Asha Disiapkan Memimpin Hotel
Melissa meminta Asha tidak lagi membicarakan soal Yanuar, saat mereka sudah sampai di Bali. Melissa mengambil alih pengelolaan Frans Family Resort, dari Group perusahaan Franstein
Di bawah Mells Management, resort itu berganti nama menjadi Mells Family Resort. Resort itu terletak di daerah Ungasan Bali. Melissa menginap di sebuah cottage yang mempunyai fasilitas sangat komplit, dengan 3 bedroom dengan ukuran besar.
Asha mengusulkan pada Melissa, agar memberikan kesempatan pada bi Hana untuk mengembangkan bisnis cateringnya. Melissa mempertanyakan pada Hana, apakah dia mampu sebagai pemasok makanan khas daerah tertentu Mells Residents.
Bahkan Asha sendiri diminta Melissa untuk menyelesaikan S1-nya di perhotelan, hanya saja Asha belum bisa, karena sedang menjalankan program kehamilan. Melissa ingin Asha bisa terjun ke bisnis perhotelan, meneruskan jejaknya.
Melissa sangat business oriented, dalam benaknya hanya ada bisnis, sehingga lupa bagaimana mensejahterakan orang-orang terdekatnya. Hana adalah orang yang sangat berjasa pada dirinya, karena telah membesarkan Asha sejak bayi.
Saat leyeh-leyeh di gazebo belakang cottage, Melissa mengemukakan keinginannya,
"Asha, kamu teruskan kuliah S1 perhotelan kamu, paling dua tahun kamu selesai, setelah itu kamu Mama tempatkan di Mells Residents Jakarta." jelas Melissa
"Tapi kan aku lagi program hamil ma? Gimana dong?" tanya Asha
"Kan belum hamil? Sambil kuliah aja dulu, toh Brama sudah mulai bisa di tinggal nantinya."
"Kita lihat akhir bulan ini deh ma, kalau aku belum ada tanda-tanda hamil, aku mau kuliah lagi."
"Kamu harus bisa ambil alih peranan Mama Sha, apa lagi kamu kuliah di perhotelan, suami kamu juga seorang pengusaha, jadi udah klop tuh."
"Mama kamu benar Sha, kamu jangan kayak Bibi yang cuma di rumah aja, kamu kan generasi milenial Sha, harus lebih maju." yimpal bi Hana
"Soal aktivitas bi Hana, nanti Mama pikirkan, yang penting bi Hana tetap ada usahanya, gak bisa cuma ngurus catering rantangan terus."
"Nah itu maksud Asha Ma, suapaya Bibi juga punya harapan."
"Kalau Bibi cuma meneruskan hidup aja Sha, suami gak punya, katurunan gak punya, mau ngapain?"
"Gak boleh gitu bi, Asha kan anak Bibi juga, yang dibesarkan Bibi, meskipun bukan keturunan Bibi langsung."
"Harus optimis Han, kita jadi orang tua memotivasi yang muda, kamu Sha, jangan bergantung sama suami, kamu harus punya usaha." tegas Melissa
"Marchel juga inginya gitu Ma, dia gak mau aku cuma jadi ibu rumah tangga, menurut dia aku punya banyak potensi."
"Nah!! Apa lagi suami kamu sudah Kasih lampu hijau, jangan cuma berkutat ngurusin anak aja, perempuan juga harus ambil peranan dalam dunia usaha." lanjut Melissa
Yang ada dalam benak Melissa hanya bisnis, karena pola pikirnya sudah tercetak seperti itu selama 20 tahun di Amerika. Baginya wanita harus punya karir, seperti halnya lelaki, tidak cuma menjadi ibu rumah tangga.
Asha termotivasi dengan apa yang dikatakan Melissa, namun program hamil menurutnya juga penting, karena dari Marchel dia belum mendapatkan anak. Kehamilan Asha pertaruhan bagi Marchel, kalau sempat Asha tidak kunjung hamil, maka keberadaan Brama dipertanyakan.
Sementara Marchel sendiri bukan dari 'gen' yang subur, orang tuanya baru punya Marchel setelah 15 tahun pernikahan. Itulah yang menjadi kekhawatiran Papi dan Maminya. Sementara Asha sendiri juga anak tunggal, Melissa menikah lagi tidak mendapatkan anak.
"Soal program hamil itu jangan kamu fokuskan banget, nanti kalau kamu tidak hamil-hamil, kamu malah stress Sha. Mama cuma punya kamu, menikah lagi Mama tidak mendapatkan anak." jelas Melissa
"Makanya Ma Asha bilang, kita lihat sampai akhir bulan ini, kalau Asha belum hamil juga, maka Asha akan kuliah." jawab Asha
"Sejak di Amerika, Mama sudah punya rencana ini, Mama ingin sekali kamu jadi pengusaha hotel yang lebih bagus dari Mama." sambung Melissa
Melissa mengajak Asha keliling resort dengan golf cart, dia ingin memotivasi Asha dengan melihat secara langsung resort yang dikelolanya. Resort yang berada di area seluas 4 hektar itu dikelilingi oleh Melissa.
Setiap penghuni resort saat menuju ke cottage, diantar dengan golf cart, karena dari lobby ke masing-masing cottage, jaraknya sangat jauh. Melissa hanya berdua dengan Asha di golf cart, Hana, Narti dan Brama menunggu di cottage.
"Kamu bisa bayangkan, Mama tidak pernah kuliah di perhotelan, Mama diajarkan oleh mantan suami Mama berbisnis soal hotel. Sementara kamu kuliah di perhotelan, masak sih gak bisa kelola yang beginian?" ujar Melissa sambil memperlihatkan kawasan resortnya.
***
Marchel yang belum ikut ke Bali, di Jakarta dia sedang menemani Papinya yang sedang sakit. Marchel belum kabari Asha kalau Papinya sakit, dia tidak ingin Asha jadi kepikiran. Mami Marchel mempertanyakan soal kehamilan Asha, sementara Papinya terbaring di tempat tidur."Asha sudah kamu kasih tahu kalau Papi lagi sakit Cel?" tanya Mami
Marchel yang sedang pijat kaki Papinya menjawab, "belum mi, Marchel takut dia kepikiran, nanti malam Marchel kasih tahu."
"Program kehamilannya gimana? Sudah hamil belum dia?""Akhir bulan ini baru ketahuannya Mi, mudah-mudahan hamil deh, karena Marchel juga ingin Brama lekas punya adik." lanjut Marchel
"Check up yang benar Cel, takutnya seperti Mami nunggu kamu lahir, 15 tahun baru muncul kamu."
Papi yang masih di pijat Marchel hanya diam saja, tidak ada satu patah katapun keluar dari mulutnya. Mami Marchel sangat sangat berharap kalau Asha buru-buru hamil, karena bisa menepis keraguannnya tentang keberadaan Brama.
"Kamu jangan nyusul ke Bali dulu ya, kan Papi sedang sakit, kasih kabar sama Melissa juga kalau Papi lagi sakit." pesan Mami Marchel
"Marchel gak akan ke Bali kalau Papi masih sakit Mi, karena di sana juga Marchel gak punya kepentingan." ucap Marchel
"Kita lihat sampai sore ini, kalau tidak ada perkembangan yang bagus kesehatan Papi, kita harus bawa Papi ke rumah sakit Cel, Papi harus di rawat."
***
"Marchel besok bisa datang Sha? Biar dia juga bisa lihat seperti apa prospek resort ini, dia kan sangat faham soal itu." ujar Melissa"Belum tahu juga ma, kalau gak sibuk sih dia pasti datang, Asha belum telepon dia soalnya, nanti sore Asha telepon dia deh Ma."
"Mama sih sepuluh tahun lagi masih bisa kelola ini semua, tapi setelah itu, harapan Mama kalianlah yang meneruskannya."
Setelah mengelilingi resort, Melissa mengajak Asha untuk melihat lobby resort, dan segala fasilitasnya. Asha melihat konsep resort itu sangat moderen, meski pun etnik Indonesia, khususnya Bali sangat kental. Dalam pandangan Asha, Mells Family Resort itu memiliki kelebihan tersendiri.
Fasilitas golf cart itu adalah salah satu daya tarik resort tersebut, dengan adanya fasilitas itu, pengunjung bisa leluasa mengunjungi seluruh area resort, dan itu merupakan keunikan Mells Family resort.
Bersambung..
Jangan lupa subscribe, review, dan vote-nya, penulis sangat mengharapkan apresiasinya dari para pembaca, karena kelanjutan cerita ini sangat tergantung respon pembaca sekalian..terima kasih sudah membaca cerita saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Nikah Yuk! - Season 2
RomanceIni Cerita Dewasa 18++ Ini cerita Lanjutan dari "Om Nikah Yuk" Season 1 yang sudah selesai penayangannya. Dalam cerita ini Marchel dan Asha sudah nikah secara resmi..seperti apa Asha bisa di terima Orang Tua Marchel? Baca kelanjutan ceritanya