~ Cerita 25 ~

14 2 0
                                    

Papi Marchel Sakit Keras

Sampai sore hari kondisi Philip semakin drop, Philip pun di larikan ke Rumah Sakit terdekat di Pondok Indah. Setelah Philip di tangani dokter, Marchel mengabarkan pada Asha, bahwa Papinya masuk rumah sakit.

Marchel mengeluarkan ponsel dari saku celananya, dan berusaha menelepon Asha, "Hallo Sha .. Papi masuk rumah sakit, (mendengarkan). "Baru aja, kasih tahu Mama ya?"

(Mendengarkan)

"Ya sebaliknya kamu segera ke Jakarta ya, aku harus standby di samping Papi sha, maaf ya." Marchel menutup pembicaraan.

Marchel menemui dokter menanyakan soal kondisi Papinya. Marchel panik menghadapi situasi itu sendirian. Dia mengabarkan Subianto dan Bram, orang terdekat Papinya, karena dia tidak ingin disalahkan kalau terjadi apa-apa dengan Papinya.

Mami Marchel hanya berdiam diri di kursi tunggu rumah sakit, di dampingi bik Tum. Mami Marchel mengabarkan tante Michelle, kalau Philip masuk rumah sakit.

***
Melissa setelah tahu kabar Philip masuk rumah sakit, dia langsung pesan tiket dengan fasilitas hotel. Melissa dapat tiket untuk flight malam.

Melissa mencoba menenangkan Asha yang sedang panik, "Sha, Mama sudah pesan tiket untuk penerbangan malam ini, kamu gak usah panik, semoga pak Philip cepat sembuh." bujuk Melissa

"Ya ma, ntar dari bandara kita langsung ke rumah sakit aja ya, kasihan Marchel sendirian." pinta Asha

Mereka segera berkemas, Melissa menunda peresmian resortnya di Bali, menjenguk besannya yang sedang sakit baginya lebih penting dari itu.

Jam menunjukkan pukul 8:35 saat Melissa sekeluarga menuju ke Bandara Ngurah Rai Bali. Sepanjang jalan Asha terus memanjatkan doa, agar Papi Marchel segera diberi kesembuhan.

"Asha, apa pun yang di hadapi pak Philip adalah yang terbaik dari Allah, kamu tidak usah mencemaskannnya." pesan bi Hana

"Upaya manusia itu hanya sepuluh persen Sha, selebihnya wewenang Allah, yang siap tidak siap harus kita terima." timpal Melissa

"Asha mengerti bi, ma, hanya aja Asha sedih kalau mengingat kebaikan Papi sama Asha, dia bisa menerima Asha apa adanya." jelas Asha

***
Di rumah sakit, Marchel sudah mendapatkan hasil diagnosa dokter, Philip mengalami serangan jantung, sekarang kondisinya mulai agak membaik. Saat sedang sadar, Philip menanyakan Brama,

"Papi tidak melihat Asha dan Brama Cel, dimana mereka?" tanya Philip dengan terbata-bata

"Mereka sedang menuju kesini Pi..dari Bali, sebentar lagi sampai." jawab Marchel sambil mengusap-usap rambut Philip

"Kalau Papi gak ada umur, kamu jangan tinggalkan rumah Pondok Indah ya Cel.." pesan Philip

Marchel sudah tidak kuat menahan airmatanya, "papi jangan bicara begitu, papi akan segera sembuh ya?" ucap Marchel sambil mencium kening papinya

"Mami mana Cel..? Papi mau ketemu Mami," tanya Philip.

"Sebentar ya pi, Marchel pangilkan dulu." jawab Marchel, dan segera keluat memanggil Maminya.

Marchel menuntun Maminya untuk mendekat kearah Philip, "Pi, ini Mami," ujar Marchel.

Philip membuka matanya, menatap kearah Mami. "Mi .. maafin Papi ya, Papi banyak dosa sama Mami..." ucap Philip dengan meneteskan airmata.

Mami Marchel memegang tangan Philip, "Papi gak usah bicara begitu, mana ada dosa Papi sama Mami, Papi itu the best kok, semoga segera sembuh ya pi.." ucap Mami membesarkan hati Philip, Mami mencium pipi Philip

"Marchel, mana cucu Papi yang bule itu? Kok belum sampai..?" tanya Philip.

"Sebentar lagi sampai Pi," ucap Marchel, dia kembali terenyuh mendengar ucapan Papinya, yang mulai peduli pada Brama.

Philip benar-benar seperti sudah merasa usianya menjelang akhir, dia meminta maaf kepada siapa pun yang membesuknya. Bahkan sama bik Tum yang menemani Mami, dia juga minta maaf.

Suasana dalam ruang rawat VVIP, tempat Philip di rawat, sangat berduka melihat keadaan Philip yang terbaring tak berdaya. Bram dan Subianto datang membesuk Philip, Bram menghampiri Philip,

"Cepat sembuh ya pak, biar kita bisa golf lagi." ucap Bram

"Pak Bram, tolong jaga Marchel ya, kalau seandainya umur saya cuma sampai disini.." ucap Philip

"Besarkan hatinya pak, seakan-akan usia kita masih panjang.." sambung Bram

Subianto menghampiri Philip, "Pak Philip segera sembuh ya.." ucap Subianto

"Saya titip perusahaan dan Marchel ya pak.." ujar Philip lagi

Semua yang ada di ruangan itu sangat sedih mendengar ucapan-ucapan Philip, yang seakan-akan tahu kalau usianya cuma sampai disini. Semua membesarkan hati Philip, memberikan harapan kalau Philip segera sembuh.

Tidak lama setelah Bram dan Subianto pulang, Melissa dan keluarga datang. Asha sambil menggendong Brama masuk ke ruang rawat Philip, Marchel langsung mengambil Brama dari gendongan Asha, dia membawa Brama menghampiri Philip,

"Pi ini Brama sama Asha sudah datang.." ujar Marchel

Philip membuka kedua matanya yang masih basah oleh airmata, "eee.. cucu eyang sudah datang, Asha Mana?" tanya Philip

Sambil menghampiri Philip Asha menyahut, "Ya Pi.. ini Asha pi, Papi cepat sembuh ya.." ujar Asha sambil mencium tangan Philip

Melissa yang melihat suasana itu, tidak bisa menahan kesedihannya, dia pun larut dalam kesedihan. Dihampirinya Philip, "pak Philip.. semoga Allah berikan kesembuhan ya, biar kita bisa ngobrol lagi." ujar Melissa

"Ini saat yang paling bahagia dalam hidup saya bu, saya bisa ketemu cucu, menantu dan besan yang sangat saya sayangi, saya gak tahu, apakah Tuhan masih kasih kesempatan untuk saya.." ucap Philip

"Tuhan selalu beri kesempatan pada kita Pi.." jawab Marchel. "Papi ingin apa? Minta apa pada Tuhan?" tanya Marchel

"Kalau Tuhan masih kasih kesempatan, In Sha Allah Papi ingin kita semua bersama-sama ke Tanah Suci Mekah, itu keinginan Papi." ujar Philip

"In Sha Allah di kabulkan Pi.." ucap Asha. "Kita memang sudah punya rencana Pi, semoga Allah meridhoi ya pi.." lanjut Asha

Tiba-tiba kondisi kesehatan Philip kembali drop, Marchel segera memencet tombol darurat untuk panggil dokter. Selang berapa saat dokter jaga dan beberapa suster memasuki ruang rawat Philip, semua yang ada di ruangan diminta untuk keluar.

Dokter segera menangani Philip, dengan memberikan oksigen, dan menyiapkan alat pompa jantung. Dokter minta izin Marchel untuk memindahkan Philip ke ruangan ICU. Philip di bawa ke ruangan ICU untuk penangan yang lebih intensif.

Dalam ruangan ICU terlihat dari luar, Philip sedang dalam penanganan dokter. Monitor detak jantung sudah terpasang, begitu juga dengan selang oksigen di di hidung Philip. Dokter terus berusaha untuk memompa jantung Philip, monitor detak jantung Philip masih belum kembali stabil.

Semua yang melihat dari luar, melalu kaca jendela ruang ICU, sangat mencemaskan keadaan Philip. Mami Marchel hanya duduk di kursi ruang tunggu, dia tidak ingin melihat kondisi Philip, dia hanya menangis menahan kesedihan. Bik Tum yang selalu setia mendampingi, berusaha untuk menenangkannya.

Bersambung..

Jangan lupa subscribe, review, dan vote-nya, penulis sangat mengharapkan apresiasinya dari para pembaca, karena kelanjutan cerita ini sangat tergantung respon pembaca sekalian. Terima kasih sudah membaca cerita saya.

Om Nikah Yuk! - Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang