~ Cerita 14 ~

15 2 0
                                    

Marchel dan Sekretarisnya yang Cantik

Hari pertama Marchel masuk kantor di PIDWI Corporation, Marchel bertemu dengan President Director PIDWI, Subianto Prawirohusodo. Marchel di perkenalkan kepada seluruh staf dan karyawan PIDWI, sebagai Vice President, dan Subianto juga menunjukkan pada Marchel ruang kerjanya, juga sekretarisnya Suci Indahsari.

Setelah berbincang-bincang dengan Subianto, staf dan karyawan, Marchel dipersilahkan untuk koordinasi dengan sekretarisnya. Di ruang kerjanya Marchel di dampingi sekretaris untuk melaksanakan program yang sudah di jadwalkan.

Melihat program yang disodorkan sekretarisnya, Marchel complain, "Hari ini saya akan pelajari dulu programnya, besok kamu saya kasih program yang harus kita kerjakan." Kilah Marchel

Suci yang ada di hadapan Marchel mengernyitkan dahinya, "Kenapa pak? Ada yang salah dengan program ini?" Selidik Suci

"Gak ada yang salah, hanya saja ada yang lebih urgent dari program ini." Tegas Marchel

Suci Indahsari, sekretaris Marchel masih sebaya dengan Asha, perawakannya juga sangat menarik, dan terlihat sangat cerdas dan kritiis. Secara fisik, penampilan Suci sangat pas sebagai seorang sekretaris Vice President.

"Oh ya pak.." Belum selesai Suci bicara Marchel memotongnya, "Tolong jangan panggil saya 'Pak', panggil saja saya 'Mas', karena saya tidak suka di panggil Bapak." Potong Marchel

"Ok mas, mas Marchel mau makan siang apa? Biar saya pesankan dari sekarang sama OB." Tanya Suci

"Kamu punya saran? Saya harus makan apa?" Kelakar Marchel

"Saran saya sih, jangan makan makanan yang mengandung santan mas, terlebih saat makan siang." Saran Suci

"Yaudah ... kalau gitu saya ikut saran kamu, dan tolong kamu pesankan makanan, yang menurut kamu sehat buat saya." Pungkas Marchel

Marchel sengaja melakukan komunikasi seperti itu pada sekretarisnya, agar Suci tahu kalau Marchel atasannya bukanlah orang yang suka formalitas. Dia ingin menciptakan komunikasi dalam kesetaraan, dengan demikian tidak ada hambatan dan 'gap' dalam berkomunikasi.

Bagi Suci mungkin apa yang di lakukan Marchel adalah bagian dari cara seorang atasan melakukan pendekatan terhadap bawahannya. Dan Suci sangat menghargainya, dan tidak lantas dia merasa tidak perlu berjarak dengan Marchel. Dia juga tidak ingin apa yang sedang di lakukan Marchel terhadapnya, adalah cara Marchel untuk menguji dia.

Sebelum Suci keluar dari ruangannya, Marchel berpesan, "Nanti setelah rehat makan siang, tolong kamu bawa berkas karyawan, yang merupakan SDM inti PIDWI ya." Pesan Marchel

"Siap mas!! hanya SDM inti ya mas? Bukan keseluruhan?" Tanya Suci

"Ya, karena dari sana saya akan lihat potensi pengembangan perusahaan kedepan."

Suci meninggalkan ruangan, Marchel mulai berpikir untuk mengubah sistem komunikasi antar karyawan dan atasan, agar tidak berjarak. Dia mau menghilangkaan kesan feodalistik, di mana hirarki jabatan membuat jarak antar satu dengan yang lain.

***
Saat Marchel di kantor, Mami mendatangi Asha di paviliun, "Marchel udah jalan ya Sha? Ini hari pertama dia kerja di kantor Papi ya?" Tanya Mami sambil duduk di sofa

Asha menghampiri Mami, dan duduk berjejer di sebelahnya di sofa panjang, "Ya Mi ... dia semangat banget pagi ini, katanya dia mau kasih teladan ke karyawan, agar datang lebih pagi."

"Marchel itu persis Papinya, disiplin dan tidak mengenal kompromi, dia suka marah gak sama kamu?"

"Alhamdulillah, belum pernah sekali pun Mi, dia kalau marah bahasanya lembut banget." Terang Asha

"Ya ... gitu memang, Papi juga kalau marah bahasanya lembut tapi dalam.."

"Asha sekarang lagi menjalankan program hamil Mi, biar Brama punya adik.." Ujar Asha

"Wah!! baru aja Mami ngomong soal itu sama Papi, ternyata kamu sudah menjalaninya, bagus deh, semoga dilancarkan ya Sha."

"Mami mau Asha masakin apa hari ini? Ntar Asha antar ke rumah ya?" Bujuk Asha

Mami merapatkan duduknya ke dekat Asha, "Mami mau makan sayur lodeh boleh? Sama ikan bawal laut goreng ya?" Pinta Mami sambil menatap Asha memegang tangannya.

Asha meletakkan tangan yang satunya di atas tangan Mami, "Sangat boleh mi, ntar Asha antar ke rumah ya.." Ucap Asha meyakinkan Mami.

Mami berdiri dan pamit sama Asha, "Yaudah kamu teruskan beres-beresnya, Mami pamit ya, mau urus Papi dulu."

Sepeninggal Mami, Asha kembali beres-beres paviliun. Asha keluar paviliun menuju ke tempat bik Tum, untuk memanggil Narti sambil menggendong Brama. Asha menyerahkan Brama ke Narti, dan mengajak Narti ke paviliun.

Sampai di paviliun Asha tanya Narti, "Kamu gak cerita-cerita kan sama bik Tum dan mbok Nah, kalau Brama bukan anak Marchel?" Selidik Asha pada Narti

"Gak mbak, saya tahu kalau mereka gak bisa di percaya, mereka pernah tanya sih, tapi saya bilang Brama anak mas Marchel." Jelas Narti

"Kamu tolong temani Brama ya, saya mau masak solanya, Mami Pesan sayur lodeh sama ikan bawal goreng." Asha langsung tinggalkan Narti di ruang tamu, dia menuju ke dapur.

***
Setelah dari paviliun, Mami Marchel cerita sama Papi,

"Mami tadi ke paviliun ketemu Marchel?" Tanya Philip sama Mami yang membawa secangkir teh, dan cemilan.

Mami meletakkan teh dan cemilan di atas meja tamu, "Wong Marchelnya udah jalan kerja Pi dari pagi sekali, Asha tadi cerita kalau dia lagi program hamil untuk anak kedua Pi."

Philip baru saja mau minum teh, mendengar kabar program hamil Asha dia jadi penasaran, "Kok bisa kebetulan gitu ya mi? Baru aja kita omongin, serius itu mi?" Tanya Philip dengan penasaran

"Serius Pi, Asha aja senang banget kok menceritakannya."

"Syukur deh mi, semoga Marchel gak cuma punya anak satu kayak kita ya mi?"

Philip menghirup tehnya dengan nikmat, setelah mendengar kabar tentang Asha. Mami juga cerita kalau Asha hari ini masak sayur lodeh dan ikan bawal goreng buat Papi dan Mami. Philip semakin bersuka cita mendengar penjelasan Mami.

***
Marchel dan Suci sedang berbincang-bincang di kursi tamu, di ruang kerjanya, saat seorang Office Boy membawakan makan siang untuk Marchel. Suci langsung berdiri, menyambut OB dan ikut menata makanan di meja makan yang ada di ruang kerja tersebut.

Di dalam ruang kerja Marchel, memang ada seperangkat meja makan, satu set sofa, dan satu set meja kerja eksekutif yang cukup besar. Juga ada satu kursi jok massage elektronik, untuk relaksasi, sebagai fasilitas.

Suci menghampiri Marchel, setelah semua makanan tersaji, "Mas, makanannya sudah siap, silahkan di cek dulu sesuai selera atau gak." Ujar Suci mempersilahkan Marchel untuk makan

Begitu Marchel melihat ke meja makan, dia surprise banget, "Kok kamu bisa tahu kalau saya suka makanan ini Ci?"

"Soalnya kalau pak Philip kesini, selalu pesan makanan ini mas.." Jawab Suci

"Kamu mau ikut makan sekalian?" Tawar Marchel

"Gak usah mas, saya makannya bareng teman-teman nanti."

Bersambung


Bersambung..

Om Nikah Yuk! - Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang