"Tapi sekertaris yang memulai itu Tzuyu! Kenapa Alexa yang disalahkan?" Rose masih setia protes di samping sekertaris mansion. Dia tidak terima Jessi justru menarik paksa Alexa.
"Kau pikir tidak salah menarik rambut orang sepertinya? Dia sudah berada satu kelas di atas kalian. Jangan sembarangan! Tuan Jungkook selalu menyayangi barangnya, jadi siapapun itu harus berhati-hati jika menyentuhnya. Aku tak mau ada masalah, jadi Alexa harus meminta maaf padanya sebagai hukuman."
Alexa mengerling, tatanan status sosial macam apa ini. Orang yang paling jalang yang berkuasa. Memuakan.
Rose masih mengikuti jalan wanita yang menarik tangan Alexa kuat. "Tapi sekertaris ... apa Alexa yang harus seperti ini? kami tak salah apapun. Wanita itu saja yang terkena star syndrome."
Tidak menggubris, Jessi tetap berjalan cepat.
"Sekertaris ..." Rose setia merengek. Dia khawatir Alexa akan terluka lagi dan lagi. Dia semakin bersimpati dengan sahabatnya itu. Apalagi setelah semalam Alexa bercerita tentang luka jahitan di tangannya. Rose benar-benar berpikir Alexa berhak untuk bernapas dengan damai. Sudah cukup wanita setengah Korea itu menderita.
"Apa masalahmu jika aku menghukumnya?"
"Sekertaris ... Alexa itu nyonyaku!" gadis yang diseru nyonya menilik kaget. Ya ampun sampai kapan Rose akan memanggilnya seperti ini.
Langkah Jessi berhenti. Ia melepaskan kaitannya dari Alexa dan menatap Rose. "YAK! Aku sudah pusing puluhan tahun mengurus mansion. Kau jangan membuatku makin gila! Hentikan mimpi kalian itu! Aku mungkin bisa memahami itu halusinasi tapi kalau sampai noona Irene mendengar, bisa mati di tempat kalian!"
Bibir Rose mengerucut, "Tapi Alexa memang nyonya ku! dia lebih pantas jadi seorang nyonya dari pada dia diperlakukan seperti ini!"
Jessi menatap garang Alexa yang disebut pantas itu. "Dia?" tanyanya sambil menunjuk.
"Wanita ngeyel ini? Cih jangan berharap! Wanita tak bisa diatur sepertinya pasti sangat menyebalkan untuk tuan-tuan disini. Mereka itu dominan, tak akan suka dengan temanmu yang modelan tikus!"
Alexa dan Rose bertatapan. Huh begini sekali nasib mereka. Selalu dianggap rendah.
"Jika kau memberiku kesempatan aku memang pantas menggantikan Irene itu," geming yang membuat Jessi melotot seketika.
Sekertaris itu mencubit sekilas bahu Alexa. "Berhenti berbicara semabarangan! Sebelum aku sendiri yang akan menyigar mulutmu!"
"Aku serius sekertaris. Tolong beri aku kesempatan," Rose menatap Alexa, ingin melayangkan protes keras atas pernyataan racau Alexa.
Namun, gadis blonde coklat itu hanya mengedipkan satu mata. Pertanda dia bilang 'Serahkan saja padaku'
"Apa maksudmu?" mata sekertaris itu memicing.
Alexa menengok sekitar memastikan di lorong itu hanya ada dia, Rose, dan sekertaris mansion. Alexa hanya takut ada yang mengadu atau bahkan Irene sendiri yang mendengar. Alexa sudah paham ketika wanita medusa itu membunuh seorang jalang yang akan ditiduri Sehun. Itu berarti dia juga tidak boleh ketauan 'kan?
"Bisakah kau membuat tuan Sehun meniduriku?" ucapnya sangat lirih.
"YAK! ALEXA! Kau bilang ingin membu ... mmmm," Alexa menangkup mulut mungil itu. Astaga sekarang ia menyadari Rose akan lebih aktif kalau mendapat makanan double.
Jessi menatapnya remeh. "Kau yakin bisa bertahan hidup barang menginjakkan kaki dalam kamarnya?"
Alexa ceria dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mansion : KJS
Fanfiction⚠️18+ [terdapat banyak adegan kekerasan dan adegan dewasa]⚠️ ... Alexa tak pernah menyangka hidupnya akan semengenaskan ini, berakhir dalam mansion sampah keluarga Kim karena dijual oleh pamannya sendiri. Dengan paksaan Alexa masuk kedalam neraka...