• Cerita 4 •

30 5 3
                                    

Marchel Ketemu Petty

Marchel bertemu dengan Petty di sebuah Coffee Shop di keramaian sebuah Mall, dengan demikian Petty tidak bisa macam-macam dengan Marchel. Meskipun dalam perasaan yang tidak senang, tapi bagi Petty bertemu berdua dengan Marchel, adalah sebuah kesenangan.

Marchel berusaha untuk bersikap baik dengan Petty, dia sudah tahu bagaimana caranya mematahkan siasat Petty,

"Sorry Pet, aku terpaksa cerita sama Papa kamu, karena aku ribut besar dengan Asha." Ujar Marchel membuka pembicaraan

Petty merasa senang mendengar penjelasan Marchel, "oh ya? Sampai ribut besar?" Tanya Petty pura-pura menyesali. "Maafin aku ya mas, aku sudah bikin susah kamu." Ucap Petty sambil berusaha untuk menegang tangan Marchel yang berada di atas meja.

"Itu sih sudah berhasil aku atasi, yang aku khawatirkan dampaknya pada Brama Pet, aku kasihan dia masih belum sehat." Marchel berusaha memancing empati Petty

"Maksud mas gimana? Kok berdampak pada Brama?" Tanya Petty

"Ya kalau Asha terganggu pikirannya, produksi ASI nya akan berpengaruh Pet, kamukan perempuan, suatu saat kamu akan mengalami itu." Jelas Marchel

Petty lama berpikir sebelum dia lanjutkan bicara, "Sekali lagi aku minta maaf mas, aku gak nyangka dampaknya sampai begitu." Jawab Petty penuh penyesalan

"Kamu boleh lampiaskan kemarahan dan kebencian kamu sama aku Pet, aku akan terima, tapi kalau sampai merusak keluarga aku, itu tidak akan memguntungkan kamu." Tegas Marchel

Petty mengemukakan argumentasinya yang dia kirim dalam pesan WA, dia tetap tidak mau di salahkan. Dia tetap bilang, kalau saja Marchel malam itu tidak mengizinkan adanya Miras dalam entertain, pasti tidak akan terjadi.

Marchel tidak kalah berargumentasi, dia membiarkan Petty karena posisinya hanya sebagai pendamping, decision maker-nya tetap Petty, bukan dia. Mendengar sanggahan Marchel, Petty agak melunak,

"Tapi setidaknya mas bisa tegur aku dong.." sanggah Petty

"Ya gak bisa Pet, itukan job kamu, bukan job aku, aku gak berwenang, keputusan sepenuhnya ada di tangan kamu." Marchel balik menyanggah.

Keduanya terdiam sesaat, "Tapi aku senang kok mas ... kamu malam itu bikin aku puas banget, aku sangat menikmatinya." Petty mulai mengalihkan pembicaraan ke soal hubungan intimnya sama Marchel.

"Asal kamu tahu Pet, aku sangat mengontrol semua kejadian itu, meski pun aku dalam pengaruh alkohol." Jelas Marchel

"Maksud mas? Mas sadar melakukan semua itu? Berarti mas menikmatinya dong.." Petty merasa senang

"Justeru sebaliknya Pet, aku tidak bisa menikmati hubungan tanpa di dasari rasa cinta, aku sama sekali tidak melakukan pelepasan malam itu, meskipun kamu terpuaskan." Jawab Marchel

Mendengar jawaban Marchel, Petty merasa siasatnya untuk mengakui dia hamil oleh Marchel, sudah di patahkan oleh Marchel, karena Marchel mengaku tidak membuahi rahimnya pada malam itu, meskipun Petty menikmatinya, dan terpuaskan oleh Marchel

"Kalau seandainya aku tetap hamil? Mas bisa beralasan apa? Mas mau beralasan tidak membuahi rahimku?" Tanya Petty

"Ya iyalah Pet, masak aku harus mengakui kalau aku tidak merasa membuahi rahim kamu, secara hukum tuduhan kamu harus bisa di buktikan." Kilah Marchel

Petty speechless, dia tidak bisa lagi melanjutkan ucapannya, dia merasa kalau Marchel mengajaknya ketemu hanya ingin mengatakan hal itu, dan dia sangat kecewa dengan semua pengakuan Marchel. Dia semakin tahu kalau Marchel sama sekali tidak mencintainya.

Namun dia tidak bisa untuk membenci Marchel, karena dia sangat mencintainya. Dia ingin tetap menjaga hubungan dengan Marchel, meskipun dia tahu kalau Marchel tidak mungkin mencintainya.

Petty pura-pura bersedih, "Mas sudah berhasil menghancurkan karir aku, juga semua harapan aku pada mas, mas ajak aku ketemu cuma ingin menyakiti aku." Ucap Petty dengan ekspresi sedih

"Aku lakukan semua itu untuk melindungi keluarga aku dari teror kamu Pet, aku keluarga aku merasa terancam oleh sikap kamu." Ucap Marchel

"Meskipun aku tidak cukup punya alasan untuk mencintai mas, aku tidak akan mengubur harapanku untuk terus mencintaimu mas.." Ucap Petty dengan lirih, setelah itu dia berdiri, dan pergi meninggalkan Marchel.

***
Sampai di rumah, Marchel menceritakan pertemuannya dengan Petty pada Asha, yang memang atas sepengetahuan Asha,

"Aku ajak dia ketemuan di sebuah Coffee Shop, di sebuah Mall, aku membantah semua apa yang di katakannya di WA." Cerita Marchel

"Reaksi dia apa mas? Dia masih ngototkah membela diri?" Tanya Asha dengan penuh antusias

"Dia tetap bertahan dengan argumentasinya, cuma aku bilang sama dia, bahwa posisi aku cuma mendampingi, jadi tidak berhak untuk melarang." Lanjut Marchel

Marchel tidak menceritakan pada Asha, kalau tujuannya ketemu Petty untuk mematahkan siasatnya, kalau suatu saat mengaku sudah di hamili Marchel. Dan Marchel masih merahasiakan soal hubungan intimnya sama Petty, saat dia mabuk.

"Setelah pertemuan itu mas kemana sama dia? Mas pergi sama dia?" Tanya Asha penasaran

"Dia tinggalkan mas sendiri di Coffee Shop, karena dia kecewa mas mematahkan semua argumentasinya." Jawab Marchel

Asha mengingatkan Marchel agar tetap hati-hati, karena menurut Asha, orang seperti Petty itu bisa bertindak nekad. Asha tetap punya feeling kalau Petty memginginkan cinta Marchel, karena dia melihat bahasa tubuhnya Petty.

Namun Marchel berargumentasi kalau Petty tidak bisa apa-apa kalau dia tidak membalas cintanya. Tetap saja soal hubungan intimnya sama Petty menjadi pikirannya, meskipun dia sudah patahkan siasat Petty. Persoalan itu menjadi ganjalan dalam pikirannya, selama dia masih merahasiakannya pada Asha.

"Mas gak berikan dia harapan kan? Ada gak kata-kata mas yang membuat dia merasa cintanya berbalas?" Tanya Asha

"Dia aja pergi dengan kecewa Sha, gimana dia merasa di berikan harapan? Kan orang sudah meninggalkan kita yang sedang bicara dengannya, itu artinya dia gak punya harapan." Jawab Marchel

Asha tetap merasakan kalau Marchel masih ada yang di rahasiakannya, karena dia melihat Marchel tidak lepas seperti biasanya. Asha sering melihat Marchel melamun, seperti sedang memikirkan sesuatu, bahkan saat bicara dengan Asha, Marchel seperti tidak fokus dengan apa yang sedang di bicarakan.

"Mas gak ada memendam masalah kan? Atau masih menyimpan suatu masalah ya?" Selidik Asha.

"Ya gak ada sih, apa yang mas ceritakan sama kamu barusan, adalah hasil pembicaraan mas sama Petty, sayangnya mas lupa untuk merekamnya." Jawab Marchel

"Aku sih pada prinsifnya percaya dengan apa yang mas sampaikan, hanya saja aku gak ingin ada masalah di belakang hari." Sambung Asha.

"In Sha Allah udah gak ada masalah lainnya Sha, semoga saja semua sudah berakhir." Lanjut Marchel

"Inikan hari libur mas, kita jalan yuk? Kemana kek, bosan juga di rumah terus, kan Brama juga sudah semakin sehat." Ajak Asha

Marchel mengiyakan ajakan Asha, dia juga merasa perlu hiburan, karena beberapa hari ini selalu menghadapi masalah yang sangat membuat dia dan keluarganya tegang.

Bersambung..

Om Nikah Yuk! - Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang