twenty two ; flesh and blood.

10.2K 1.1K 68
                                    

Alasan utama Lee Jeno membenci Julia dan Agatha adalah satu hal,

mereka sudah membunuh ibunya.

Kejadian waktu itu yang sering ia sebut-sebut dengan Jaemin bukanlah soal dimana ia hampir diracuni oleh wanita picik itu, tetapi hari dimana rumahnya sengaja dibakar habis!

Kedua wanita itu memang sudah bekerja sama sebelum ia bahkan tahu. Waktu itu rumahnya hanyalah mansion tanpa tingkat, tidak semegah yang ia punyai saat ini, dan ia masih tinggal dengan kedua orangtuanya.

Pada hari itu, seseorang menyelusup di mansionnya.

Entah Jeno yang terlampau bodoh atau telat mengetahui, ia mengira bahwa orang itu berniat mencuri. Ia mencari dengan gila apa yang dicuri dari rumahnya pada dini hari, Ayahnya terbangun dengan malas karena anaknya itu begitu berisik menggeledah segala tempat.

"Dad. Ada seseorang yang masuk kesini tadi, aku melihatnya sebelum kabur lewat jendela." Lelaki itu menunjuk jendela yang tertutup rapat. Pencuri itu benar-benar sopan, ia menutup rapat lagi jendela yang sudah ia bobol. "Tapi aku tak tahu apa yang ia curi."

Donghae menghela nafasnya. Ia menatap sekeliling rumah yang terlihat seperti kapal pecah, "Kelihatannya justru yang nampak seperti mencuri adalah dirimu."

Blar!

Ada suara ledakkan yang cukup besar saat mereka berdua sibuk berbincang. Mansion yang mereka miliki ada di tengah-tengah pemukiman yang ramai, Jeno bisa mendengar suara seseorang menjerit di sebelah rumahnya. "Suara apa itu?"

Tiba-tiba, bau terbakar memenuhi indera penciumannya.

Jeno segera berlari, ingin melihat apa yang terjadi di luar sana. Tapi, kenop pintu yang ia pegang terkunci. "Dad! Dimana kunci pintu ini?!" Tanyanya panik, bau asap semakin tercium dengan pekat. Donghae menghampirinya, menatap bingung keadaan sekitar rumah dengan jeritan-jeritan warga.

"Kebakaran...! Kebakaran...!" Ia samar-samar mendengar teriakan dari mereka, Jeno terus mencari-cari kunci, sebelum kedua ayah dan anak itu saling bertatapan. Yang pencuri itu curi adalah kunci rumah ini!

"Sial!" Jeno terus berusaha mendobrak pintu itu, sementara Donghae melihat bagian belakang mansion yang berbau asap pekat. Dan benar saja, bagian belakang tempat dapur mereka terbakar!

"Cepatlah! Jikalau api itu menyentuh gas, tamatlah kita!" Teriak Donghae sembari membantu mendobrak pintu itu. Tapi pintu ini memang tebal dan memiliki proteksi khusus, sedikit sulit untuk mendobraknya—sementara api sudah menjalar kemana-mana. Sial apakah tidak ada yang akan memanggil pemadam kebakaran?! Jeno terbatuk-batuk ketika asap itu semakin pekat. Mansion ini cukup kecil, jikalau api itu benar-benar mencapai tabung gas—mereka akan menjadi mayat hangus disini.

"Panggil ibu!" Teriak Donghae sembari terus mencari jalan keluar, ia berusaha mendobrak jendela—dan menyadari satu hal, ujung jendela ini diberi lem perekat! Ada yang berusaha membunuh mereka bertiga di dalam rumah ini!

Jeno terbatuk keras saat ia mencapai kamar ibunya, mengetuknya dengan cepat sembari berusaha mendobraknya. Bau asap itu benar-benar mengganggunya dan panas api membuatnya berkeringat deras. Ia tidak akan bisa bertahan lama disini. Lelaki itu berusaha sekuat tenaga mendobrak pintu sebelum—

Boom!

Api itu mencapai tabung gas, ledakan besar langsung terjadi setelahnya. Bersamaan dengan kedua matanya yang tertutup, suara sirine pemadam kebakaran terdengar dengan samar. Setelah itu—Jeno tidak begitu ingat apa yang terjadi. Hal yang ia temui setelah ia membuka matanya, ia ada di rumah sakit. Dengan luka bakar parah di kedua tangan dan kaki kirinya, ia hampir menjadi mayat hangus jikalau terlambat diselamatkan sedikit saja.

interfectorem | norenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang