24| pulang

136 19 1
                                    

"Dok, saya ingin pulang."

"Kimbab?!" Yujin terkaget saat Jihoon berbicara bahwa ia ingin pulang kepada dokter yang kini sedang memeriksanya.

"Aku pengen pulang Yujin, bosen di rumah sakit terus. Toh keadaan aku sama aja gak membaik sama sekali walaupun aku dirawat disini."

Mendengar jawaban Jihoon membuat Yujin membisu, ia teringat penjelasan dokter kemarin. Kemungkinan sembuh untuk Jihoon adalah nol.

Dokter sejenak berfikir tentang keinginan pasiennya itu, kemudian ia mengangguk menyetujuinya.

Sang dokter sangat tau bawasannya sisa waktu yang dimiliki Jihoon saat ini sangatlah berharga, ia ingin sang pasien menghabiskan waktunya dengan hal - hal yang lebih berarti dan membuatnya bahagia disaat - saat terakhirnya.

"Nanti sebelum pulang datang keruangan saya dulu. Saya akan jelaskan kondisi kamu."

"Baik dok." Jihoon tersenyum, ia sangat senang karena dokter mengizinkannya untuk pulang. Jihoon sudah muak dengan suasana rumah sakit.

"Kenapa pulang sih kimbab?" Yujin mencoba berbicara pada Jihoon supaya Jihoon mengurungkan niatnya.

"Aku tau kondisi tubuh aku Yujin, aku ngerasa aku gak bakal punya banyak waktu lagi."

"Aku gak mau ngehabisin waktu aku disini."

"Aku ingin pulang, aku ingin membuka sullrye, aku ingin pergi jalan sama kamu."

"Banyak sekali hal yang pengen aku lakuin, aku juga pingin buat kamu bahagia. Aku selama ini cuma selalu bikin kamu nangis, maaf."

"Sutttt, aku bahagia kok. Aku bahagia asalkan kamu baik - baik aja, aku bahagian bisa terus disamping kamu kayak gini. Aku bahagia kimbab."

"Jangan bohong."

"Aku gak bohong. Asalkan bisa sama kamu dimanapun tempatnya aku tetep bahagia."

"Sini," Jihoon menelentangkan tangannya, ia ingin memeluk Yujin.

Yujin tersenyum, ia kemudian menjatuhkan dirinya kepelukan Jihoon.

"Terimakasih Yujin."

Yujin mengangguk dalam pelukan Jihoon.

Mereka berpelukan sangat lama sembari mengeratkan pelukan satu sama lain.

"Mau gini terus sampek jam berapa? Katanya mau pulang. Hee.." Yujin bergumam.

Bukannya melepas Jihoon malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Kimbab! Aku gak bisa nafas."

"Hehee..." Jihoon segera melonggarkan pelukannya.

"Lepasin," Yujin meronta kecil.

"Gak mau!"

"Bau! Kamu belum mandi!" Canda Yujin.

"Biarain! Kamu juga belum mandi!"

"Kimbab..."

"Iya.. iya." Akhirnya mereka melepaskan pelukan.

"Aku siapin baju ganti kamu dulu, terus siap - siap buat pulang."

Jihoon mengangguk, ia terus mengamati Yujin yang sedang membereskan barang - barangnya.

"Bada gago sipda..." Jihoon bergumam.

"Hem?" Yujin menoleh karena tidak mendengar jelas perkataan Jihoon.

"Bada gago sipeo,"

"Gaja!!"

"Serius?" Jihoon terkejut dengan respon yang diberikan Yujin."

be ill | Park Jihoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang