"Jihoonnn lo kenapa?"
"Chanie oppa!!!"
"Jisung-a tolongin ini Jihoon kenapa?"
Yuri panik saat ia mengobrol dengan Jihoon, tiba - tiba tubuh Jihoon ambruk kelantai.
"SUNGCHAN OPPA!"
Jihoon mengalami perih di perutnya, perih yang amat sangat hingga membuat kesadarannya perlahan menghilang. Pandangannya kini mengabur, ia tidak bisa melihat dengan jelas sosok Yuri yang kini sedang menompang tubuhnya.
"JUNG SUNGCHAN!!! Jisung abang lo kemana sih?!!"
"Bentar nuna, gue kebelakang dulu, gue cari bang Sungchan." Jisung ikut panik.
"Hyung! Hyung!!" Jisung beberapa kali memanggil Sungchan yang entah keberadaannya dimana.
"Wae?" Sungchan dengan santai keluar dari kamar mandi.
Jisung langsung menarik tangan Sungchan, "Jihoon hyung pingsan!"
"HAH?!" Sungcahan dengan segera berlari kedalam kedai bunganya.
"Jihoon-a, Jihoon-a." Sungchan mengambil alih tubuh Jihoon dari tompangan Yuri.
"Ya! Park Jihoon!" Sungchan terus menepuk pipi Jihoon untuk menyadarkannya.
Mata Jihoon sudah tertutup, ia hanya samar - samar mendengar Sungchan memanggil namanya.
"Yuri, lo bawa mobil kan?"
"Bawa oppa."
"Ayo langsung kerumah sakit aja! Jisung bantu gue buat bawa Jihoon ke mobil."
Sungchan dan Jisung memapah tubuh Jihoon menuju mobil, tubuh Jihoon sudah tak berdaya, kakinya sudah tak sanggup menapak ke lantai, benar - benar hanya terseret bersama tubuhnya yang tertompang pada Sungchan dan Jisung.
Yuri langsung membuka mobil kemudian masuk ke jok belakang untuk menerima tubuh Jihoon yang kali ini sudah benar - benar tak sadarkan diri.
Setelah tubuh Jihoon sudah terbaringkan dan kepalanya kini berada dipangkuan Yuri, Sungchan langsung masuk kedalam mobil, segera menyalaka mesin mobil dan dengan cepat melajukan mobil menuju rumah sakit.
Jihoon dibawa ke rumah sakit tempat ia biasa dirawat, ia langsung dibawa menuju ICU (Intensive Care Unit) saat hampir mengalami henti nafas, para perawat memasang bag valve mask untuk memompa udara supaya pasokan oksigen Jihoon terpenuhi.
Sungchan menunggui Jihoon di kursi tunggu depan ICU, sedangkan Yuri menunggu di lobby rumah sakit karena hanya satu orang yang dapat ikut masuk ke ruang ICU.
Kondisi Jihoon kritis saat ini. Hatinya hampir tidak berfungsi, dokter berusaha keras untuk menyelamatkan nyawanya.
Pemasangan infus untuk menjaga tekanan darah normal, pemberian obat pencahar untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh Jihoon, hingga penyuntikan gula saat kadar gula darah Jihoon menurun, semua sudah dilakukan.
Berbagai alat kini terpasang pada tubuh Jihoon, kesadarannya belum juga kembali.
"Jihoon mengalami gagal hati, hanya dengan transplantasi hati kita bisa menyelamatkannya." Dokter menghampiri Sungchan yang sedari tadi menunggu diluar.
"Transplantasi hati dok?"
"Iya, kamu bisa menghubungi keluarga atau kerabat pasien untuk melakukan tes kecocokan hati, sehingga kita bisa segera melakukan cangkok hati."
"Tapi dok, tidak ada keluarga atau kerabat yang bisa dihubungi, dia hanya tinggal sebatang kara."
"Kalau tidak ada keluarga yang dapat mendonorkan, jalan satu - satunya hanya mendaftarkan pasien untuk mendapat donor hati dari orang lain, itu pun akan sulit untuk mendapat kecocokan dan akan memakan waktu yang cukup lama. Untuk saat ini yang bisa kita lakukan hanya berusaha menopang hidupnya dengan obat - obatan terlebih dahulu, sampai menemukan solusi terbaik."
Sungchan frustasi, tidak ada yang bisa ia lakukan untuk sahabatnya yang sedang sekarat saat ini.
Setelah lengkap menggunakan ICU Visitor Gown (pakaian steril untuk masuk ruang ICU) Sungchan masuk ke ruangan dimana Jihoon dirawat.
Di tubuh Jihoon terpasang berbagai alat seperti; peralatan monitoring yang terpasanga untuk memantau denyut nadi/jantung dan pernafasan, selang infus untuk memasukkan bahan nutrisi dan selang infus untuk memasukkan berbagai obat, masker oksigen untuk membantu pernafasannya.
Melihat itu semua, membuat Sungchan merasa iba, dia tidak dapat melakukan apa - apa terhadap kondisi Jihoon saat ini.
🐼
Setelah mendapat kabar dari Yuri, Yujin langsung menuju rumah sakit, kini ia berada di lobby rumah sakit bersama Yuri.
Yujin sedari tadi hanya bisa menangis dipelukan Yuri, dia tidak menyangka hal seperti ini akan segera terjadi.
"Chan Jihoon gimana? Hiks..." Yujin langsunh berdiri menghampiri Sungchan yang terlihat berjalan kearah Yuri dan Yujin.
"Jihoon masih belum sadar, kondisinya kritis, dia mengalami gagal hati dan harus segera dapet donor hati."
Mendengar apa yang dikatakan Sungchan membuat Yujin semakin menangis, " Kemaren dia baik - baik aja Chan jalan sama gue seharian, kenapa sekarang jadi gini sih, hiks.."
Sungchan memegang kedua sisi bahu Yujin dengan kedua tangannya, "Yujin-a, liat gue! Lo harus kuat, jangan lemah kayak gini, Jihoon lagi butuh lo!"
Sungchan saat ini memilih untuk mengesampingkan perasaannya pada Yujin setelah semua yang terjadi ini, untuk saat ini Jihoon memang lebih membutuhkan Yujin dari pada dirinya.
"Udah sekarang lo masuk, temuin Jihoon, jangan nangis lagi, lo kuat, lo bisa. Gue sama Yuri tunggu disini."
Yujin mengangguk, ia menenagkan dirinya sambil menghapus air mata yang bercecer di pipinya.
"Yang kuat ya, lo sekarang masuk temenin Jihoon, gue sama Sungchan tunggu disini." Yuri memberikan semangat pada Yujin.
Yujin berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ruang ICU, ia kemudian masuk lengkap menggunakan ICU Visitor Gown.
Hati Yujin hancur melihat berbagai alat terpasang pada tubuh Jihoon. Kekasihnya kini sungguh sedang tak berdaya.
Yujin dengan sekuat tenaga menahan tangisnya agar tidak pecah, ia terus mencoba menenangkan dirinya kemudian duduk di kursi samping ranjang rumah sakit dimana Jihoon berbaring.
"Kimbab, aku udah dateng, bangun donk, masak tidur terus sih dari tadi, jangan lama - lama donk tidurnya." Yujin meletakkan telapak tangannya dibawah telapak tangan Jihoon.
Punggung tangan Jihoon penuh dengan jarum dan selang membuat Yujin tak dapat mengenggamnya.
"Oppa, yang aku denger tadi beneran? Separah itu Jihoon sakit?" Selama ini Yuri tak tau menau tentang sakitnya Jihoon. Dia baru tau saat Sungchan menjelaskan kondisi Jihoon tadi ke Yujin.
Sungchan mengangguk, "Jihoon harus segera dapet donor hati, tapi dia gak punya keluarga atau kerabat yang bisa donor, jadi harus nunggu donor dari orang lain, dan kata dokter untuk dapet donor dari orang lain itu susah dan butuh waktu yang gak sebentar." Sungchan menundukkan kepalanya menatap lantai, mengacak rambutnya kasar.
Mendengar itu semua, membuat Yuri hanya bisa mengelus punggung Sungchan, menenangkannya.
Jelas mereka semua tidak dapat melakukan apapun saat ini, kecuali menunggu sebuah keajaiban.
to be continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
be ill | Park Jihoon ✓
Fanfiction"Terimakasih Kimbab. Selamat memeluk langit..." - dari kekasihmu selamanya, Ahn Yujin. °°° ☆ MC NiNiNi Jihoon | Yujin | Sungchan highest rank : #8 : in parkjihoon [8-11-2021] Start : Oktober 2021 be ill ©2021 by tulisansunrise