~ Cerita 8 ~

17 2 1
                                    

Petty Kembali Mengancam Marchel

Saat Marchel sedang beres-beres berkas di ruang kerjanya, sebuah pesan WhatsApp masuk dari Petty,
"Mas.., bisa ketemu aku gak hari ini? Penting banget, di tunggu kabarnya."

Marchel segera membalas pesan tersebut, dia harus ketemu dengan Petty, karena masalahnya sama Petty masih terus menggantung, dan sangat mengganggu pikirannya.

Marchel menghentikan beres-beres di ruangannya, dia pergi keruangan kerja Bram untuk segera pamit.
"Pak Bram, saya mau pamit dulu, besok saya masih masuk," ujar Marchel

"Ok Cel, salam sama Papi kamu ya." Ucap Bram

"Siap pak, nanti saya sampaikan, saya pamit pak." Ujar Marchel sambil meninggalkan ruangan Bram

Keluar dari area halaman kantor Bram, Marchel memacu mobilnya kearah sebuah hotel, yang di puncak gedungnya ada Rooftop Cafe.

Sampai di cafe itu Petty sudah menunggu Marchel, begitu ketemue Marchel, Petty langsung memeluk Marchel. Marchel merasa tidak nyaman, pelan-pelan dia melepaskan pelukan Petty.

"Sorry Pet, ini di tempat umum, aku gak biasa seperti itu." Tolak Marchel

"Biasa aja kali mas, masyarakat kita sudah biasa melihat hal seperti itu." Ujar Petty

Marchel tidak ada pilihan untuk memilih tempat duduk, karena sofa di cafe itu khusus untuk diduduki dua orang. Satu meja terdiri dari dua sofa yang satu sofanya muat untuk dua orang.

Begitu Marchel duduk, Petty langsung mengambil posisi duduk satu sofa dengan Marchel. Cafe itu sepertinya memang di rancang untuk 'nge-date', dan pengunjungnya rerata adalah pasangan muda.

"Ada apa Pet? Kok kayaknya serius banget?" Tanya Marchel

"Gak ada yang serius sih, aku cuma mau bilang, kamu gak bisa menghindari aku mas.." jawab Petty

"Aku gak ngerti maksud kamu Pet? Urusannya apa aku menghindari kamu?"

Petty menyandarkan tubuhnya di bahu Marchel, "Udah mas, gak usah serius gitu deh, mas udah gak kerja sama Papa lagi kan?" Tanya Petty sambil memandang Marchel

Kalau Marchel memandang ke kanan, maka wajahnya akan sangat dekat dengan wajah Petty, yang terus memandang wajahnya. Dengan terus memandang ke depan, Marchel menjawab pertanyaan Petty,

"Terus masalahnya apa Pet? Kan Papa kamu sudah tahu kalau aku akan kerja di perusahaan Papi aku? Gak ada sama sekali kaitannya dengan kamu ... faham?"

"Faham sih, tapi hubungan intim yang pernah kita lakukan, gak bisa diabaikan begitu aja dong?" Petty mulai mengancam

"Aku mau menemui kamu sekarang ini, justeru karena aku gak mau mengabaikan soal itu Pet!!" Tegas Marchel

Marchel merasa kalau Petty mulai menggunakan hal itu sebagai senjatanya. Dia tidal bisa bersikap keras pada Petty, karena bisa-bisa Petty akan nekad membuka aibnya.

Sementara Petty merasa sudah berhasil menaklukkan Marchel, dengan menggunakan hubungan intim yang pernah mereka lakukan, ada akibatnya. Petty merasa di atas angin, dan Marchel sudah masuk perangkapnya.

***
Di rumah, Asha mulai gelisah, karena Marchel belum juga pulang saat hari menjelang Maghrib. Asha kuatir kalau Marchel kembali ketemu dengan Petty, padahal pamitnya cuma ingin mengabarkan Bram tentang jabatannya yang baru.

Kekuatiran Asha itu sangat beralasan, karena Marchel pernah pulang dalam keadaan mabuk sehabis ketemu Petty. Sehingga feeling-nya langsung mengarah pada Petty.

Pada kenyataannya, Marchel benar-benar sedang ketemu sama Petty. Feeling seorang isteri, kadang kala sangat kuat, apa yang dicemaskannya, seperti itulah kenyataan yang terjadi.

Asha mencoba menelepon Marchel untuk mencari tahu,
"Hallo mas, kok belum pulang? Lagi dimana?"

"Masih ngobrol sama pak Bram Sha, di kantor.."

Hanya saja Asha merasa ada yang janggal dengan atmosfir suara yang dia dengar di telepon, terasa atmosfir suara terbuka, bukan dalam ruangan. Sehingga Asha agak curiga dengan Marchel,

"Kok seperti bukan dalam ruangan mas? Emang lagi ngobrol di luar ruangan?" Tanya Asha dengan curiga

"Ya ... di rooftop kantor Sha, pak Bram ingin lebih rileks ngobrolnya.." jawab Marchel

"Terus, mau pulang jam berapa? Kan udah hampir maghrib mas?"

"Sebentar lagi Sha, sudah hampir selesai kok ngobrolnya.."

Asha tidak sepenuhnya percaya apa yang disampaikan Marchel, tapi dia berusaha untuk tidak berprasangka buruk pada Marchel.

***
Marchel yang tadinya menerima telepon Asha sempat menjauh dari Petty, kembali duduk di sofa yang satunya lagi. Begitu Marchel duduk, Petty pun pindah ke sofa Marchel, duduk merapat ke arah Marchel.

"Kira-kira masih ada yang mau dibicarakan gak Pet?" Tanya Marchel sambil terus mengutak-atik ponselnya

"Mas sendiri masih ada yang mau diomongkan gak? Emang udah tuntas apa yang mengganjal di hati mas?" Petty balik bertanya, dan pertanyaannya sangat mengena di hati Marchel

Ada keinginan Marchel untuk berbaik-baik pada Petty, agar dia tidak membuat isu tentang kehamilannya, meskipun Marchel yakin kalau hubungan intim yang pernah dia lakukan sama Petty, tidak akan membuat Petty hamil.

"Ya aku sih cuma mau bilang, aku gak punya masalah sama kamu pet, hubungan kita baik-baik saja, kapan waktu pun kami butuh bantuan aku, aku siap untuk membantu." Ujar Marchel

Petty merapatkan duduknya kearah Marchel, "Aku suka dengan apa yang mas katakan itu, gimana kalau sekarang aku butuh mas? Apakah mas mau memenuhi kebutuhan aku?" Tanya Petty sambil memeluk Marchel

Marchel yang sudah sangat gelisah, menolak memenuhi keinginan Petty, "Kalau sekarang gak bisa Pet, karena barusan Asha telepon, dia ingin aku segera pulang." Tolak Marchel

Petty melepaskan pelukannya, "Nah, ini masalahnya mas, kamu masih sangat takut dengan Asha, dan tidak takut dengan aku."

"Ini bukan soal takut dan tidak takut Pet, itu cara aku menghargai isteri aku, kamu kan bukan siapa-siapa aku, jadi tetap beda Pet."

"Terus kalau seandainya aku hamil? Status aku apa dong mas?"

"Gimana kamu bisa hamil? Sementara aku tidak membuahinya di rahim kamu?"

Petty sudah memulai mainkan senjata pamungkasnya, meskipun Marchel menyanggah apa yang di katakannya. Dia terus berusaha untuk membungkam Marchel, dan mempengaruhi Marchel untuk mengikuti keinginannya.

"Bagi aku, hamil atau tidak hamil, itu tidak penting mas, tapi kalau aku ngaku hamil, kamu bisa habis mas!!" Ancam Petty

Bersambung..

Om Nikah Yuk! - Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang