19| unholy

126 15 4
                                    

Yujin menangis di depan pintu kamar inap Jihoon, ia mendengar rintihan Jihoon dari dalam sana tapi dia tak sanggup kembali masuk. Yujin terus menutup mulutnya dengan tangan suapaya tangisannya tak terdengar oleh Jihoon yang berada didalam.

Sungchan dari kejauhan berlari kecil saat melihat Yujin sedang menangis, ia kemudian meraih Yujin kedalam pelukannya, "kenapa lagi?"

"Jihoon bener - bener udah gak mau ketemu gue lagi Chan, gue harus gimana? hiks.."

Hati Sungchan seperti tersayat melihat wanita yang ia cintai menderita seperti ini. "Apakah yang gue lakuin ini bener? Melihat Yujin kayak ini gue gak sanggup." Batin Sungcahn yang masih menyembunyikan fakta yang ia ketahui.

"Udah jangan nangis terus Yujin." Sungchan mengelus rambut Yujin yang kini sedang berada dipelukannya.

Yujin melepas pelukan Sungchan, "lo masuk aja Chan, gue gak sanggup denger Jihoon kesakitan, tolongin dia ya."

Sungchan mengangguk, kemudian ia masuk ke ruang inap Jihoon.
Jihoon sudah meringkuk menahan sakitnya, "Jihoon! Gue panggilin dokter ya?"

"Gak usah! Biar gue mati aja kayak gini!"

"Hus! Jaga omongan lo Park Jihoon! Bentar gue panggilin dokter." Sungchan berlari keluar, melewati Yujin yang masih berada di depan pintu ruang inap Jihoon untuk memanggil dokter.

Dokter kemudian masuk ke ruang inap Jihoon, menyuntikkan obat penghilang rasa sakit hingga akhirnya Jihoon yang sudah lemas kini terlelap.

"Jihoon udah baik - baik aja, udah jangan nangis lagi." Sungchan kembali keluar menemui Yujin.

Yujin menghela nafas lega, "gue balik ya Chan."

"Mau gue anter?"

"Gak usah, lo disini aja jaga Jihoon."

"Yaudah kalo mau lo gitu, ati - ati ya."

































"Biar gue mati aja kayak gini!" Kalimat Jihoon tadi siang terus terngiang di fikiran Sungchan, dan juga tangisan Yujin juga bergemuruh di hatinya.

Semalam suntuk Sungchan memeikirkan perbuatannya, haruskah ia memberi tahu Yujin soal Felix yang datang menemui Jihoon, haruskah ia memberi tahu semuanya kepada Yujin agar kondisinya tidak kacau seperti ini.

Sungchan masih memiliki hati nurani, ia tidak tega melihat kedua sahabatnya hancur seperti ini, meskipun nanti saat ia membeberkan semuanya pada kenyataannya perasaannya akan hancur sebagai gantinya.



Yujin
|Yujin-a besok lo kesini ya, gue mau ngomong penting.|

Sungchan
|Ada apa Chan? Soal apa? Jangan bikin gue takut|

Yujin
|Soal Jihoon, lo besok juga bakalan tau|
|Gak usah mikir macem - macem, udah malem lo harus istirahat|




Saatnya untuk mengucapkan seelamat tinggal kepada Yujin. Sungchan memutuskan untuk mengikhlaskan perasaannya demi kedua sahabatnya itu.

Setelah mengirim pesan terakhir kepada Yujin, Sungchan mengacak rambutnya kasar kemudian melempar tubuhnya ke sofa untuk berbaring, ia kemudian menatap kearah Jihoon, "ini semua gue lakuin demi Yujin, gue sakit liat Yujin hancur kayak tadi. Gue ngaku kalah dari lo Park Jihoon, jaga Yujin buat gue."




































Yujin datang kerumah sakit, ia menemui Sungchan di kursi tunggu depan kamar inap Jihoon, dia tidak mungkin masuk karena Jihoon tidak akan menyukainya.

Sungchan kemudian menceritakan semua perihal kedatangan Felix menemui Jihoon. Yujin sangat marah setelah mendengar semua yang diutarakan Sungchan.

"Chan gue cabut dulu."

"Mau kemana tiba - tiba?"

"Gue harus temuin Felix, dia udah keterlaluan!"

"Jangan emosi Yujin, bicarain baik - baik sama sepupu lo."

"Gue udah gak bisa bicara baik - baik sama dia, seenaknya dia ngomong gitu ke Jihoon! Gue cabut sekarang."

Sungchan menatap kepergian Yujin, terlihat pada diri Yujin amarah yang sangat menggebu berbanding terbalik dengan perasaannya saat ini yang hancur karena harus melepas kepergian Yujin dari hatinya.







































Setelah menelfon Felix, Yujin mengetahui keberadaan Felix dimana sekarang, ia langsung bergegas menemui Felix dengan penuh emosi.

"FELIX!!" Yujin menyeret tudung jaket Felix saat Felix sedang nongkrong dengan teman - temannya.

"Woy, santai. Bisa dibicarakan baik - baik, ada apa?" Felix masih diseret oleh Yujin menuju tempat yang sepi.

"Yujin! Lepasin! Lo kenapa sih?!

Yujin melepaskan tudung jaket Felix dengan kasar.

"Lo ngomong apa sama Jihoon?! HAH?!"

"Enggak, gue gak ada ngomong apa - apa."

"Gak usah bohong! Gue udah tau semuanya!"

"Gini Yujin, tenang dulu. Gue bisa jelasin."

"Punya hak apa lo sampek ngomong gitu ke Jihoon! HAH?!!"

"Gue cuma mau yang terbaik buat lo, gue gak mau lo berurusan sama orang yang sakit parah kayak pacar lo itu."

"FELIX!!! Yang tau baik atau buruk buat gue ya cuma diri gue sendiri! Lo siapa berani ikut campur urusan hidup gue!"

"Gue sepupu lo Yujin, tentu gue peduli sama lo."

"Gak usah sok peduli! Gue gak butuh!!!"

"Yujin, tenangin diri lo dulu, dengerin penjelasan gue."

"Penjelasan apa?! Semuanya udah jelas! Lo nyuruh Jihoon buat ngejauhin gue kan?!!"

"Iya emang, tapi maksud gue baik."

"Baik dari mananya Felix?! Lo udah bikin hubungan gue sama Jihoon rengang!"

"Dengerin gue dulu!"

"APA?!"

"Gue cuma gak mau lo jadi pengecut kayak gue nantinya. Gue gak mau lo ngerasain sakit yang gue rasain. Ditinggal orang yang lo sayang banget itu rasanya sakit banget Yujin, gue udah ngalamin itu, dan asal lo tau alasan gue kabur dari Aussie ke sini karena gue udah gak sanggup disana, semua yang berhubungan dengan Aussie mengingatkan gue sama dia, dan itu sakit banget rasanya Yujin."

Yujin terdiam sejenak setelah mendengar fakta yang selama ini tidak ia ketahui tentang sepupunya itu.

"Tapi dengan alasan lo itu, nggak juga membenarkan lo buat ngomong gitu ke Jihoon. Perasaan Jihoon hancur sekarang lix, dia udah hancur karena penyakit dia, dan lo nambah lagi lukanya dengan lo nyuruh dia ngejauhin gue. Perasaan gue juga hancur, Jihoon nyururh gue buat jauhin dia."

"Gue gak maksud gitu Yujin, maaf kalau gue salah, maaf gue gegabah."

"Buat apa minta maaf, Jihoon udah gak mau ketemu gue lagi."

"Maaf, maafin gue."

Yujin yang tak bisa berkata - kata lagi langsung pergi dari hadapan Felix, Yujin mengusap air matanya yang akhirnya tumpah.

"Gue cuma gak pingin lo ngerasain apa yang gue rasain saat ini Yujin. Gue masih jadi pengecut sampai sekarang karena gak bisa lupain dia." Felix merasa sangat bersalah pada Yujin atas tindakannya yang sembrono itu.

be ill | Park Jihoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang