sekarang harus menerima kenyataan. Hanya itu yang bisa Jisoo lakukan, tak bisa mendapatkan Lisa dan sekarang berpura pura mendukung hubungan Lisa dengan Jennie, namun dibalik itu semua hanya ikhlas yang perlu ia tanam.Jisoo pov
Jujur saja, mana mungkin aku bisa menerima kenyataan seburuk ini jika tak akan ada hal baik setelahnya. Ini bukan salah siapapun, salahku. Kenapa aku harus menyukainya dan kenapa Jennie adalah temanku.
Aku kesulitan berpura pura menerima padahal aku juga tak bisa melindungi perasaanku sendiri. Hatiku sakit sebagaimana harapanku, sempat ingin berbagi luka tapi aku tak pantas jadi saingannya. Lagi pula bukan cinta seperti itu yang kumaksud.
Namun jujur saja Jen, aku bisa saja membencimu jika kau menyakitinya.
Aku tak tau sampai kapan aku bisa bertahan dengan kepura puraan. Aku berpura pura tak menyukai orang yang sebenarnya ku cintai. Kau sudah tau itu dan masih dengan tega nya kau menyembunyikan "kalian".
Apa itu karena menjaga hati atau menjaga pertemanan ?
Dan lambat laun akupun mengerti. Cinta bukan sendirian.
Aku senang melihat Lisa bahagia bersamamu, aku bahkan bisa melihat senyumnya setiap hari meski bukan untukku dan bukan karenaku.
Aku menangisi diriku.
Dan mengingat, ketika aku dan dia menangis bersama di pinggir jalan.
Jisoo pov end
.
.
Pagi yang semakin lama semakin terik, membuat suhu dingin tersamarkan. Selimut seolah bukan lawan yang pas untuk summer di seluruh Negeri.