8. Seven Years Later

845 161 68
                                    

🌼🌼🌼🌼🌼

Dalam hidup ini, manusia tidak pernah tahu seperti apa takdir yang menunggunya. Apakah orang-orang yang kau temui akan berperan dalam takdirmu. Atau justru kau terlahir hanya untuk memenuhi takdir orang lain.

Jika itu memang takdirmu, maka apa pun itu pasti akan terjadi, tidak peduli kau mengkhawatirkannya atau tidak.

Shiying, pendeta suci dari Kerajaan Hou mungkin adalah satu-satunya orang yang tidak pernah mengkhawatirkan takdirnya. Lelaki itu lebih ingin tahu dari mana dia berasal ketimbang berusaha mengubah ketetapan langit yang terasa pahit.

Mungkin banyak orang yang bertanya-tanya, akankah mereka bahagia? Akankah mereka menikahi orang yang dicintai dan berumur panjang? Bagaimana cara mereka mati?

Shiying adalah satu-satunya orang yang tidak mempertanyakan hal itu. Pertanyaan sederhana yang lumrah untuk seorang manusia. Hari di mana Shiying memutuskan untuk mengubah takdir dan menyelamatkan dua anak lelaki yang tidak pernah dikenal sebelumnya, adalah hari di mana Shiying siap menerima takdir mengenaskan sebagai hukuman dari langit.

Kini, sudah lebih dari tujuh tahun dua bocah laki-laki itu tinggal bersamanya. Baili Hongyi dan Xie Yun tumbuh menjadi dua pria dewasa yang dapat diandalkan. Mereka mempelajari semuanya dari sang guru. Shiying pun tidak pernah ragu mengajarkan semua yang dia tahu kepada dua saudara kembar itu.

Empat musim dalam setahun, selama tujuh tahun ini mereka tinggal bersama.

Musim panas adalah waktu yang tepat untuk berburu. Mereka akan pergi ke hutan, berburu rusa, berkemah, bermain air di danau dan menjelajah tempat baru.

Musim gugur adalah waktu di mana Shiying menemani muridnya membaca banyak buku. Baili dan Xie Yun akan menyapu halaman paviliun yang luas. Dedaunan dari pohon ginko yang gugur diterpa angin tak jarang membuat dua pemuda itu kesal. Mereka akan membuat gundukan daun yang besar, kemudian menyalakan api dan memanggang ayam di atasnya.

Musim dingin adalah saat dimana si kembar selalu mengeluh tentang gundukan salju yang menutupi arena latihan. Musim dingin adalah musim paling membosankan dimana dua pemuda berwajah sama itu sangat jarang keluar dari bangunan paviliun. Satu-satunya hal menarik yang dapat dilakukan hanyalah mengganggu sang guru. Merengek dan mengeluh di pangkuan Shiying tentang betapa menyebalkannya hujan salju di luar sana.

Musim semi, hari-hari di mana kuncup bunga mulai bermekaran. Aroma angin membawa suka cita. Shiying akan berjalan-jalan di sekitar kediamannya. Membawa payung kesayangan, menikmati indahnya bunga yang bermekaran. Baili dan Xie Yun akan senantiasa menemani Shiying dalam setiap langkahnya. Bermain guqin, membuat kaligrafi, dan melukis bunga. Tidak pernah sedikit pun rasa bosan terlintas di pikiran si kembar jika waktu dihabiskan bersama sang guru.

Di musim semi tahun ini, mereka melakukan rutinitas yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Hari-hari berjalan dengan tentram. Rasa cinta perlahan tumbuh di dalam hati si kembar.

Sulit untuk tidak jatuh cinta ketika berada dekat dengan sosok cantik itu setiap hari. Parasnya yang lembut, matanya yang indah, cara dia berjalan, berbicara dan memperlakukan orang lain membuat dua saudara itu terjerat dalam keterikatan. Rasa sayang terukir kian dalam. Ego untuk memiliki, menangkap sosok indah itu dalam dekapan dan tidak pernah melepaskannya kerap kali menjadi fantasi liar yang haus untuk diwujudkan.

Bersama dengan Shiying membuat Baili dan Xie Yun merasakan kebahagiaan hidup yang sempurna. Hubungan mereka terasa harmonis bagaikan keluarga, tidak pernah ada permasalahan yang berarti. Hanya ketika Shiying bertemu dengan Kaisar Hou, maka si kembar akan menunjukkan rasa tidak sukanya.

🍁ETHEREAL🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang