Lisa Pov flashback
Pagi ini dunia seolah tak bersahabat denganku. Aku bangun terlambat, kemudian kemacetan menghambat perjalananku menuju kampus. Seulgi yang dari tadi mengoceh sejak dia menjemputku membuat suasana menyebalkan semakin sempurna.
"Haishh! Siapa yang menghalangi tempatku!"
"Berhenti bicara seul,kita hampir terlambat lagipula tempat parkir ini luas"
Seulgi berhenti bicara namun aku tau dia menggerutu dalam pikirnya, tangannya tak ragu meremas stir mobilnya.
"Bisakah kau tak membuat ini menjadi masalah! Atau aku akan menghajarmu!"
"Haish ne ne mian"
Pabo! Aku berteman dengannya sejak kecil tapi tingkah arogannya tak pernah pudar, meski dia bisa saja menjadi lugu dihadapan orang spesial baginya. Kalian akan tau.
Aku menyusul Seulgi yang lebih dulu keluar. Tapi bukan punggung Seulgi yang terlihat, tapi sepasang mata yang unik melihat ke arahku dari jauh. Mataku sempat bertemu dengan matanya ketika aku menyadari Seulgi meninggalkanku. Shit aku harus tetap terlihat cool sekalipun aku buru buru.
Bersyukur dosen belum masuk dan dengan santai aku meregangkan tubuh dan membiarkan kakiku yang panjang bersantai diatas meja.
Tiba tiba aku teringat gadis tadi, aku penasaran. Mata nya mencuri perhatianku dalam sepersekian detik. Samar samar aku mendengar desas desus dikelasku.
"Matanya begitu cantik"
"Benar dia mungil dan cantik"
"Kudengar dia mahasiswi baru dikelas seni, dia sekelas dengan Irene dan Jisoo"
"Waah kelas itu dipenuhi gadis cantik"
Aku yakin mereka membicarakan cutie cat itu. Dengan rasa penasaran aku beranjak dan pergi dari kelas.
Sebenarnya aku sedikit gugup ketika orang orang memandangku dengan tatapan tatapan mereka yang berbeda beda. Terutama ketika melewati kelas Seni, kulihat di ekor mataku mereka memandangiku bahkan sampai aku menjauh dari kelas itu. Aku pergi dengan tujuan hanya ingin melihat cutie cat, tapi aku malu sendiri ketika orang orang disana melihatku. Aku tidak tau dimana dia, tapi akan kupastikan aku akan menemukannya.
Plakk!
"Awww yak! Bajingan ini!"
Aku memekik ketika Seulgi memukulku begitu aku kembali ke kelas.
"Kau membuatku bicara sendiri Manoban!"
Astaga! Dia terlalu emosian untuk aku yang sesantai ini.Tak lama setelah aku datang, dosen pun masuk. Kalian berharap aku belajar? Tidak, aku tidak suka dosennya, jadi aku juga tak suka mata pelajarannya.
Aku tak bisa fokus ketika dosen itu berbicara, seharusnya dia diam saja! Melihatnya masih hidup juga aku tak menyangka, harus nya dia tak ada dibumi.
Kenapa?
Sebab dia dosen yang tak patut dicontoh. Dasar mesum!
Totalitasku sebagai pembenci orang seperti dia begitu sempurna, aku tak perlu mencatat apapun, mendengarpun sepertinya tak perlu.
Dan akhirnya waktu yang ditunggu tunggu tiba.
Jam istirahat.
Aku berjalan menuju kantin bersama Seulgi. Seperti biasa semua orang menatapku. Dan seperti biasa aku mengabaikan tatapan tatapan itu.
Aku dan Seulgi baru saja masuk area kantin tapi mata ku menangkap cutie cat disudut sana.
Aku melihatnya meremas perutnya, raut wajahnya terlihat menahan sakit. Aku menduga dia sakit perut karena datang bulan. Dari mana aku tau? Gosh aku juga perempuan. Aku menunggu Seulgi memesan makanan dan perhatian ku tertuju pada cutie cat disana yang sedang mengobrol dengan Irene, sampai teman nya yang lain datang. Dan kulihat hanya dia yang tak memakan apapun.
Aku kemudian beranjak dari sana dan pergi menuju stand makanan ringan. Tapi sialnya aku kehabisan coklat, dan aku terpaksa membeli sandwich.
Setelah kubayar barulah aku berpikir sejenak, untuk apa aku membeli ini? Naluriku mengajakku membeli ini dan otakku memintaku untuk memberikan ini pada cutie cat itu.
Baiklah terlanjur.
Aku menghampiri meja mereka dan menggebrak meja itu. Aku menatap cutie cat terlalu dekat. Astaga mata itu membuatku seolah aku tenggelam disana.
Dia menatap tajam kepadaku, dan aku tak bisa menahan senyum ketika memandanginya. She's so pretty.
Aku mengeluarkan sandwichku dari saku, aku menyodorkan sandwich itu.
"Makan ini, tidak boleh diberikan ke orang lain, tidak boleh dibuang. Paham?"
Aku tak membutuhkan jawabannya jadi aku pergi dan menyusul Seulgi. Seulgi lagi lagi memarahi ku, dia beruang yang penuh emosi.
Aku memandangi Cutie cat itu dari jauh, dia tak kunjung memakannya dan itu membuatku sedikit kesal, aku mendecih dan Seulgi menyadari itu.
"Apa yang kau lihat?"
Seulgi menyadari aku yang tiba tiba tak bernafsu dan hanya mengacak ngacak makananku.
Seulgi menoleh kearah mata ku melihat, kemudian dia menatapku lagi.
"Mahasiswi baru?"
"Seul bantu aku" dia terlihat keheranan tapi kemudian dia menanyakan apa maksudku.
"Tanyakan pada Irene siapa nama mahasiswi baru itu" Seulgi tak bergeming namun dia mengangguk.
Aku kembali melihat kearah gadis itu, tapi aku tak melihat dia memakannya. Lalu pergi begitu saja.
Aku otomatis tersenyum, sebab aku tak sengaja melihat dia tersenyum. Bukan ke arahku, dia tertawa dengan Jisoo. Fokusku mengarah pada pipinya yang mengembang, seperti mandu.
Tak lama aku dan Seulgi kembali kekelas, menyelesaikan jam terakhir dan aku orang yang paling pertama keluar setelah dosen.
Aku sedikit berlari menuju parkiran, kemudian aku bertemu pengantar makanan.
Setelahnya aku bersandar dengan sengaja dimobil yang Cutie Cat parkir disebelah mobilku.
Aku menunggu cukup lama disana, Seulgi bahkan sudah meneleponku beberapa kali. Tapi sepertinya aku tak membuang waktu sebab mereka datang, cutie cat bersama temannya datang.
"Bukankah ini mobilmu? Kenapa tak bersandar disana saja?" Dia datang dengan wajah marah, bahkan menunjuk mobilku.
Aku tak takut padamu cutie cat, kau membuatku gemas.
"Karena aku ingin disini, menunggu pemilik mobil ini" aku menjawab dengan santai dibawah tatapannya yang mengintimidasi.
"Ada apa? Kau ingin protes aku parkir disini? Besok kau tak akan melihat mobilku disini lagi!"
Astaga ternyata se emosian ini.
"Aku tidak, aku hanya ingin bertemu denganmu" dia menghela nafas kesal mungkin. Tapi aku berbicara apa adanya.
"Ada apa?" Dia berkata sembari melipat tangannya dengan angkuh.
"Karena kau tak memakan sandwichku, aku bawakan sesuatu yang mirip denganmu" aku meletakkan paper bag berisi mandu yang tadi kupesan. Aku tak bisa menahan gemas untuk mencubitnya. Dia lucu manis juga galak.
Aku pergi dari sana setelah aku melihat Seulgi yang sudah bersandar dimobilku.
Aku tak bisa menahan senyum.
"Kau gila?" Aku tak menggubris apa yang ia katakan. Aku hanya mengingat bagaimana seksi nya cutie cat menatapku tadi.
"Namanya Jennie"
"Gomawo baby bear"
Aku menggodanya. Sekalipun dia menyebalkan tapi dia berguna untukku.Jennie
Jennie
Jennie, aku ingin jadi top untuk Jennie.
Top and Jennie.
Haha, aku tertawa berasama pikiranku.
Part terpendek bukan si? Sengaja tapi wufyu ♥️