• Cerita 2 •

62 5 3
                                    

Ada yang Dirahasiakan Marchel

"Yang aku ingat, aku berada di sebuah club, dan semua klien mabuk, termasuk juga Petty ... aku ajak Petty pulang." Cerita Marchel

Asha mengamati ekspreai Marchel, "Cuma itu mas ceritanya? Yakin gak ada yang lainnya?" Selidik Asha

Asha menghapus airmatanya, dadanya begitu sesak, "Besok mas yang cerita sama om Bram, atau aku yang cerita?" Tanya Asha dengan tegas

"Aku yang cerita Sha, karena aku punya kepentingan menjelaskan ini pada pak Bram, aku akan resign kalau terus di suruh menemani Petty." Jelas Marchel

"Kenapa harus resign? Apa memang harus seperti itu solusinya?"

Marchel menatap Asha dengan dalam, "Karena aku gak mau lagi di ganggu Petty Sha, aku gak mau kehilangan kamu Sha."

Asha sudah mulai turun tempernya, mulai mau memahami apa yang dikatakan Marchel. Dia sangat sulit untuk memaafkan Petty, dia merasa Petty sudah mengancam kelanggengan rumah tangganya.

"Udah mas, sekarang kamu istirahat, hari sudah menjelang subuh sekarang." Pinta Asha

Marchel memandang ke arah Asha, yang pandangannya sedang menerawang, "Terima kasih Sha, maafin mas yang sudah keluar dari komitmen kita." Ucap Marchel

Asha menatap Marchel, "Mas ... bersyukurlah Tuhan masih ingatkan mas sebelum terlambat." Pungkas Asha

Di tempat tidur, keduanya saling memunggungi, masing-masing belum bisa memejamkan mata. Asha masih berlinang airmatanya, sementara Marchel hanya termenung mengenang peristiwa yang baru di laluinya.

Dia teringat ketika terbangun di Motel tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya, begitu juga dengan Petty. Peristiwa itu tidak sanggup dia ceritakan pada Asha, dan menjadi hutangnya pada Asha yang harus dia jelaskan pada saat yang tepat.

Yang sangat di sesali Marchel, seumur hidupnya dia selalu menghindari minuman keras, tapi malam ini dia terbawa arus oleh Petty. Marchel merasa sangat berdosa tidak bisa menahan godaan.

Hebatnya Asha, dia berusaha untuk meredam keributannya dengan Marchel, dia tidak ingin kalau sampai Papi dan Mami Marchel tahu. Itu sikap Asha yang dihargai Marchel, karena dia merasa Asha sangat dewasa dalam menyikapinya.

***
Keesokan paginya, Marchel berbicara dengan Bram, "Saya tidak sejalan dengan Petty soal entertain klien, apa lagi sampai mengajak klien mabuk-mabukan." Ungkap Marchel

Bram sangat shock mendengar apa yang diungkapkan Marchel, "Kamu serius cel? Pantasan itu anak tidak masuk kerja hari ini." Terang Bram

"Bapak kan tahu, saya tidak pernah mau entertain klien, karena saya tidak ingin membiasakan yang buruk, ini persoalan yang serius pak.." Jelas Marchel.

"Kamu dan Petty ikut mabuk?" Tanya Bram

"Itu masalahnya pak, saya pulang masih dalam keadaan mabuk, dan Asha sudah menunggu saya, bapak bisa bayangkan betapa marahnya Asha." Jawab Marchel 

Bram sangat malu pada Marchel atas perilaku Petty, Bram sangat marah dan kesal pada Petty, untungnya dia tidak masuk. Kalau saja Petty ada di kantor, pastinya sudah di damprat Bram. Bram menyesali perilaku Petty, dia minta maaf pada Marchel,

"Maafkan saya Cel, saya tidak berhasil mendidiknya lebih baik, "ujar Bram. " Tadinya saya menaruh harapan pada Petty, dengan kejadian ini, saya akan batalkan program magangnya." Lanjut Bram

"Kesalahannya, Petty tidak fokus pada pekerjaannya pak, dia tidak memiliki semangat untuk maju." Tukas Marchel

Bram setuju dengan apa yang di katakan Marchel, menurut Bram, Petty terlalu manja dengan keadaan, sehingga tidak memiliki semangat juang untuk meraih kesuksesan.

Marchel mengemukakan, kalau dia tidak ingin mendampingi Petty lagi, karena dia merasa beda jalur dengan Petty. Bram memaklumi ketidakinginan Marchel mendampingi Petty.

Bram merasa punya andil atas keributan dalam rumah tangga Marchel, karena dialah yang meminta Marchel untuk mendampingi Petty. Ternyata tidak satu pun cara Marchel yang di tiru oleh Petty, bahkan dia menggunakan caranya sendiri.

Entertain klien itu hanyalah dalih yang di gunakan Petty untuk menjebak Marchel. Petty sangat terobsesi untuk mendapatkan Marchel, dengan cara itu dia punya alasan untuk mengajak Marchel ikut minum. Usahanya berhasil, dan Marchel ikut mabuk, dan bisa diajak ke hotel.

Bram mempersilahkan Marchel untuk istirahat, "Hari ini kamu gak usah kerja Cel, kamu tenangkan Asha saja di rumah." Tegas Bram

"Baik pak, saya akan sampaikan sama Asha, hasil pertemuan saya sama bapak hari ini." Jawab Marchel

Marchel keluar dari ruangan Bram, setelah dia pamit pada Bram. Bram yang sendirian di ruangannya merasa sangat kecewa dengan apa yang sudah dilakukan Petty.


***
Selama pembicaraan berlangsung dengan Bram, diam-diam dia merekam semua pembicaraannya dengan Bram. Hasil rekaman itu akan dia perdengarkan pada Asha, agar Asha mengetahui apa yang dibicarakannya.

Sampai di rumah, Marchel ajak Asha untuk bicara, "Sha ... aku merekam semua pembicaraan aku sama pak Bram, agar kamu bisa dengar semuanya." Ucap Marchel

Namun Asha tidak terlalu peduli dengan itu, "Mas sudah makan siang belum? Aku sudah siapkan makanan di meja, sebelum kita bicarakan itu, mas makan dulu deh." Pinta Asha.

"Aku gak lapar Sha, aku ingin kamu tahu dulu yang sebenarnya, tidak ada yang aku rahasiakan."

Asha merasa Marchel sangat merasa bersalah, sehingga dia berusaha untuk membuktikan apa yang di katakannya adalah sebuah kebenaran.

Marchel memperdengarkan rekaman pembicaraannya dengan Bram pada Asha, "Kamu bisa dengarkan ini sampai selesai Sha." Marchel menekan tombol play pada aplikasi recording pada hasil rekamannya.

Pembicaraan antara Marchel dan Bram berdurasi kurang lebih 15 menit, dan Asha mendengarkannya sampai tuntas,

"Mas tidak bilang sama om Bram akan resign? Soalnya dari awal sampai akhir, tidak ada mas katakan itu, apa benar gitu?" Tanya Asha

"Ya aku gak bilang gitu, tapi aku bilang tidak ingin mendampingi Petty lagi." Jawab Marchel

"Kalau itu aku dengar mas, dan om Bram akan menghentikan magangnya Petty." Tambah Asha

"Aku melakukan ini semua, karena aku ingin jujur sama kamu Sha, aku takut kehilangan kamu." Lanjut Marchel

"Udah, sekarang mas makan dulu deh, aku percaya dengan kejujuran mas, kita akan baik-baik saja mas kalau Petty tidak ganggu mas lagi." Ucap Asha.

Marchel paksakan diri untuk makan siang, meskipun dia sendiri tidak merasa lapar, karena masih ada satu hal yang di tutupi Marchel, yakni hubungan intimnya sama Petty yang di lakukan di saat sama-sama mabuk. Bagi Marchel, itu akan menjadi masalah di belakang hari.

Saat Marchel beranjak ke meja makan, ada pesan WhatsApp masuk dari Petty, Marchel langsung membukanya,

"Kamu sukses mas bikin aku di marahin Papa, tapi ingat mas, aku punya kartu 'Truf' kamu, jangan macam-macam sama aku mas.", 

Bersambung..

Om Nikah Yuk! - Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang