Pov jennieDengan segala kegundahan hati, aku menyelesaikan segala urusanku dikampus dengan baik. Namun aku gagal menyembunyikan kegelisahanku, terutama Yeri. Ia tau jika bohong bahwa aku mengatakan aku baik baik saja. Tapi kupikir aku tidak perlu menceritakan apapun, meskipun dia terus saja menempel padaku dan menanyakan tentang kegelisahanku yang ketara.
Sejenak aku melihat lagi ke arah Jisoo, bagaimana jika dia tau bahwa Lisa orang yang dia suka adalah kekasihku. Aku bersembunyi dan kini sedikit lagi aku akan gagal. Tapi aku tak ingin menyimpulkan lebih dini, aku ragu jika itu benar. Mungkin saja bekal itu bukan untuk Lisa, tapi Lisa memalak dari temannya dan mengatakan padaku bahwa itu kiriman untuknya. Mungkinkah asumsi ku bisa saja benar?
Aku ingin berkata ini tidak mungkin, tapi itu kenyataannya.
Jadi orang yang Jisoo sukai adalah pacarku sendiri, dan selama ini aku membantu dan mendukung Jisoo mendapatkan pacarku sendiri.
Ini gila, aku harus mengatakan bahwa aku tak akan pernah merelakan Lisa untuk orang lain. Tapi Jisoo? Dia bilang dia menyukai crushnya yang ternyata pacarku bertahun tahun.
Aku tau ini adalah dampak dari hubungan yang enggan dibawa ke permukaan, aku ingin go public tapi aku belum terlalu siap dan sekarang adalah resiko yang harus aku terima. Tapi aku benar benar ingin memastikan lagi.
"Ya Jisoo!"
"Oh why Jen?"
"Aku punya resep baru, kau ingin belajar lagi?"
"Woah? Seriously? Baiklah aku tunggu dirumah malam nanti. Besok kita kelas pagi, dan kau harus menginap okay! Byeee see you!"
Dan salah satu cara nya adalah itu.
Dan aku berharap dugaanku salah.Jisoo kemudian berlari menyusul Yeri yang sedikit lebih jauh didepan kami. Dan sekarang aku berada d mobil menunggu Lisa datang.
Selama diperjalanan pulang, aku dan Lisa membahas segala hal, yang menyenang kan atau menyebalkan, kami berbagi cerita tentang bagaimana hari yang kita lalui.
"Umm, hon? Aku ingin menanyakan sesuatu"
"Uhumm, katakanlah"
"Kau benar benar yakin, makan siang itu untukmu?"
Dahi nya mengkerut seolah tengah mengingat kejadian yang terlupakan.
"Ya, ada seseorang masuk ke kelasku, dia mencariku dengan takut lalu Seulgi bertanya padanya lalu dia bilang ke Seulgi bahwa makanan itu untukku baby"
Aku hanya mengangguk sebab tak menemukan kebohongan dimatanya, aku sangat yakin sebab aku tau dia adalah orang yang sangat menghargai dan juga jujur padaku. Tapi haruskah aku waspada dengan Jisoo?
"Hon apa tak masalah jika aku menginap dirumah temanku malam ini?"
Saat itu juga Lisa membawa mobil nya melipir di jalan sekitar, dan jujur aku takut dia marah.
"Ada apa? Apa aku membuat kesalahan hingga kau tak ingin tidur denganku?"
"Tidak Hon, tidak seperti itu"
"Lalu? Kau tidak suka kehadiranku?"
"Lisa stop jangan memulai"
"Kau bilang aku yang memulai?"
Mata hazel nya memerah bersama air mata yang siap menerobos pelupuk matanya, begitupun aku. Entah mengapa melihat matanya membuat hatiku sakit oleh ucapan ku sendiri. Namun aku tau dia menahan segala emosinya untuk tidak berteriak padaku. Dia tetap merendahkan suaranya sekalipun dia marah besar.