9. Eternal Beauty

973 162 103
                                    


A K U B U C I N S H I Y I N G 😔🙏

🌼🌼🌼🌼🌼

“Putra Mahkota?”

Putra mahkota tersenyum lembut menatap Shiying yang kini tengah berbaring di dalam kungkungannya, di tengah ladang bunga.

“Shiying, maukah kau pergi bersamaku?” tanya putra mahkota.

“Pergi?"

“Mn. Kita bisa pergi dari sini,” jawab Putra Mahkota Hou seraya membelai pipi Shiying. “Kau dan aku, kita akan pergi sejauh mungkin dari tempat ini dan menjadi rakyat biasa.”

Shiying mendorong pelan dada remaja tujuh belas tahun yang kini menindihnya. Lelaki itu mendudukkan diri, kemudian menggeleng pelan. “Putra Mahkota, tolong jangan bercanda seperti itu. Kaisar bisa salah paham jika sampai mendengarnya. Aku tidak mau kaisar menghukum Putra Mahkota lagi.”

“Aku tidak sedang bercanda. Aku sungguh-sungguh, Shiying!” seru putra mahkota. Pria itu mencengkeram kedua bahu Shiying, mendekatkan wajahnya, dan berucap dengan penuh keyakinan, “Aku bisa membawamu kabur dari sini dan kita berdua akan memulai hidup baru. Hanya kau dan aku---”

“Cukup!” seru Shiying, seketika menghentikan kata-kata yang hendak diucapkan putra mahkota. “Jangan pernah memikirkan tentang hal itu. Putra Mahkota adalah calon pewaris negara ini. Hidup ribuan orang bergantung padamu. Apa yang membuatmu berpikir bisa melarikan diri dengan mudah?!”

“Shiying?”

“Putra Mahkota masih sangat muda. Shiying memahami jika Anda belum memiliki tanggung jawab terhadap negara. Tapi tolong jangan pernah berpikir untuk lari dari semua itu.”

Putra mahkota tertegun dengan tatapan berkaca-kaca. Kata-kata yang diucapkan Shiying adalah sebuah penolakan baginya. Shiying baru saja menolaknya.

Tersadar akan ucapannya yang sedikit kasar, Shiying menundukkan wajah seraya meminta maaf.
“Maafkan aku, Putra Mahkota. Tapi ... akan lebih baik jika kita tidak bertemu dalam waktu dekat ini.”

Shiying perlahan bangun, hendak pergi meninggalkan putra mahkota yang masih terdiam menatapnya. Namun, tangan Shiying tiba-tiba ditahan oleh pria itu.
“Tidak. Jangan pergi!” mohon putra mahkota.

“Putra Mahkota, tolong lepaskan aku!”

Alih-alih melepaskan tangan Shiying, putra mahkota kini justru berdiri dan meraih pinggang Shiying, kemudian menggendong sang pendeta suci di bahunya.

“Akh! Putra Mahkota! Turunkan aku!” seru Shiying mulai panik.

Putra mahkota tidak menjawab. Pria itu masih bersikeras menggendong Shiying, berjalan menuju pepohonan di tepi taman kemudian menurunkan Shiying dengan kasar di bawah pohon itu.

Bruk!

“Akh! Putra Mahkota!”

Pandangan pemuda itu terlihat gelap, menatap tubuh Shiying mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki seolah ingin menelannya hidup-hidup.

“Shiying ....” Putra Mahkota menghimpit tubuh Shiying di bawah pohon. Pemuda tujuh belas tahun itu tidak peduli sekali pun Shiying lebih tua darinya. Memangnya kenapa kalau dirinya masih sangat muda? Apakah Shiying berpikir bahwa dirinya tidak mampu menjadi pelindung?

“Putra Mahkota! Hentikan!” Shiying membuang muka ke arah samping ketika wajah putra mahkota semakin mendekatinya.

“Kau tidak diizinkan untuk menolak! Ini perintah!” Suara yang tegas dan dalam itu membuat tubuh Shiying gemetaran.

Putra Mahkota menarik dagu Shiying agar lelaki itu menghadap ke arahnya, kemudian mengecup bibirnya dengan lembut. Kain sutra putih yang membungkus tubuh pendeta suci mulai dibuka. Melihat leher jenjang dan bahu mulus yang terekspos sempurna membuat putra mahkota tak kuasa untuk menahan diri. Pemuda itu mulai membenamkan wajahnya di ceruk leher Shiying, menghujani leher itu dengan ciuman. Bibirnya bergerak mulai dari sisi samping leher, naik ke dagu, kemudian turun ke bahu. Putra mahkota dapat melihat tanda suci di bahu Shiying, tapi hal itu tidak mengurungkan niatnya.

🍁ETHEREAL🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang