"Aku udah panasin buburnya, kamu makan dulu, ya?" Yujin melanjutkan sambil menggandeng lengan Jihoon mengajakknya ke ruang makan.
"Ini udah jam tiga sore, dan kamu baru mau makan. Maaf, ya, ini slalah aku."
Jihoon menghentikan makannya, lalu meletakkan sendok yang ia pegang saat mendengar apa yang Yujin katakan.
"Udah nyalahin diri sendirinya? Dari tadi minta maaf mulu, aku gak suka. Ini bukan salah kamu, jadi stop minta maaf," Jihoon mengenggam kedua tangan Yujin sambil menatapnya lembut.
"Seandainya tadi aku gak perg--" Perkataan Yujin terhenti saat sebuah kecupan hangat mendarat pada bibirnya.
"Jangan dibahas lagi, okay?"
Yujin hanya dapat mengangguk tanpa kata, wajahnya bersemu merah jambu. Ia menyukainya.
Jihoon melanjutkan acara makannya, ia kembali memakan bubur buatan Yujin untuk mengisi perutnya yang keroncongan. Sedang Yujin hanya terus mengamati kekasihnya itu.
"Belanja yuk," Setelah melahap habis bubur yang ada di mangkuk, Jihoon membawa mangkuk itu ke tempat cucian piring lalu menyucinya.
Yujin mengekorinya, kemudian melingkarkan tangannya ke pinggang Jihoon, memeluk dan menyenderkan kepalanya ke punggung Jihoon. "Belanja? Buat?"
