• Cerita 5 •

20 2 2
                                    

Asha Kena Damprat

Baru saja Marchel dan Asha mau siap-siap jalan, Mami Marchel masuk ke paviliun, dia melihat kondisi paviliun yang sangat berantakan. Marchel dan Asha memang belum sempat beres-beres paviliun, karena dalam beberapa hari kemarin sibuk menyelesaikan masalah Marchel dan Petty. Mami tidak mau terima dengan kondisi yang ada, dia marah habis-habisan.

"Marchel!! Kamu bisa jaga kebersiahan dan kerapian paviliun ini gak sih!!?" Sergah Mami Marchel

"Maaf mi ... memang tadinya mau di rapikan, Mami keburu masuk jadi belum jadi deh," jawab Marchel

"Ya gak gitu dong Cel, setiap berantakan segera di rapikan, gak pake nunggu dong, kamu seperti gak tahu Mami aja!!"

Mami Marchel terus ngomel, bahkan dia segera merapikan barang-barang yang berantakan. Asha yang ada disitu menjadi salah tingkah, dia tidak tahu harus melakukan apa. Marchel mengambil inisiatif untuk membantu Maminya.

"Asha!! Kamu kalau di rumah ya harus aktif menjaga kerapian paviliun ini, jangan tunggu Marchel, baru merapikannya." Ujar Mami Marchel masih dengan emosi.

"Ya Mi, maaf Asha memang yang salah Mi, Asha akan segera bersihkan dan rapikan." Jawab Asha

Marchel dengan cekatan merapikan barang-barang di paviliun yang berantakan, mengembalikan posisinya seperti semula. Meskipun Marchel dan Asha sudah merapikan dan membersihkan paviliun, namun Mami Marchel masih terus ngomel.

Asha jadi ingat yang di ceritakan Marchel, bahwa Maminya bisa ngomel dari pagi sampai sore, hanya karena kebersihan dan kerapian tidak terjaga.

Mami Marchel kalau sudah sekali melihat paviliun tidak bersih, maka akan terus mengontrol setiap hari. Itulah yang menjadi perhatian Marchel, dia takut hal seperti itu akan memicu ketidaksukaan Maminya pada Asha.

Kamar mandi dan dapur pun di kontrol sama Mami Marchel, di kamar mandi dia menemukan berbagai sampan, dia sangat murka sama Marchel,

"Kalian ini suami isteri ternyata sama joroknya," ujar Mami Marchel. "Asha, asal kamu tahu ya, Marchel ini sangat jorok, kamu jangan ikut jorok." Pinta Mami Marchel

Di dapur, Mami Marchel mengontrol wastafel, dia melihat banyak piring kotor yang belum di cuci, Mami Marchel kembali marah-marah, kali ini yang menjadi sasarannya adalah Asha.

Marchel dan Asha ikut Maminya ke dapur, dan kena semprot Mami di dapur, "inikan wilayah kerja kamu Asha, dan ini tanggung jawab kamu, kalau kamu tidak bisa kerjakan, kamu bisa suruh pembantu, jangan seperti ini!!" Ujar Mami Marchel dengan nada tinggi

"Ya Mi, Asha memang salah Mi, besok-besok tidak akan seperti ini lagi mi." Jawab Asha

Marchel dan Asha mengurungkan niatnya untuk jalan-jalan, mereka berdua membersihkan paviliun, mulai dari ruang tamu, kamar, kamar mandi, sampai ke dapur. Hari libur itu digunakan Marchel dan Asha untuk bersih-bersih paviliun.

Setelah ruang tamu dan kamar bersih rapi, Marchel membersihkan kamar mandi, dan Asha merapikan perabotan di dapur. Marchel merasa kebiasaan Maminya ngomel-ngomel sudah mulai lagi, dia harus bisa menjaga suasana rumah tangganya tetap kondusif.

Mami Marchel meninggalkan paviliun, setelah semuanya dianggap bersih dan rapi. Biasanya pekerjaan bersih-bersih dan merapikan paviliun, dikerjakan oleh mas Kardi dan masih Nain, sekarang sepenuhnya menjadi tanggung jawab Marchel dan Asha.

Sejak tinggal di paviliun, Marchel dan Asha memang jarang berinteraksi dengan Papi dan Mami Marchel, mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di paviliun. Upaya itu di lakukan Marchel untuk mengurangi terjadinya gesekan antara Asha dengan Papi dan Maminya.

Bagi Asha, teguran Mami Marchel secara langsung, baru hari ini dia alami sejak tinggal di Pondok Indah. Asha tetap berusaha untuk berbesar hati menerima semua keadaan, karena semua ini sudah menjadi pikirannya.
Setelah Marchel dan Asha selesai bersih-bersih, mereka ngobrol di ruang tamu,

"Kamu jangan ambil hati ya Sha, apa yang dikatakan Mami, kan aku sudah pernah bilang kebiasaan Mami." Jelas Marchel

"Aku sih, selama apa yang dikatakan Mami memang benar, aku gak akan ambil hati mas." Ucap Asha

"Resiko nyampur sama orang tua ya begini, kalau dekat jadi bau, jauh jadi baik.." Sambung Marchel

"Biasa sih mas, ini memang proses kali ya, dan harus kita hadapi." Lanjut Asha

Marchel minta pada Asha agar terus memaklumi keadaan, karena hal seperti itu tidak selamanya akan dialami. Marchel berterima kasih pada Asha, yang dengan dewasa mau menyikapi keadaan.

Marchel janji pada Asha, akan berusaha terus untuk memperbaiki keadaan. Menurut Marchel, perjalanan hidup mereka belumlah sampai separuh jalan, karena perjalanan mereka masih teramat panjang.

"Asha, Tuhan ingin kita terus bersabar, sampai ketentuannya datang, karena kesabaran yang di inginkan Tuhan, memang tidak ada batasnya."

Marchel mencoba untuk berfalsafah, agar Asha terus berusaha memahami hidup yang sedang mereka hadapi.

"Ya mas, aku kalau cuma memikirkan kesenangan, mungkin aku sudah ikut Mama mas." Ujar Asha

"Aku tahu Sha, itulah yang aku kagumi dari kamu, di usia kamu yang masih muda, kamu sudah berpikir sangat jernih."

Marchel mendekati Asha, dan memeluknya, itulah cara dia mengungkapkan perasaannya terhadap Asha saat itu. Marchel merasa pilihannya terhadap Asha tidaklah salah, karena Asha sangat memaklumi keadaannya.

"Kita seperti ini aja aku sudah bahagia mas, yang penting hati aku tidak di sakiti."

Asha mencoba untuk mengingatkan Marchel, bahwa dia tidak menuntut macam-macam, yang penting hatinya tidak di sakiti.

Marchel sangat memaklumi keinginan Asha yang sangat sederhana tersebut. Hanya saja Marchel tetap ada ganjalan saat ini, dia sangat kuatir kalau suatu saat Petty mengaku hamil, dan yang menghamili adalah dirinya. Dia tidak bisa membayangkan seperti apa reaksi Asha nantinya.

"Kalau aku sih secara jujur, tidak ada terbersit sedikitpun ingin menyakiti kamu Sha, karena aku sangat mencintai kamu."

Sambil mengatakan itu, Marchel mempererat pelukannya, dia ingin Asha merasakan kehangatan pelukan itu, sebagai manifestasi dari rasa cintanya pada Asha.

Asha terbawa perasaan mendengar pengakuan Marchel, kepekaan perasaannya seakan menyetujui apa yang diucapkan Marchel.

"Yang menjadi ancaman aku saat ini, hanya Petty mas, dia benar-benar terus membayangi pikiranku." Ucap Asha sambil membalas pelukan Marchel

Marchel berceket dalam hatinya, karena ancaman yang dirasakan Asha tersebut, sama mengancam dirinya. Dia sangat kuatir kalau Petty tiba-tiba bertindak diluar perkiraannya.

Asha merasakan kalau Petty sangat menginginkan Marchel, karena Petty merasa lebih berhak untuk memperoleh cinta Marchel, dibandingkan dirinya. Sementara Marchel sedikitpun tidak ada keinginannya untuk memenuhi kehendak Petty tersebut.

Petty bukanlah tipikal wanita yang di sukai Marchel, meskipun sama agresifnya dengan Asha. 

Bersambung..

Om Nikah Yuk! - Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang