25. BAD DREAM

731 101 13
                                    

CHAPTER 25

Xie Yun dan Jenderal Tang Hao tengah berunding pagi itu ketika tiba-tiba seorang prajurit datang untuk melapor. Bukan melaporkan pergerakan musuh utama yaitu Kaisar Hou, melainkan untuk melapor bahwa beberapa prajurit telah menemukan jejak Shiying.

Mendengar laporan itu, Xie Yun menyudahi pertemuannya dengan Tang Hao dan bergegas pergi ke luar istana dengan membawa beberapa pasukan berkuda.

Untuk saat ini, yang terpenting adalah menemukan Shiying. Bukan untuk membunuh lelaki itu, Xie Yun lebih tertarik untuk membalaskan dendamnya dengan cara yang lain.

Kali ini Xie Yun tidak akan melepaskan Shiying begitu saja. Dia akan segera memiliki segalanya. Memiliki tahta, juga orang yang sangat dia cintai.

Sedangkan di dalam istana, Tang Hao menatap kepergian Xie Yun dengan ekspresi yang kurang bersahabat. Permaisuri Wu menghampiri Tang Hao. “Kau tampak tidak senang. Apa kau takut?”

Tang Hao mengalihkan tatapannya ke arah permaisuri, kemudian tersenyum. “Yang Mulia, bukankah seharusnya Anda juga tidak senang? Tidak, Anda adalah orang yang paling tidak senang jika putra mahkota membawa pendeta suci ke sini.”

Jemari tangan permaisuri terkepal erat. Jika saja ada lebih banyak klan yang membelot kepada kaisar, wanita itu tidak akan sudi untuk menerima tawaran Tang Hao. Tetapi di sisi lain, banyak hal menarik yang tidak ingin dia lewatkan. Fakta bahwa selama ini pendeta suci telah membesarkan dua pangeran dari dinasti musuh membuat permaisuri ingin tertawa. Bagaimana mungkin seorang Shiying dengan bodohnya memasukkan bayi harimau ke rumahnya sendiri. Kini, salah satu bayi harimau itu akan memangsa si pendeta suci yang telah membesarkannya. Tidak ada yang lebih menyenangkan dari ini. Murid yang selama ini dilindungi telah mengkhianatinya.

“Aku sudah tidak peduli dengan pendeta suci. Ada putra mahkota kalian yang akan mengurusnya untukku. Dan bukankah kalian akan mengurus kaisar juga?” Permaisuri Wu menyeringai.

Tang Hao tersenyum, kemudian mengalihkan tatapannya. Di sini, di benteng utama gerbang istana, Tang Hao melihat segalanya dengan sangat jelas. Sama persis dengan posisisnya delapan tahun yang lalu.

.
.
.

“Baili, menjaulah sedikit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Baili, menjaulah sedikit. Kenapa kau menempel seperti ini?”

“Aku takut terjadi sesuatu dengan Guru. Bagaimana kalau Guru tenggelam?”

Pagi itu, Shiying dan Baili melanjutkan perjalanan menuju perbatasan. Mereka tidak bergerak ke arah selatan untuk pergi ke wilayah Hou, melainkan bergerak ke timur laut untuk melewati perbatasan yang paling jauh. Melewati Youzhou dan pergi menuju Goguryeo.

Shiying pernah mendengar cerita tentang wilayah Goguryeo. Di sana, orang-orang menggunakan bahasa yang sedikit berbeda. Wilayah yang tidak kalah subur dibandingkan tanah Wei Utara.

Mereka berangkat sebelum matahari terbit pagi ini. Berjalan sangat jauh selama berjam-jam dengan kondisi tanah yang bersalju hingga akhirnya tiba di gunung ini. Mereka memang belum terlalu jauh, tetapi memutuskan singgah karena stamina Shiying tidak sebaik dulu. Ditambah mereka menemukan pemandian air panas. Baili tidak pikir panjang untuk mengajak sang guru berendam di sana, mengusir hawa dingin yang mereka rasakan di sepanjang perjalanan.

🍁ETHEREAL🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang