~ Cerita 34 ~

18 2 0
                                    

Sikap Marchel Soal Yanuar

Marchel sebetulnya tidak ingin masuk, dan mencampuri urusan Yanuar, tapi karena Yanuar adalah ayah kandung Asha, dan mertuanya, mau tidak mau dia harus menengahi.

Marchel memberikan saran;
"Saya sebagai orang luar, dalam hal ini saya berusaha untuk objektif, kita tidak bisa menyalahkan om Yanuar sepenuhnya, karena ada peranan Petty juga dalam hal ini." ucap Marchel

"Tapi masalahnya, Yanuar melayaninya Cel, sehingga Petty merasa dapat peluang. Kalau Yanuar memposisikan diri sebagai om, pastinya Petty tidak akan kurang ajar." balas Melissa

"Menghadapi Petty itu memang susah Ma, karena dia selalu memposisikan dirinya sebagai anak Boss, sehingga kita harus mengikuti keinginannya, kalau patuh sama dia, bisa dikendalikannya, maka akan terseret keinginannya." tambah Marchel

"Kita sih tidak berharap terjadi sesuatu dengan Yanuar, apakah dia ribut sama Bram, atau bahkan sama isterinya, tapi setidaknya sebagai Papa Asha, kita juga akan prihatin kalau itu terjadi."

"Tapi Ma.. setidaknya dengan mengetahui ini, secara mental kita sudah siap menerima, jika terjadi sesuatu om Yanuar." tutup Marchel.

Marchel dan Asha pamit pulang ke Pondok Indah, sekalian membawa pulang Brama, dan Narti. Bi Hana tetap menemani Melissa di Hotel.

Keesokan paginya, Petty komplin sama Bram, karena sudah menyetop kegiatan Yanuar di Jakarta,

"Apa sih Pa kaesalahan om Yanuar? Selama ini dia baik-baik aja kok kerjanya. Terus yang bimbing Petty siapa?" protes Petty dihadapan Bram

"Untuk mencegah hal-hal yang tidak diiginkan terjadi, maka sebaiknya Papa sendiri yang akan membimbing kamu." tegas Bram

Petty berdiri dari duduknya, "papa belum jawab pertanyaan Petty, kesalahan om Yanuar apa?" Petty mengulang pertanyaannya

"Duduk kamu!!" Bentak Bram, "kalau kamu mau tahu jawabannya." lanjut Bram.
Petty kembali duduk, dan dia mendengarkan penjelasan Bram, "salahnya Yanuar, dia terlalu mengikuti keinginan kamu, dia tidak punya sikap, dan gerak-gerik kalian bikin Papa curiga. Faham kamu!!? tegas Bram

Petty merasa kalau Bram sudah mencium gelagat yang tidak baik, dalam hubungan Yanuar dan dirinya. Petty sendiri menyadari hal itu, kecurigaan Bram itu sangat beralasan, sehingga dia tidak membantah apa yang dikatakan Bram.

Petty sendiri komplin dalam rangka kesenangannya yang terganggu, dia tidak pernah memikirkan dampak hubungannya dengan Yanuar, yang nota bene adalah suami tantenya sendiri.

"Petty pikir sih gak perlu harus Papa yang dampingi Petty, Marchel pasti mau membantu kalau Papa yang meminta." Petty kembali mencari celah

"Kamu tahu gak apa jabatan Marchel sekarang? Dia bukan orang seperti kamu Pet!! Dia itu President Direktur dari 4 perusahaan Papinya, dan bukan cuma sekadar menjabat!!" jelas Bram dengan nada yang tinggi

***
Marchel sudah mulai masuk kerja, jabatannya sekarang bukan lagi Vice President, tapi sudah menjabat sebagai President Director. Marchel juga bukan cuma sebagai Dirut di PIDWI Corporation, tapi juga di tiga perusahaan mendiang Philip yang lainnya, sehingga tidak setiap hari dia berada di PIDWi.

Suci, sebagai sekretaris Marchel sudah menyiapkan program kegiatan Marchel setiap harinya. Untuk bertemu Marchel pun haruslah diatur oleh Suci terlebih dahulu, tidak bisa ketemu langsung Marchel tanpa membuat janji terlebih dahulu dengan Suci.

Kontak yang masuk ke ponsel Marchel pun harus melalui Suci terlebih dahulu, karena begitu sampai kantor, Marchel langsung menyerahkan ponselnya pada Suci, agar setiap komunikasi yang masuk bisa di sortir oleh Suci.

Petty yang merasa keberatan didampingi Bram, dia mencoba untuk menemui Marchel, namun saat dia menghubungi Marchel, dia kaget yang mengangkat bukan Marchel tapi Suci. Sebagai sekretaris, Suci menjelaskan pada Petty, agar membuat janji dulu, tapi Petty keberatan.

Bagi Suci, sebagai sekretaris direksi dia harus bersikap tegas, tidak ada pengecualian, karena jadwal Marchel sendiri sangat padat. Begitu Marchel tahu hal itu, Marchel minta pada Suci agar kasih alasan, supaya Petty tidak menemuinya.

"Petty itu siapa pak?" tanya Suci

"Dia anak dari boss saya di perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya." jawab Marchel

"Emang tidak punya kepentingan menemui dia pak? Siapa tahu dia sangat perlu dengan bapak?"

"Anak itu tidak punya etika kalau dikasih peluang ketemu, dia bisa mempermalukan saya di depan kamu nanti."

Sejak menjabat sebagai President Director, Suci tidak ingin lagi memanggil Marchel 'Mas', karena menurut Suci secara etika kurang bagus. Marchel pun tidak keberatan dipanggil bapak.

Petty tidak berhasil menemui Marchel di kantor, akhirnya dia berusaha menemui Marchel di rumah. Namun karena Marchel sering ke Hotel dengan Asha, untuk menemui Melissa, maka Petty pun tidak bisa menemui Marchel di rumah. Petty titip pesan sama Mami Marchel.

Bram sendiri sudah tidak bisa seenaknya mau ketemu Marchel, karena harus mengikuti prosedur yang diatur oleh Suci. Di luar jam kantor, Bram bisa telepon secara 'direct' dengan Marchel.

Secara prinsif, Marchel sudah tidak ingin membantu Petty, karena dalam pandangan Marchel, Petty tidak memiliki orientasi bisnis, sehingga dia tidak serius dalam menjalankan tugas yang diamanahkan oleh Bram.

Saat dia pulang kerja, Marchel bicara serius dengan Asha soal Yanuar, dia tidak ingin Asha membenci Yanuar, karena seburuk apa pun perilakunya, Yanuar tetaplah Papa Asha,

"Kamu gak boleh terbawa emosi terhadap Papa kamu, itu ujian bagi seorang anak Sha, seburuk apa pun Papa kamu, dia tetaplah Papa kamu, tidak ada bekasnya." pesan Marchel

Asha memeluk Marchel, "ya mas.. aku mikirnya juga gitu, tapi kadang Mama maunya aku menjauhi Papa." ujar Asha

"Kamu juga gak boleh menyelahkan Mama kamu, karena dia pernah punya pengalaman buruk sama Papa kamu, kamu tetap harus berimbang Sha."

"Kadang-kadang aku suka bingung sendiri mas, bingung dalam menyikapinya, aku kan belum pernah dengar sendiri apa alasan Papa."

"Nah itulah pentingnya kamu melihat dengan jernih persoalan ini, kita tidak tahu apa yang menyebabkan Papa kamu melakukan semua itu." pungkas Marchel

Marchel bilang pada Asha, sejauh yang dia kenal, Marchel menganggap Papa Asha adalah orang yang baik, dan 'open minded,' enak diajak bicara, orangnya selalu dandy dan terlihat selalu enjoy. Bagi Marchel orang seperti itu sangat mudah diterima dalam pergaulan.

Makanya Marchel tidak ingin memberikan penilaian negatif terhadap Yanuar, karena dia juga baru mengenal nya, jadi belum bisa memberikan penilaian apa-apa. Asha sangat terhibur dengan pandangan Marchel, yang terlihat lebih netral dan berimbang.

Bagi Asha, Marchel adalah orang yang selalu tahu kegundahan hatinya, sehingga dia pun tahu menghibur Asha.

Bersambung..

Jangan lupa subscribe, review, dan vote-nya, penulis sangat mengharapkan apresiasinya dari para pembaca, karena kelanjutan cerita ini sangat tergantung respon pembaca sekalian. Terima kasih sudah membaca cerita saya.

Om Nikah Yuk! - Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang