19. FLAWLESS HEART

610 127 16
                                    

🌼🌼🌼🌼🌼

Sejak hari itu, hubungan antara murid dan guru tidak pernah terasa sama lagi. Awalnya, memang terjadi kecanggungan yang hebat di antara keduanya. Namun, kini segalanya mulai berjalan dengan sangat natural. Kedekatan mereka lebih dari sekadar murid dan guru, namun bukan sepasang kekasih. Baili selalu menaruh rasa hormat kepada sang guru. Pemuda itu tidak pernah bersikap kurang ajar meskipun kini hubungan mereka semakin tak terpisahkan.

Shiying sendiri hanya mengikuti arus. Entah ke mana hubungan itu akan membawanya, yang Shiying tahu, dia merasa nyaman berada di samping Baili.

Pohon ara tua di sudut taman menjadi tempat yang bagus untuk memasang ayunan. Terdiri dari papan kayu sederhana dan dua utas tali yang diikatkan pada dahan pohon yang kokoh, Baili membuat sebuah ayunan untuk sang guru sejak seminggu yang lalu.

Tempat itu menjadi tempat baru yang disukai Shiying. Di sana, sang guru menghabiskan banyak waktu untuk membaca dan menikmati pemandangan daun yang berjatuhan di musim gugur.

"Guru," panggil Baili

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Guru," panggil Baili. Pemuda itu memberikan mantel hangat untuk sang guru.

Pagi ini, sama seperti pagi-pagi sebelumnya di mana Shiying duduk di ayunan buatan Baili. Shiying tengah membuat sebuah kaligrafi, sesekali mengalihkan tatapannya ke arah pintu gerbang kediaman.

Baili tahu bahwa sang guru masih mengharapkan Xie Yun kembali. Namun, saudaranya itu benar-benar telah menghilang tanpa jejak. Entah kapan mereka bisa bertemu lagi.

"Guru, apa Guru tidak bosan berada di rumah?" tanya Baili.

"Bosan?"

"Mn. Kita bisa pergi ke luar kalau Guru mau," jawab Baili.

Shiying tersenyum tipis. "Bagaimana denganmu? Apa kau merasa bosan menemani Guru di sini?"

"Bukan begitu maksudku. Aku ... aku hanya ingin mengajak Guru berkuda. Sudah lama kita tidak berkuda," ucap Baili.

Shiying sesaat menatap Baili, kemudian tersenyum dan mengangguk. "Baiklah," jawabnya.

Mereka berangkat pagi itu juga. Hanya membawa satu kuda, Shiying menunggangi kuda yang sama dengan Baili. Baili berpikir bahwa kondisi sang guru masih lemah, tidak tega membiarkan sang guru menunggangi kuda sendirian.

Awalnya Shiying menolak dengan alasan bahwa kondisi tubuhnya telah membaik. Namun, Baili memaksa hingga akhirnya Shiying setuju untuk menunggangi kuda yang sama dengan pemuda itu.

Posisi Shiying duduk di depan, membuat Baili tidak sengaja memeluknya ketika pemuda itu memegang tali kekang kuda.

Kegiatan berkuda menyusuri hutan dimulai. Kuda mereka bergerak pelan. Keduanya menikmati pemandangan daun yang menguning dan berguguran.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍁ETHEREAL🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang