Petty Mengancam Marchel
Habis membaca pesan dari Petty, Marchel berusaha untuk bersikap biasa-biasa saja, meskipun pesannya berupa ancaman.
Marchel terganggu makan siangnya setelah membaca pesan WA Petty, ancaman Petty itu dianggap serius oleh Marchel. Marchel faham apa yang dimaksud kartu Truf oleh Petty, dia yakin Petty memang sudah merencanakan semuanya.
"Kenapa mas? Masakan aku gak enak ya? Kok mas sepertinya gak nafsu gitu makannya?" Tanya Asha
"Masakan kamu enak Sha, pikiran aku yang sedang tidak enak ... maaf ya Sha." Jawab Marchel
Asha menduduki kursi di sebelah Marchel, "Kalau lagi makan pikirannya jangan kemana-mana, nanti kita kurang bersyukur menghadapi rezeki." Nasehat Asha
Marchel merespon ucapan Asha, dia segera makan dengan lahap makanan yang ada di depannya. Dia menyingkirkan segera masalah yang menghantui pikirannya, dan menikmati masakan yang di sajikan Asha.
Marchel mulai bercanda, "Kamu masaknya penuh cinta ya Sha?" Canda Marchel sambil melirik Asha yang ada di sebelahnya
"Kenapa mas? Enak ya masakannya?" Tanya Asha. "Aku masaknya diantara kesal dan cinta mas, jadi ya gitu deh rasanya." Sambung Asha.
"Pikiranku yang tidak enak, buyar seketika Sha, saat menikmati masakan kamu ini." Puji Marchel
Asha mulai tersenyum mendengar seloroh Marchel, "Serius mas? Kamu suka masakannya?"
"Serius Sha ... itu buktinya, makanan yang kamu sediakan tuntas semua." Ujar Marchel
Selesai makan, Marchel mengajak Asha untuk bicara di ruang tamu, "Kamu lagi repot gak? Aku mau ngobrol sama kamu Sha, bisa gak?"
Marchel mengajak Asha duduk di ruang tamu, Asha merasa ada sesuatu yang menjadi ganjalan pikiran Marchel.
Asha memegang tangan Marchel, "Mas jangan ada masalah yang kamu sembunyikan, aku sudah siap mendampingi kamu menghadapi apa pun masalahnya." Asha sambil menatap mata Marchel
Marchel menatap Asha, "Sha, Petty marah besar aku ngomong sama pak Bram." Ujar Marchel. "Kamu bisa baca WA nya.." Marchel memperlihatkan WA Petty pada Asha
"Apa yang dia maksudkan kartu 'Truf' mas? Dia punya rahasia apa yang dia ketahui?" Tanya Asha
"Aku sendiri gak ngerti rahasia apa yang dia punya Sha, biar aja dia mau ngomong apa." Jawab Marchel
Ada perasaan iba terhadap Marchel, Asha merasa kalau Marchel terlalu polos dan jujur sebagai lelaki, sehingga dia mau dimanfaatkan Petty.
"Mas bisa gak bersikap tegas sama Petty? Mungkin dia menganggap mas terlalu baik, sehingga dia mudah memanfaatkannya."
"Justeru karena aku tidak bisa dia manfaatkan Sha, sehingga membuat dia kesal sama aku, aku pernah usir dia dari ruanganku." Terang Marchel
Mendengar apa yang di katakan Marchel, Asha langsung emosi, "Ngapain dia masuk ruangan kamu mas!!? Merayu kamu ya? Menggoda kamu ya!!?" Cecar Asha dengan berbagai pertanyaan.
"Kalau tidak dikasari seperti itu, dia akan selalu masuk ruangan aku, pernah sekali waktu pak Bram usir dia dari ruanganku." Jelas Marchel
Asha semakin emosional mendengar cerita Marchel, dia mulai gregetan pada Petty, "Anak itu enaknya di apain ya? Kok aku jadi kesel banget sama dia, padahal Papanya baik banget jadi orang."
Marchel menasehati Asha, jangan terlalu bawa perasaan, biarkan Tuhan yang memberikan hukuman pada Petty. Marchel juga bilang, kalau Bram sendiri kewalahan menghadapi Petty, karena dia anak yang paling bontot, terlalu di manja dulunya.
Marchel mengingatkan, akan banyak ujian yang akan dia hadapi, Asha harus siap secara mental. Jangan lihat Petty sebagai anak Bram, karena Petty memang sangat berbeda, dan merasa anak seorang pengusaha sukses, sehingga anggap remeh orang lain.
"Ancaman Petty gak bisa kita anggap remeh Sha, kita harus waspadai, karena dia sakit hati di keluarkan pak Bram dari perusahaan."
"Aku sih gak peduli mas, dia mau melakukan apa pun, aku gak akan pandang om Bram, kalau dia tidak bisa nasehati Petty."
"Sebetulnya, aku mau ajak dia bicara, aku mau Tanya dia, apa sih yang dia inginkan sebenarnya?"
"Kalau mas Tanya seperti itu, dia akan jawab, aku menginginkan mu Marchel." Ujar Asha menirukan ucapan Petty, sambil memegang kedua pipi Marchel, "cuma itu yang di inginkan Petty mas."
Marchel dan Asha terdiam, keduanya seakan-akan kehabisan akal menghadapi Petty. Sebuah pesan dari Petty kembali masuk di ponsel Marchel, pesan yang cukup panjang. Marchel memperlihatkan pesan itu pada Asha,
"Mas .. kalau saja sebagai pendamping, kamu tidak menuruti saja keinginan klien, tidak akan terjadi hal seperti kemarin.
Aku ajak mas Marchel, agar ada yang ikut mengontrol aku dan klien..pada kenyataannya, mas malah ikut hanyut bersama klien.
Mas ngebayangin gak sih..kalau sampai aku di apa-apain klien..gimana mas? Sementara mas sendiri ikut mabuk.."Dari pesan yang di kirim Petty, dia berusaha untuk playing victim, dia tidak ingin di salahkan, dia berusaha untuk membuat sebuah pernyataan pembelaan diri.
"Kamu bacakan kan Sha pesannya? Dia berusaha mau memojokkan aku, padahal aku sudah ingatkan dia, tapi dia gak mau dengar." Terang Marchel pada Asha
"Nah ... itu mas yang aku maksud, dia akan bertindak seperti itu, dan dia tidak mau di salahkan, kalau orang yang gak kenal mas, pasti akan salahkan mas.." Jelas Asha
"Tapi, kalau argumen dia sama pak Bram seperti itu, pak Bram gak akan percaya Sha."
"Ya iyalah, karena om Bram tahu kelakuan dia, dan tahu karakter kamu mas, mana mungkin dia percaya omongan Petty."
Marchel bilang pada Asha, dia akan terus menerima pesan seperti itu dari Petty, kalau dia tidak bertemu dengan Petty. Asha mengijinkan Marchel ketemu Petty, tapi tetap harus waspada, jangan sampai masuk ke dalam perangkapnya.
Marchel berpikir keras untuk mengatur strategi ketemu sama Petty, dia tidak ingin terjebak untuk kedua kalinya. Dia ingin mengatur pertemuan di kantor, agar Petty tidak bisa macam-macam.
Marchel belum membalas pesan dari Petty, itu untuk dijadikan alasan ketemu Petty. Dia ingin menjawab secara langsung, bukan melalui pesan WA.
Asha yang melihat kepanikan Marchel, dia mengingatkan Marchel, "Mas, kalau ketemuan sama Petty, usahakan di tempat yang aman." Ujar Asha"Aku mau ajak dia ketemu di kantor, biar dia gak bisa macam-macam."
"Tapi kan dia sudah gak boleh ke kantor kata kamu mas? Gimana dia bisa ke kantor?" Tanya Asha lagi
Marchel baru ingat kalau Petty sudah tidak di izinkan Bram menginjak kantor lagi. Dia memutar otak mencari cara lain untuk mengajak Petty ketemu.
Akhirnya dia menemukan ide, dan dia langsung membalas pesan Petty, untuk mengajak Petty ketemu di luar kantor, tempat itu dianggap Marchel cukup aman.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Nikah Yuk! - Season 2
Любовные романыIni Cerita Dewasa 18++ Ini cerita Lanjutan dari "Om Nikah Yuk" Season 1 yang sudah selesai penayangannya. Dalam cerita ini Marchel dan Asha sudah nikah secara resmi..seperti apa Asha bisa di terima Orang Tua Marchel? Baca kelanjutan ceritanya