13. Cold Summer

631 136 16
                                    

Happy birthday LinglingZhan wish u a happiness, always ❤️

🌼🌼🌼🌼🌼

Tiga bulan berlalu setelah kejadian itu. Musim panas yang begitu cerah dan terik telah tiba, tapi sayangnya musim panas yang hangat tidak mampu mencairkan rasa dingin antara Shiying dan dua muridnya. Tidak hanya dengan mereka saja, hubungan dengan kaisar juga mulai renggang.

Setelah kejadian pagi itu, Shiying  bersikap sangat dingin kepada Baili, membuat pemuda itu sadar bahwa sang guru telah mengetahui perbuatannya.

Baili tidak tinggal diam. Dia sudah berkali-kali meminta maaf, tapi Shiying masih saja bungkam. Sang guru tidak menghukumnya, tapi juga tidak menerima permintaan maafnya.

Xie Yun terasa semakin jauh selama tiga bulan belakangan. Pemuda itu sering pergi ke luar di pagi hari dan baru kembali setelah malam tiba. Bahkan beberapa kali Shiying menyadari Xie Yun tidak pulang ke kediaman. Entah pemuda itu pergi ke mana dan apa yang dia lakukan. Shiying sama sekali tidak bisa mendapatkan penglihatan tentang Xie Yun selama tiga bulan ini. Shiying juga beberapa kali mengajaknya bicara. Namun, Xie Yun terkesan acuh, pemuda itu hanya menjawab bahwa dirinya pergi berlatih, ke kota, atau mencari tanaman obat. Anehnya, Xie Yun tidak pernah pergi bersama Baili. Pemuda itu pergi sendirian.

Mengenai kaisar ... pria itu belum menemui Shiying lagi sejak pertemuan terakhir mereka. Shiying juga tidak ingin pergi ke istana dan memilih untuk tidak peduli.

Suasana selama tiga bulan belakangan terasa seperti musim salju yang panjang. Padahal, seharusnya mereka bersenang-senang di musim semi dan bersuka cita menyambut musim panas yang cerah.

.
.
.

Payung kesayangan digelar untuk melindungi diri dari terik matahari. Shiying berjalan-jalan di sekitar taman kediamannya siang itu bersama Baili yang setia mengikuti di belakang.

Xie Yun lagi-lagi pergi ke luar di pagi buta. Shiying tidak mendapatkan penglihatan ke mana pemuda itu pergi. Suasana hati yang tidak baik membuat Shiying hanya melihat kegelapan selama tiga bulan ini.

“Guru?”

Panggilan dari Baili tidak membuat Shiying menghentikan langkah atau menjawabnya. Shiying masih mengacuhkan pemuda itu.

“Guru, aku mohon ... lihat aku!” pinta Baili.

Shiying lagi-lagi mengacuhkan. Tidak berniat untuk menjawab pemuda itu maupun sekadar menatapnya.

Perlakuan sang guru membuat Baili putus asa. Berbagai ungkapan maaf terus dia ucapkan selama tiga bulan ini, tapi sang guru tak kunjung memaafkan. Sang guru bahkan enggan untuk bicara dengannya.

“Guru. Apa yang harus aku lakukan agar Guru mau memaafkanku?”

Shiying masih tetap mengabaikan pemuda itu, seolah dirinya memang berjalan sendirian tanpa ditemani oleh siapa pun.

“Guru! Guru!” Baili menjatuhkan dirinya di kaki sang guru, memeluk erat kaki Shiying hingga sang guru tidak dapat melanjutkan langkah.

“Guru! Guru boleh menghukumku, memukulku, memarahiku! Tapi aku mohon jangan seperti ini, Guru. Jangan mengacuhkanku!” Baili memohon dengan wajah putus asa.

Ini mengingatkan Shiying dengan masa-masa ketika si kembar masih anak-anak. Hanya setinggi dadanya. Mereka dulu sering memeluk kaki Shiying seperti ini ketika sedang merengek dan meminta sesuatu.

“Guru ....”

“Kau tahu apa yang sudah kau lakukan?” tanya Shiying dengan nada dingin.

“Aku tahu, Guru. Maafkan aku,” jawab Baili.

🍁ETHEREAL🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang