Menu kantin kali ini tak cukup memancing nafsu makan Jennie, setelah mendapat jawaban dari Jisoo tentang proses menyatakan cinta pada Lalisa membuat pikirannya tak henti memikirkan apa yang Lisa lakukan saat Jisoo menyatakan cintanya.
"Wahh Jisoo unnie, sepertinya nafsu makan mu meningkat setelah memeluk crushmu"
Bagai tersengat ratusan volt listrik Jennie semakin tak berselera bahkan hanya untuk minum sekalipun. Jennie melirik Jisoo sekilas, wajahnya memerah dan malu malu.
"Ya! Dasar penguntit"
Jisoo melempar tisu bekas ke arah Yeri yang masih menertawakan salah tingkahnya Jisoo.
Tanpa sadar Jennie merasa bahwa dia emosi dan harus marah, jadi Jennie menggebrak meja dan berdiri namun seketika ia sadar kembali atas apa yang baru saja ia lakukan."Umm , aku umm aku merasa pusing. Aku akan pergi ke klinik sebentar"
Selama menyusuri koridor Jennie menatap bayangan dirinya sendiri. Merasa kasihan bahwa nyatanya dirinya tak cukup baik dalam hal percintaan. Jennie hanya menerka jika saling mencintai saja sudah cukup. Tapi membayangkan Lisa memeluk orang lain adalah hal paling sakit baginya, jadi dia berbaring lalu menutupi dirinya dengan selimut. Berusaha tertidur untuk menutup prasangka buruk dan juga pikiran yang negatif.
Tapi baru saja dirinya hendak terlelap, seseorang menarik selimut, kemudian memeluknya untuk tidur dibawah selimut yang sama. Jennie bukan tak bergerak tapi seseorang itu menahan kemudian memeluknya.
Lisa mencium Jennie dan mendekap hangat kekasih yang bertubuh lebih kecil darinya. Jennie yang merasa tenang dipelukan Lisa terbawa suasana dan menikmati kehangatan yang Lisa bawa untuknya. Namun nyatanya hati kecil Jennie tetap merasa tercubit, dengan sedikit meringis Jennie menyadari kehangatan yang selalu Lisa suguhkan, apakah itu sama dengan apa yang Jisoo rasakan.
"Setelah memeluk orang lain, kau masih bisa memelukku. Apa ada perbedaan?"
"Jelas berbeda"
Lisa menjawab sembari mengeratkan pelukkan."Apa itu?"
"Untuknya hanya pelukan rasa terima kasih, dan pelukanmu untuk rasa syukur"
Jennie tiba tiba berbalik, dan Lisa sadar Jennie butuh yang lebih jelas.
"Jen, dia menyukaiku. Aku memeluknya bukan untuk membalas perasaannya, tapi aku berterima kasih karena dia menghargaimu. Dia pura pura tak tau siapa kau sebab takut menyinggungmu jika dia jujur, jadi dia gunakan cara itu untuk bisa bertemu aku. Dia hanya ingin mengungkapkan nya sekali takut takut dia semakin menyukaiku. Dia juga memberi tauku itu masakanmu, dan juga memberi tahu kau sakit dan kesini sendirian. Tapi, jika ku lihat kau cemburu bukan sakit"
Aaaaaaasrrgggg!!
Jennie mencubit perut Lisa kemudian membelakanginya.
"Cemburumu tak buruk, kita bisa bolos kelas dan berpelukan."
Tak ada perlawanan dari Jennie, selain sikap salah tingkahnya yang membuat Lisa gemas sendiri. Mereka berdua hingga staf klinik menyadari kehadiran mereka.
"Astaga! Apa tak kurang besar kasur dan selimut itu huh?"
"Mina ya aku tak lakukan apapun."
Jennie dibuat malu karena dikira melakukan hal aneh di klinik, dan Lisa hanya bergurau bersama staf klinik yang memang teman baik Lisa. Bahkan dia sedang asik ngobrol berdua juga memesan kopi, karena Jennie sudah diperiksa Mina dan memang tubuhnya kurang fit Mina memerintahkan Jennie istirahat sebelum Lisa datang, Jennie yang tak tau entah dari mana beritanya Jennie disini hingga Lisa tiba tiba datang, dan seperti itulah pada akhirnya.