Membangun Kemesraan Kembali
"Petty hanya berani mengaku hamil, itu kalau dia benar-benar hamil, dan yang menghamili dia pastinya bukan aku Sha.." Dalih Marchel
Dalih Marchel ini bisa diterima Asha, karena Marchel menceritakan kronologisnya peristiwa yang terjadi, saat dia mabuk dengan Petty. Kalau Petty hanya mengaku hamil, namun kenyataannya tidak, menurut Marchel tidak akan dilakukan Petty.
"Aku jadi ngerti tujuan Petty melakukan itu semua mas, benar yang Bi Hana bilang, aku jangan berikan peluang untuk orang lain masuk." Terang Asha
"Rumah tangga kita jangan mudah dipecah belah orang lain Sha, kita harus selalu rukun, kamu kan tahu aku, aku gak mungkin hianati kamu Sha."
Mobil Marchel sudah sampai di halaman rumah pondok indah, "Nanti kamu temui Mami dan Papi ya, minta maaf gak pamit kemarin." Pesan Marchel
"Iya mas, aku siap kok kalau pun diomelin.." Ujar Asha
Begitu masuk ke paviliun, Asha menidurkan Brama di tempat tidurnya, dia dan Marchel langsung merapikan paviliun, takutnya Mami melakukan 'Sidak' ke paviliun.
Saat Asha sedang bersih-bersih di dapur, Marchel menghampiri Asha, dan memeluknya dari belakang, "Sha, satu hari gak bersama kamu, aku sudah gak tahu harus mau ngapain." Bisik Marchel di telinga Asha
"Mas, aku lagi kerja nih ... ntar gak selesai kerjaannya." Balas Asha juga dengan berbisik
"Aku cuma ingin peluk kamu aja Sha, gak ingin yang lain kok, aku cuma mau bilang, kamu itu yang pertama dan terakhir bagi aku." Ucap Marchel dengan puitis
Asha membalikkan badanya, sehingga berhadapan dengan Marchel, dia membalas pelukan Marchel, "Semoga ya mas, aku juga gak punya pikiran untuk kelain hati kok, dengan kamu aku sudah cukup mas." Balas Asha
"Aku ingin ... kita selamanya mesra Sha, tidak ada saling curiga, cinta kita tidak akan tergantikan oleh apa pun."
Asha tenggelam dalam pelukan dan ucapan-ucapan Marchel, di mata Asha, Marchel adalah laki-laki yang baik, dia akan siap menerima kekurangan Marchel, dan berusaha untuk memakluminya, seperti halnya perlakuan Marchel terhadap dirinya.
"Sebetulnya kita memang perlu seperti ini setiap hari Sha, agar kemesraan kita terus ada. Meskipun tanpa aktivitas hubungan intim, yang penting kita bisa membangun kemesraan." Ucap Marchel
"Kita mulai dari hari ini mas ... setuju gak?" Tanya Asha sambil melabuhkan ciuman di pipi Marchel, setelah itu Asha mengulurkan jari kelingkingnya pada Marchel, dan Marchel pun menautkan jari kelingkingnya dengan kelingking Asha.
Keduanya memanglah pasangan yang serasi, Marchel meskipun tidak ganteng-ganteng amat, tapi penampilannya secara fisik sangat laki-laki. Sementara Asha yang memang cantik, dan sedikit indo, dengan tubuh yang sangat proporsional, daya tariknya sangat luar biasa. Itulah yang membuat keduanya terlihat begitu serasi.
"Udah ah, yuk kita kerja lagi mas, kamu bersihin kamar mandi ya, biar aku beresin dapur dulu." Ucap Asha
"Okey..," sebelum bergerak pergi, Marchel mencium kening Asha, setelah itu baru dia langsung ke kamar mandi.
Setelah paviliun selesai mereka rapikan, Marchel mengajak Asha untuk menemui Papi dan Maminya. Papi dan Mami Marchel sedang duduk di ruang tamu, saat Marchel dan Asha masuk ke rumah utama.
"Assalamu'alaikum.." Marchel dan Asha mengucapkan salam
"Wa alaikum salam ... balas Papi dan Mami
Asha langsung mencium tangan Papi dan Mami, "Asha mohon maaf, kemarin Asha gak sempat pamit sama Papi dan Mami," ucap Asha"Duduk dulu Sha, Mami mau ingatkan kamu ya, kamu jangan ambil hati omongan Mami."
Asha duduk di sebelah Mami, di sofa panjang, "Ya Mi ... Asha terima salah, dan siap menerima nasehat Mami." Ucap Asha
"Papi dan Mami sangat maklum, kamu masih sangat muda, jadi banyak tata krama yang belum kamu gunakan, meski kamu tinggal di paviliun, kamu tetap harus pamit kalau keluar rumah." Nasehat Mami Marchel
Marchel hanya diam mendengarkan nasehat Maminya, dia tidak berusaha untuk membantah apa yang dikatakan Maminya.
"Papi dan Mami tidak menganggap kamu menantu Sha, sudah menganggap kamu sebagai anak, jadi kamu wajib menasehati kamu." Timpal Papi Marchel
"Ya Pi, kemarin Bi Hana juga marah sama Asha, karena nginap kerumahnya gak pamit sama Papi dan Mami."
"Nah!! itukan orang tua kamu sendiri, dia aja tahu kalau apa yang kamu lakukan itu salah." Sambung Mami Marchel
Banyak nasehat dari Papi dan Mami yang Asha terima saat itu, sedikit pun dia tidak kecewa, dia menerima nya dengan lapang dada. Bagi Asha, nasehat Papi dan Mami Marchel untuk kebaikannya, bukanlah sebuah bentuk kemarahan.
Marchel dan Asha kembali ke paviliun, setelah mendapat banyak wejangan dari Papi dan Mami Marchel. Menjelang siang, Marchel kembali memesan makanan secara online untuk makan siang mereka.
Sambil menunggu makan siang, Asha mengajak Marchel bicara soal program tambah anak, "Mas .. Brama kan sudah masuk usia 8 bulan, aku mau lepas kontrasepsi, boleh gak?"
"Ya boleh aja kalau kamu sudah siap, aku malah suka kalau kamu hamil lagi, biar Brama ada temannya." Jawab Marchel dengan memeluk Asha yang ada disampingnya.
"Kalau gitu, ntar sore antar aku ke klinik bersalin ya, untuk melepas kontrasepsinya." Pinta Asha dengan manja
"Eh Sha, mama apa kabar ya? Kapan mau ke Indonesia lagi?" Tanya Marchel
"Kemarin Mama telepon, saat Asha di rumah Bibi, katanya bulan depan mau ke Bali, dia mau ajak kita kesana."
"Wah!! ok tuh, kita bisa bulan madu, untuk program bikin anak ya.." Canda Marchel
"Gak kudu harus di Bali kali mas, cuma buat bikin anak doang."
"Tapi kan, kita butuh suasana yang lebih romantis Sha, biar anaknya ntar jadi seniman."
Suasana rumah tangga Asha dan Marchel terasa semakin hangat, mereka sudah mulai banyak bercanda. Asha tidak lagi diliputi perasaan cemburu terhadap Petty. Marchel menghindari untuk bicara tentang Petty, karena dia anggap sebagai sumber bencana.
Tidak ada waktu bagi mereka untuk tidak bermesraan, bagi Asha itu adalah cara untuk membangun kehangatan dalam keluarganya. Marchel pun lebih peduli terhadap Asha, dan lebih semangat untuk meneruskan usaha Papinya.
Marchel sedang berusaha untuk lebih giat membesarkan usaha Papinya, karena sebentar lagi usaha tersebut sepenuhnya dibawah kendali Marchel. Support dari Asha sangat di harapkannya, terutama support dalam menjaga ketentraman rumah tangga mereka.
Begitu pesanan makan siang datang, Asha langsung menyiapkannya di meja makan. Asha sekarang lebih sigap dan fokus pada kewajibannya sebagai Ibu Rumah tangga. Dia tidak lagi bermalas-malasan.
Mereka menikmati makan siang itu dengan suasana hati yang sangat senang dan gembira. Asha berusaha untuk mengimbangi kegembiraan yang di rasakan Marchel, dia membuang semua rasa cemburu dan curiga terhadap Marchel
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Nikah Yuk! - Season 2
RomanceIni Cerita Dewasa 18++ Ini cerita Lanjutan dari "Om Nikah Yuk" Season 1 yang sudah selesai penayangannya. Dalam cerita ini Marchel dan Asha sudah nikah secara resmi..seperti apa Asha bisa di terima Orang Tua Marchel? Baca kelanjutan ceritanya