Lisa Pov flashback
"halo?"
Aku seolah tiba tiba bisu mendengarnya. Suaranya halus nan tegas, dan suara itu tak cocok dengan wajahnya yang imut.
Aku menghela nafas setelah mendengarnya, dia sudah bangun. Tapi kemudian telepon terputus ketika aku baru saja akan berbicara padanya.
Selanjutanya aku mengetuk pintu rumahnya dan berlari menjauh. Aku langsung memanjat pagar dan naik ke motor yang seulgi kemudikan setelah memastikan dia mengambil sarapan yang ku letakan didepan pintu. Aku tiba tiba merasa senang seolah mendapat ratusan juta dolar dari lotre. Aku bahkan tak menyimak Seulgi yang berbicara hingga dia mencubit pahaku.
"Yak!! Appo!"
"Cih bodoh! Kenapa tak kau temui saja. Berlagak jadi pengagum rahasia tak pantas untukmu."
"Yak! Itu cara lama. Aku ingin semuanya bisa ia ingat, dan menjadi kenangan"
Aku tau dia menertawaiku. Tapi dia beruntung sebab mood ku begitu baik saat ini.
"Bertahun tahun kau sulit melupakan mantanmu kau pikir aku percaya dengan tingkahmu? Lalisa kau bukan orang seperti itu"
"Lebih baik kau diam atau akan kubuat mulutmu tak bisa bicara, atau mencium Irene!"
"Yakk ne nee miane Lisa ya"
Dasar bodoh! Aku memukul helm nya yang membuat bibirnya mengerucut. Aigoo sahabatku yang lucu.
Sungguh, pagi pagi melihat Jennie membuat moodku begitu baik. Aku sarapan dengan lahap dan hampir saja merebut jatah sarapan Seulgi.
Setelah sarapan, aku bersiap dan pergi ketika mommy dan daddy turun. Tak perlu pamit, aku bahkan tak terlihat oleh mereka. Hebat bukan?
Itulah mereka. Lupa bahwa mereka punya anak.
Seulgi kekampus membawa motor, aku tau itu modusnya yang baru. Aku pernah menyuruh nya memakai mobil tapi jawabannya "jika aku dimobil, aku takan merasakan pelukannya dari belakang" dasar beruang.
Aku tak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai dikampus, setelah memarkirkan mobil, aku melihat sekitar dan suasana masih sepi, aku juga tak melihat mobil cutie cat.
Aku masih terdiam dimobil sejenak dan tak lama kemudian aku melihat mobil cutie cat, lalu aku melirik ke jam tanganku. Aku tertawa sendiri. Aku berangkat lebih awal dari biasanya.
Dia turun dengan pesonanya, rambutnya yang tebal dan berkilau menambah ke estetikan wajahnya. Pipi nya seperti mandu, aku benar. Sebab jika melihatnya dari samping, yang bisa dilihat adalah pipi gembulnya. Dan aku terkagum, wajah imut itu seolah memiliki dua perbedaan, atau mungkin persamaan? Sebab dia imut dan seksi bersamaan.
Tapi tak lama setelah itu teman temannya datang dan mereka pergi bersama sama.
Akupun pergi dan menuju kelasku.
Disana sudah ada Seulgi, Yeji, Joy, dan Wendy. Mereka sahabat sedari aku sekolah menengah, kecuali Seulgi.Setelah jam belajar habis, naluri ku mengajakku pergi ke kelas Cutie Cat. Dan memang aku berjalan kesana ditemani tatapan yang tak kutau artinya dari mahasiswi dan mahasiswa kampus ini. Mereka menatapku seolah aku bukan manusia. Didepan pintu kelas Jennie aku berpapasan dengan dosen mesum, dia menatap mataku dan aku mendelik kemudian masuk dengan mendorong sedikit bahunya. Aku tau dia memperhatikanku. Aku sedikit muak dengan tatapan mereka. Tapi ketika aku menatap Irene dia seolah mengerti dan mengajak temannya yang lain pergi, kecuali Jennie. Dia masih sibuk menulis, dan aku duduk dikursi dihadapannya.